Di kamarnya, sambil membakar surat, Amakyaokar berkata, "achari
Chanakya, kau adalah pemimpin politik yang hebat tapi sekarang aku akan
mengambil tempatmu." amakyaokar tertawa senang dan membuang kertas yang terbakar
di tangannya. Seorang prajurit bersenjata mengendap-endap di belakangnya.
Amakyaokar merasakan kehadiran prajurit itu. Dengan cepat dia berbalik, tapi
begitu dia berhadapan dengan si prajurit, secepat kilat pula si prajurit suruhan
Justin itu menikamkan pisau tepat ke jantungnya. Guru Amakyaokar tak sempat
menjerit, tubuhnya seketika jatuh ketanah dalam keadaan tak bernyawa. Begitu
korbannya mati, si prajurit suruhan Justin segera kabur dari tempat itu. Tak
lama kemudian prajurit suruhan Bindu datang dan terkejut melihat guru Amakyaokar
sudah tak bernyawa.
Prajurit bergegas memberitahu Bindu kalau Amakyaokar tewas di
bunuh. Semua orang terkejut dan prihatin. Justin dan Helena saling bertukar
pandang dan tersenyum. Chanakya dengan prihatin berkata, "kita menyebut namanya
dan dia tewas di bunuh. Ini membuktikan siapapun pelakunya, dia berjalan dua
langkah di depan kita. Tapi dia juga harus tahu, kalau tidak sulit bagi kita
untuk melompat dua langkah. Segera aku akan mencapai mereka dan mengetahui apa
rencana mereka berikutnya, samrat."
Dengan marah, Helena bergegas ke kamarnya. Justin mengejarnya
sambil memangil namanya. Tapi Helena tak perduli. Sampai di kamar, dia segera
meluahkan amarahnya dengan membanting perabotan. Justin hanya bisa melihat
dengan rasa bersalah. Helena bertanya kemana perginya penyerang itu? Kenapa dia
tidak menyerang Bindu? Justin mengingatkan Helena agar bicara perlahan, karena
Chanakya memiliki telinga yang besar dan bisa menguping pembicaraan mereka.
Helena sangat penasaran dan heran, "kemana perginya penyerang itu? Kenapa dia
tidak datang?"
Penyerang yang di tunggu-tunggu Helena sedang di siksa oleh
prajurit Chanakya di penjara khusus di saksikan oleh Chanakya dan Radhagupta.
Prajurit menyuruh si penyerang mengatakan siapa yang mengirim dirinya. Tapi
penyerang itu tetap bungkam, walaupun sudah di siksa begitu rupa. Radhagupta
bertanya bagaimana Chanakya bisa tahu kalau Bindu akan di serang? Chanakya
berkata kalau tidak ada yang lebih penting bagi sebuah negeri selain samrat. Dan
Chanakya punya perasaan kalau konspirasi itu adalah untuk membunuh samrat
Bindusara sedangkan masalah air minum adalah sebagai pengalih perhatian saja.
Karena itu dia meminta prajuritnya agar selalu waspada.
Kilas balik memperlihatkan bagaimana si penyerang
mengendap-endap di dean kamar bindu dengan belati terhunus siap untuk
menrobohkan penjaga. Tapi ptajurit Chanakya terlebih dulu menyergapnya dan
membawanya pergi tanpa menimbulkan keributan.
SELENGKAPNYA KLIK DIBAWAH
ARTIKEL TERKAIT Sinopsis JODHA AKBAR