gambar
Saraswatichandra sinopsi episode sebelumnya, Kumud memberitau Danny siapa sebenarnya yang dicintainya. Dannypun
tau kalau Kusum mencintai Saras, ia kecewa Saras menyembunyikannya,
Saras memaklumi, siap menerima hukuman atas kesalahannya itu.
Sinopsis serial Saraswatichandra episode 212 dan
213,
dimulai dengan teriakan Pramad pada Kalika bahwa ia tidak berubah.
Kalau dia berubah, maka Kusum dan Mohan pastilah sudah menikah saat ini.
Kalika melihat Pramad sambil mengajukan pertanyaan, “Apakah MMS itu?”.
Pramad tertawa
Saraswatichandra episode 212 213 09
Kalika masuk sok akrab, “Aku membuat teh untuk orang-orang, apa kau juga mau?”, menaroh nampan teh yang dibawanya di meja. Kalika berdiri memperhatikan Kusum yang gelisah dengan meremas-remas tangannya, “Boleh ku katakan sesuatu Kusum? Aku bisa mengerti rasa sakitmu lebih daripada yang lain. Kau tau, aku mencintai Pramad sejak masih anak-anak. Aku bahkan bermimpi bisa menikah dengan Pramad. Suatu hari, dia mengkhianatiku”. Kusum membalikkan badannya, berjalan ke arah tempat tidur, “Silahkan kau pergi, aku bisa buat teh sendiri”.
Kalika langsung menyahutnya, “Apa kau yakin Kusum? Tapi pikiranku, bagaimana membuat pikiranmu berubah. Aku sendirian, tapi aku tidak menerima kekalahan begitu saja. Aku bertemu Yash. Kalau aku menikahi Yash, bukan anya menyayanginya, aku juga menjadi anggota keluarganya”. Kalika mengucapkan kalimat teakhir dengan merapatkan gerahamnya. Pikiran Kusum sepertinya mulai ‘termakan’ umpan Kalika.
Saraswatichandra episode 212 213 11
Kalika memutar badannya dengan menunjukkan seakan ia bahagia, mendekat ke hedapan Kusum berdiri, “Hmm, lihatlah aku sekarang. Kusum aku hanya ingin memberitaumu, kau cantik dan masih muda. Jangan buang waktumu hanya untuk menangis. Sebenarnya, Danny datang kemari untuk mengelola perusahaan”. Mata Kusum langsung membesar, Kalika memperhatikan, ‘umpan’nya sudah terpasang di kail.
Kalika melangkah ke arah meja tempat menaroh teh, “Sebenarnya aku mendengar percakapan Saras dan Kumud”, *Padahal yang dia kuping pembicaraan Saras, Vidya dan Yash di teras tadi*. Kusum terlihat mangkel memabyangkan Kumud dan Saras membahas nasibnya. Kusum mulai terbakar cemburu. Kalika menuangkan teh ke cangkir, “Kau tau Kusum, semua akan baik-baik saja, kau jangan khawatir. Hilangkan rasa sedihmu itu”. Kalika tersenyum, ia berdiri membawa nampannya, melenggang ke luar kamar.
Kusum terduduk di pinggir tempat tidur sambil berbicara sendiri, “Iy, semua akan baik-baik saja, kecuali aku”. Kalika menoleh ke arahnya dari luar kamar dengan tersenyum puas, semua berjalan sesuai rencananya.
Saraswatichandra episode 212 213 13
Saras sampai di rumahnya, memanggil Danny. Dia melihat sekeliling, mengecek ruang lain, “kemana dia pergi, dia bahkan tidak menajawab telponku”. Saras berdiri di tengah ruang tamu rumahnya, berpikir, tiba-tiba matanya bergerak cepat, ia seperti ingat sesuatu.
Saras berlari menaiki tangga menuju kamar Danny, memeriksa almari pakaian, laci-laci meja. Saras berdiri sambil berpikir dan berkata, “Paspor dan pakainnya tidak ada. Jangan-jangan dia…..”. Saras berlari lagi turun.
Di mobil yang membawanya, Danny menyandarkan kepalanya ke jok sambil melamun. Ia melihat foto-foto bersama Kusum di poselnya, ia terbayang saat ia mengikatkan gelang ke tangan Kusum. Terbayang saat ia dan Kusum saling kejar kemudian terduduk lemas di lantai sambil tertawa, kemudian mereka mengambil foto-foto selfie. Danny memejamkan matanya, menyandarkan kepalanya lagi, terbayang saat dia membujuk Kusum yang sedang ngambek dengan mengunci diri di kamar, berkat bujukannya Kusum mau bicara dan tersenyum lagi.
Saraswatichandra episode 212 213 14
Saras yang sedang menyetir dengan wajah panik mencoba menelpon lagi. Danny mengangkat panggilannya. Saras dengan cemas bertanya dimana keberadaan Danny. Danny menjawab, “Dengar, aku mau ke Dubai selamanya dan tolong jangan beritau dia, aku tidak punya tempat dihati Kusum bahkan sebagai teman sekalipun”. Danny menutup telpon. Saras semakin panik.
