http://hrn07.blogspot.com
Masih scene pengadilan...
Helena : "Kau tidak bisa melakukan hal ini."
Justin : "Aku telah melakukannya dan itu adalah kebenaran."
Helena : "Ini tidak benar. Aku tau kau tidak bersalah."
Justin pada Helensa : "Aku tau ibu tidak percaya dengan semua ini, tapi
biarkan semua orang tau kebenarannya, biarkan saudaraku tau bahwa
akulah api di rumah ini."
Justin pada Bindusara : "Ya Yang Mulia,
itu aku. Itulah mengapa aku menerima lamaran pernikahan, aku
memperbolehkan batu yang mudah terbakar masuk ke Pataliputra, aku ingin
melihat keluarga, istri dan putramu hangus terbakar."
Bindusara : "Mengapa kau begitu marah dan benci? Aku selalu menghormati dan menyayangimu."
Justin : "Kau selalu memberiku permohonan, jika kau memang ingin
menghormatiku maka kau harusnya melakukan keadilan untukku tetapi tidak,
Magadha tidak pernah berlaku adil terhadap orang-orang Yunani, kami
dipandang sebagai orang asing bahkan setelah bertahun-tahun.
Ibuku telah dimenangkan oleh Chandragupta Yang Agung, tapi ibuku tidak
pernah dihargai. Aku adalah pesaing untuk tahta ini tapi mengapa aku
tidak mendapatkannya? Apa karena ketidakmapuanku
sehingga bukan aku yang dipilih? Aku tidak mampu tapi Acharya Chanakya
telah memainkan permainan yang membuatku jauh dari tahta ini. Aku akan
menjadi penguasa tapi tidak bisa karena aku hanyalah pangeran tanpa
otoritas apapun. Aku terus berlari di belakang Bindusara tapi apa yang
kau lakukan Bindusara? Kau selalu berpikir tentang putra-putramu sebagai
ahli waris tapi apakah pernah kau berpiki tentang aku? Ketidakadilan
yang dilakukan Chandragupta Maurya padaku, kau bisa memperbaikinya
dengan memberika tahta kepadaku tapi kau tidak melakukannya karena kau
tidak mempercayai kemampuanku juga.”
Bindusara : “Saudaraku, jika kau mempunyai banyak permintaan, kau bisa memberitahuku sebelumnya.”
Justin : “Apa yang kau lakukan nanti? Apa kau akan menyerahkan tahtamu
padaku? Kau akan memberikan permohonan lagi, dengan begitu semua orang
akan memanggilmu Yang Agung, ketika seorang adik memberikan tahtanya
pada kakaknya. Aku tidak ingin mendapatkan tahta dengan mengemis. Yunani
tidak akan pernah bisa menerima permohonan ini jadi aku putuskan apa
itu milikku.”
Semua tercegang.
Justin : “Aku akan merebutnya
dngan kekuasaanku itulah mengapa aku membuat konspirasi ini, aku tidak
mengatakan apa-apa pada Helena karena aku tau dia akan memberitaumu
itulah mengapa aku bahkan tidak memberitaukan Nicator mengenai ini.”
Chanakya : “Jika kau memang terlibat dalam konspirasi ini dan ingin
mengatakan yang sebenarnya lalu mengapa kau membunuh Varahmir?”
Justin : “Itu karena aku tidak ingin masa depanku akan diputuskan oleh
Varahmir, tidak hanya itu, bahkan aku mencoba untuk membunuh Bindusara
dua kali sebelumnya, apa pun yang kulakukan itu benar menurutku dan aku
menerimanya.”
Noor menangis, Helena tegang.
Justin : “Aku sedih karena semua hidup.”
Mir hendak menghunuskan pedangnya ke Justin namun Bindusara menghentikannya.
Bindusara : “Menurut pernyataan Justin, sudah jelas bahwa Acharya
Chanakya tidak bersalah, aku memberi pengampunan untuk penahanan
rumahnya. Karena dia dan Ashoka, aku menghentikan diri sendiri dari
tindakan ketidakadilan dan saudaraku telah menerima kejahatannya, dia
juga harus ditangkap sekarang, dia akan diberikan hukuman mati disertai
Rajaji.” semua kaget. Akramak menahannya. Prajurit menempatkan rantai di
leher, tangan dan kakinya. Helena menangis, begitu juga dengan Noor.
Justin dibawa dari sana.
fb.com/ashokasamratantv www.desi-tashan.com
Justin berjalan menuju penjara, semua sorakan prajurit terhadap dirinya
bahwa ia adalah pengkhianat. Ashoka melihat ini dari jauh. Justin
mengatakan “Aku tidak melakukan sesuatu yang salah, jika aku mendapatkan
kesempatan (lagi) aku akan melakukan hal yang sama seperti ini jadi
lebih baik tahan aku jika aku bebas maka akan berdampak buruk bagi semua
orang.” dia pergi, Helena datang ke sana dan mengatakan “Mengapa kau
lakukan ini Justin?”