Danny turun dari mobil, sampai di Bandara. Saras menelpon maskapai penerbangan dengan wajah panik dan suara cemas, marah pada operator karena tidak segera menjawab telponnya. Saras dengan tidak sabar menanyakan jam penerbangan ke Dubai. Operator minta ma’af karena penerbangan baru saja lepas landas. Saras, terpana, tercenung, pupus sudah semua rencananya.
Saraswatichandra episode 212 213 15
Saras kembali ke rumah. Masuk rumah dengan langkah gontai. Duduk di kursi termenung, menutup wajah dengan kedua telapak tangannya, termangu, bergumam, “Apa yang kau lakukan Danny? Kenapa kau meninggalkan kakakmu ini sendirian disini?”. Wajah Saras sangat sedih.
Tiba-tiba, terdengar suara Danny, “Aku memang selalu pergi sendiriankan”. Saras menoleh, disana Danny berdiri dengan wajah masih kesal, sambil memangku kedua tangannya. Saras beridiri tersenyum, memeluk Danny dengan haru, mengusap kepalanya. Danny tetap aja memangku kedua tangannya dengan wajah kaku.
Saras melepaskan pelukannya, memegang pundak Danny, “Aku tau, kau takkan pergi kemana-mana Danny”. Danny melepaskan tangan Saras, “Aku memang ingin pergi Kak. Tapi ada yang menghentikanku”. Saras bingung.
Saraswatichandra episode 212 213 17
Kumud melangkah masuk, berdiri di antara Danny dan Saras, berbicara pada Danny, “Walau kepercayaan dalam keluarga sudah memudar, tapi keluarga kita tetap utuh”. Danny melihat Kumud dan wajah kesalnya sedikit mengendor. Saras hanya berdiri menatap Kumud.
Kumud mengambil sesuatu ke dalam tasnya, menyerahkannya ke Danny, “Aku berharap, aku tidak harus merebutnya darimu”. Danny menerima paspornya dari tangan kakak iparnya itu. Kumud tersenyum.
Saraswatichandra episode 212 213 18
Kumud menoleh ke Saras, Saras mengangguk. Kumud melangkahkan kakinya dari ruangan situ. Saras mengejar, “Terima kasih Kumud. Kau sudah mendukungku”. Kumud berhenti dan langsung menjawab, “Jangan salah paham. Aku mengajak Danny kembali karena aku ingin melihat Kusum bersamanya. Adikkulah yang telah mendukungku, bukan kau”. Kumud melanjutkan langkahnya.
Saras menatap punggung Kumud dengan tatap cinta, “Tidak peduli apapun yang kau katakan, aku tau itu, kalau kau tetap bersamaku. Sekarang Danny sudah kembali, aku akan memilahnya”. Saras tersenyum.
Pramad sedang di mobil saat melihat dari spion mobil Saras dan Kumud berjalan bersama. Lebih tepatnya Saras mengikuti langkah Kumud saat meninggalkan rumahnya, sambil berbicara “Aku tau kau belum melakukannya demi diriku, tapi kau tau kalau Kumud sudah melakukannya demi dirimu. Yang kuinginkan sudah jadi, tinggal memperbesar, Danny dan Kusum bersama-sama, lalu”.
Kumud langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke Saras, dengan sedikit emosi, “Lalu mereka bersama lagi, mereka berbaikan seperti dulu lagi, kau melakukan ini butuh dukungankukan”. Saras menjawab dengan tenang, “Kau melakukan hal yang sama saat ini. Kau memang orang yang egois”. Deg! Kumud menoleh ke Saras. Saras berkata dengan menatap mata Kumud, “Aku juga orang yang egois demi orang yang ku cintai. Tapi aku ingin semua orang juga bahagia, karena itulah aku merasa yakin membuat kehidupan kita jadi baik”. Kumud menoleh ke Saras, diwajahnya mulai terbias senyum. Pramad terus mengawasi dua orang itu dari dalam mobilnya.
Pramad turun dari mobil, menunjukkan keberadaannya dengan terbatuk-batuk. Kumud dan Saras terkejut melihatnya. Pramad beralasan, “aku hanya lewat dan tiba-tiba aku merasa tidak sehat, jadi saya berhenti, jika aku tahu kalian berdua di sini, saya akan pergi mencari jalan lain”
Pramad berbasa basi, “Aku merasa senang melihat kalian berdua bersama-sama, aku berharap kalian tetap bersama dan bahagia dan tidak ada yang datang di antara kalian”. Saras dan Kumud hanya mendengar semua ucapan Pramad tanpa ekspresi apapun, datar. Tapi tetap menduga-duga kemana arah pembicaraan itu.
Pramad menatap Kumud, “aku tidak punya nyali untuk memberikan surat cerai langsung padamu, jadi aku memberikannya kepada ayahmu, aku sudah menandatanganinya”. Kumud Saras terkejut. Kumud berkata, “Apa?!!”
Pramad menoleh ke Saras, ” Jika kau tak keberatan, aku ingin berbicara dengan Kumud secara pribadi untuk terakhir kalinya”. Kumud meyakinkan Saras lewat matanya. Saras menjawab, “Baiklah”, ia beranjak, berdiri agak menjauh dari situ, tetap mengawasi dengan matanya.
Pramad mengatakan pada Kumud bahwa tidak ada satupun yang bisa menghentikannya sekarang, Kumud bebas, bisa bersama Saras. Pramad memberitau, “aku bakal ke Amerika untuk menjalani pengobatan, aku tidak ingin menyakitimu dengan membuat kita bertemu lagi”.
Pramad meminta maaf kepada Kumud, “Jika mungkin, maafkan aku, aku telah memberikan banyak rasa sakit, tapi aku akan berdoa untukmu bahwa kehidupan tidak membawa kita berhadapan satu sama lain”. Pramag menaroh telapak tangannya di kepala Kumud, tersenyum. Pramad mau masuk mobil. Mata Kumud melihat ke arah stri mobil, disana ada kalender yang sebelumnya gulungannya di puter-puter Pramad. Kumud mengambilnya.
Pramad menatap Kumud. Kumud menunjukkan kepadanya kalender dengan tanya. Pramad bilang, “aku mencoba untuk melakukan beberapa pekerjaan yang baik dan menandainya di kalender”. Wajah tegang Kumud mulai mencair, sambil tersenyum tipis, berkata, “Kau akan melakukan pengobatan, tidak ada yang lebih penting bagiku selain itu”. Kumud membuat tanda di kalender. Berkata lagi, “jika kau butuh sesuatu maka … ..”. Pramad menyambung, ” datang kepada mu?”. Kumud tersenyum, “Pikirkan, aku yakin kau sanggup dan semoga menemukan hal-hal baik disana”. Pramad tersenyum dan pergi dari situ.
Saraswatichandra episode 212 213 20
Saras mendekat ke tempat Kumud berdiri, “ia memberikan perceraianmu, apakah kau pikir benar?”. Kumud menjawab, “ia telah berubah, tidak perlu diragukan lagi”. Saras menambahkan, “itu yang mau ku katakan, lupakan masa lalu. Sekarang percayalah, kita bisa membawa Danny dan Kusum bersama-sama. Pernikahanmu adalah satu kepalsuan, itu tidak bisa membuat kita terpisah. Hubungan kita sangat kuat. Saat sedang menunggu perceraian, aku tahu bahwa kita bersama-sama dan akan selalu”. Kumud menatap Saras dengan tatap senyum.
Saras mengantarkan Kumud pulang. Kusum cemburu melihat Saras dengan Kumud. Kalika melihat Kusum dan menghasut Kusum, betapapun Saras menutupi diri dari Kumud, Kumud akan selalu hadir untuk Saras dan mereka akan sellau bersama karena ikatan bathin mereka sangat kuat. Kusum mulai termakan hasutan Kalika, doi cemburu.
Saraswatichandra episode 212 213 21
Sementara itu, Kumud yang mulai bisa tersenyum dan memahami sikap yang dipilih Saras dengan menikahkan Kusum Danny, masuk kamar. Di kamar dia bingung tidak melihat Kusum, saat melongok-longok bingung itu lah Kusum masuk dengan wajah cemberut. Kumud bertanya Kusum dari mana. Kumud menjawab dengan nada dan wajah kesal kalau ia tak kemana-mana, ia balik bertanya dengan nada marah, Kumud sendiri dari mana.
Kumud menjelaskan kalau dia dari bandara menghentikan Danny yang mau ke Dubai selamanya, dia sampai harus merebut paspor Danny untuk menghentikannya. Kusum marah mendengar jawaban Kumud itu, kenapa dia diperlakukan seperti boneka, harusnya apa yang dilakukan Saras Kumud, ia juga dilibatkan. Kusum berteriak ke Kumud kenapa Kumud tidak kembali aja ke Pramad dan melakukan tugasnya sebagai seorang istri, karena ia juga bisa mengurus dirinya sendiri.
Dugba yang mendengar ucapan Kusum yang memarahi Kumud itu, masuk ke kamar dan gantian memarahi Kusum, kok Kusum bisa setega itu, padahal Pramad sudah menandatangani surat cerai untuk Kumud. Eh Kusum malah mau mengirim kakaknya itu lagi ke hidup Pramad. Kusum membela diri dengan nada marah kalau Pramad sudah berubah dan mau berobat, harusnya Kumud mendampingi.
Dugba yang ingin memarahi Kusum terhenti karena masuknya Guniyal yang memberitau bahwa ayah mertua (Ayah Vidya dan Dugba) kena serangan jantung, mereka harus segera ke sana. Dugba langsung shok karena dia sudah lama juga tidak melihat ayahnya. Guniyal meminta Kumud Kusum untuk bersiap juga.
Saraswatichandra episode 212 213 22
Dugba dan Guniyal bergegas ke bawah, di dekat meja telpon sudah berkumpul ibunya Yash, Yash, dan Kalika. Dugba sambil menangis mendengar Vidya yang masih menelpon. Kumari mau memeluk ibunya itu saat Kumud dengan mata berair mengatakan kalau keluarga harus bersatu menghadapi berita mengejutkan itu. Guniyal menyodorkan segelas air ke Dugba untuk menenangkan diri.