Justin dibawa ke penjara, ia kurung dalam sel tahanan. Rajaji melihat dia.
“Kenapa kau berada disini? Apa yang terjadi? Varahmir menceritakan semuanya? Bagaimana dengan putriku?”
“Aku membunuh Varahmir dan aku akan membunuhmu juga.” Namun sebelum itu beneran terjadi, prajurit datang menghentikannya
.
“Bagaimana dengan putriku? Aku ingin bertemu dengan Yang Mulia...” ia
terus berteriak agar dibawa kehadapan Bindusara, ia menangis.
Dharma datang menemui Ashoka.
“Apa yang kau pikirkan?”
“Sebelum aku melihat keluarga bangsawan ini...Aku memiliki beberapa
arti mengenai kakak. Kakak adalah mereka yang melindungi dia yang lebih
muda, yang menunjukkan mereka jalan, yang mendapatkan bahagia dalam
keberhasilan mereka, saudara-saudara
adalah teman terbaik tapi di sini saudara adalah musuh, hari ini Justin
melakukannya, Aku tidak tahu apakah Sushima akan melakukannya besok?
Apa yang orang pelajari dari mereka? Tidak ada yang bisa orang-orang
teladani mereka, melihat ini, aku senang bahwa aku tidak punya saudara.”
“Ini bukan tentang hubungan darah melainkan pemikiran. Ketika kita
memiliki kekuatan, kita memiliki amarah dalam diri kita dan kemarahan
membawa sisi terburuk untuk kita, manusia mulai melakukan hal yang salah
dan kadang ia tidak menyadari kesalahannya, ia berpikir ia benar, ini
membuat dia pergi menuju kehancuran.”
“Jika posisi dan kekuasaan
membuat pria berpikir seperti itu apa perlunya semua ini? Tidak bisakah
kita memiliki masyarakat di mana tidak perlu kekuasaan, tidak ada
perbedaan antara raja dan rakyat?”
“Untuk itu kita perlu seseorang
yang telah berpikir seperti ini, yang berpikir bahwa apa pun yang dia
akan lakukan hanya untuk kebaikan umat manusia, yang berbuat bukan hanya
untuk dirinya sendiri tetapi untuk umatnya, di mana dasar pemerintah
adalah cinta, hormat, di mana orang tunduk kepadanya karena menghormati
bukan karena takut, yang berpikir bahwa bahkan tubuhnya bukan miliknya
melainkan untuk melayani orang.”
“Di mana kita akan mendapatkan orang seperti itu?”
“Dia bisa berada di mana saja, mungkin kau salah satunya?”
“Bagiku, panglima sudah cukup untuk melindungi samrat, aku sangat sedih
memikirkan apa yang raja lalui nanti? Aku ingin bersamanya.”
Dharma
memberkatinya, Ashoka pergi. Setelah Ashoka pergi Dharma mengatakan
“Kau benar, bagaimana Yang Mulia akan menanggung semua ini?”
Chanakya berkata kepada Radhagupta “Jika Yang Mulia Bindusara tidak
melihat sejarah maka sejarah (sebelumnya) dapat terulang dan akan
menempatkan Magadha dalam bahaya. Aku yakin Helena dan Nicator lebih
terlibat dalam konspirasi ini dari Justin, setelah kematian Justin,
Helena akan membawa badai untuk membalas dendam.”
Nicator sedang mencuci tangannya, Chanakya datang kepadanya.
“Apakah kau mencuci kejahatanmu dengan darah cucumu? Kau telah
membuktikan dihadapan semua bahwa kau tidak bersalah tetapi kita tahu
kebenaran.”
“Kau tidak bisa memberikan hukuman kepada seluruh
keluarga hanya untuk perbuatan seseorang, aku tidak percaya Justin
melakukan semua ini, aku sedih tentang hal itu.”
“Aku tau kau
memiliki sepiring penuh makanan untuk mengurangi kesedihanmu. Jika dia
adalah orang lain maka ia tidak akan mampu menelan airnya.”
Nicator marah dan pergi.
Radhagupta mengatakan “Aku telah belajar dari Anda bahwa kita harus
selalu tenang dan tidak marah tetapi aku merasa bahwa Anda tidak tenang.
Apakah tidak ada cara untuk mengatakan yang sebenarnya pada Yang
Mulia?” Chanakya mengatakan “Ada satu cara, Helena, dia adalah ibu
kandung Justin. Cara putranya menyelamatkannya, sama halnya Helena bisa menyelamatkannya dengan mengatakan kebenaran pada raja.”
ARTIKEL TERKAIT Sinopsis ABAD KEJAYAAN