Ashoka menyelamatkan Ahankara dari Sushima.
Ashoka : "Jika kau tidak bisa memenuhi janji ayahmu maka aku yang akan penuhi janjinya."
Sushima : "Berani sekali kau menghentikanku.
Ashoka : "Seseorang yang diberi tanggung jawab oleh Yang Mulia Bindusara untuk melindunginya (Ahankara)."
Sushima : "Aku akan menemuimu." kemudian pergi.
Ashoka pada Ahankara : "Aku akan melindungimu karena Yang Mulia telah memintaku. Istirahatlah." kemudian pergi juga.
Niharka sedang menaiki kuda bersama para prajuritnya. Prajurit mengatakan "Kita berada di beberapa mil dari Magadha. Kita telah menyerang mereka dari setiap sudut."
Prajurit (pihak Niharika) datang ke istana Magadha dengan membawa pesan dan mengatakan "Aku membawa pesan dari ratu Niharika untuk Anda. Bisa aku bacakan?" Bindusara meng-iya-kan. Prajurit itu membaca pesannya "Ketika semuanya direnggut darimu maka kau hanya bisa bermimpi, dan aku telah bermimpi membalas dendam pada bangsamu, kami akan mati berjuang tetapi tidak akan menyerah kepadamu, kau tidak bisa berbuat banyak sekarang karena prajurit kami telah memasuki Patliputra. Kau telah memenggal raja kami dan kemudian ingin mengirim kepalanya untuk melakukan upacara terakhir? Kami akan melakukan upacara terakhir setelah membakar seluruh Magadha, kami telah meninggalkan rumah kami dengan kehidupan di telapak tangan kita, kami tidak takut perang, kami siap untuk membalas dendam, kami ingin seluruh Magadha ada di medan perang, jika kau ingin melihat keberanian kami maka lihatlah..." prajurit yang membaca pesan tadi kemudian memotong lehernya dan tewas di tempat, itu bertujuan untuk menunjukkan keberanian mereka. Bindusara menjadi marah dan mengumumkan untuk mempersiapkan perang.
Dharma bertanya pada Subrasi "Tidak adakah cara untuk memecahkan masalah ini dengan cara damai?" Subhrasi menjawab "Ujjain telah menantang kami untuk berperang, bagaimana kita bisa duduk dengan tenang? Kita tidak bisa berpikir selain perang."
Charumitra berpikir "Ini baik jika perang terjadi, semua hal akan diselesaikan dalam sekejap." Khalatak mengatakan "Anda dan pangeran Sushima tidak akan berkepentingan dengan perang ini, kita harus menggunakan kesempatan ini."
Mir pada Helena "Kita tidak punya cara lain kecuali melakukan perang."
Nicator : "Aku merasa seperti aku terjebak dalam hal-hal yang lebih dan lebih."
Helena : "Aku tau bagaimana ayah telah dihina oleh Bindusara, aku harus menanggungnya, kita semua orang asing bagi mereka dan akan tetap demikian, mereka tidak akan pernah menerima kita, jadi lebih baik kita bersatu, kita menjadi bersatu dan menjadikan Syamak raja, kita harus melakukan segalanya untuk membuat Syamak mendapatkan apa yang layak.".
Bindusara mengatakan pada Chanakya "Dia (Niharika) telah menantangku jadi aku harus membalasnya, kita akan melakukan perang."
Chanakya : "Itu akan membuat situasi menjadi lebih parah, 4 negara memberikan bantuan mereka untuk Ujjain, bahkan setelah kematian Rajaji, kematian raja mereka, mereka memiliki nyali untuk mengumumkan perang terhadap kita."
Bindusara : "Mereka telah masuk kesini seperti pengecut, mereka tidak datang dari depan tetapi menyerang dari belakang, aku akan membalas pengecut ini."
Ashoka mondar-mandir di kamar Ahankara. Ahenkara memintanya untuk beristirahat, Ashoka mengatakan "Yang Mulia telah memberiku tugas dan aku harus memenuhinya."
Ahankara : "(Melihat seseorang dan berteriak) Ashoka..!"
Ashoka langsung melipat tangan si orang itu dan ternyata Sushima yang menyerangnya, ia memegang tangannya,
Mir : "Bagaimana bisa menghabisi Bindusara?"
Noor : "Kita akan menggunakan kelemahannya dan itu adalah Dharma."
Helena : "Bindusara akan membunuh Dharma seperti aku membunuh putraku."
Sushima melempar Ashoka hingga jatuh dan menyuruh prajurit untuk menangkap Ahankara. Ashoka segera bangkit dan melempar prajurit keluar. Ahankara bersembunyi dan ketakutan. Ashoka mengalahkan para prajurit, namun Sushima tidak mau kalah. Sushima mengeluarkan pedang untuk menyerang namun Ashoka menggunakan pedangnya untuk mempertahankan diri. Charumitra datang dan bertanya "Apa yang terjadi disini?" kemudian melihat ke arah Ashoka dan mengatakan "Kau adalah pengawal Yang Mulia Bindusara dan kau menunjukkan pedang pada putranya?" Sushima mengatakan "Dia melindungi anak pengkhianat itu." Ashoka mengatakan "Aku memenuhi janji Yang Mulia, ia telah memintaku untuk melindunginya."
Helena mengatakan pada Mir dan Nicator "Kita akan menjebak Bindusara sedemikian rupa hingga ia membuat Syamak..."
Mir : "Bagaimana caranya menghancurkan Bindusara?"
Noor : "Kita akan menggunakan kelemahannya dan itu Dharma."
Helena : "Siapa?"
Noor : "Dia adalah istri ke-2 yang Mulia, bertahun-tahun lalu Yang Mulia diserang, ia bertemu Dharma, ia jatuh cinta dan menikah dengannya."
Mir : "Bindusara memintaku untuk membawa Dharma ke istana tetapi aku mengatakan bahwa dia sudah mati tapi dia masih hidup."
Helena : "Bagaimana kau tahu?"
Noor : "Dharma ada di istana ini."
Mir : "Bindusara kehilangan kepercayaan padaku karena Dharma."
Helena : "Jika dia ada di sini maka mengapa dia tidak menemui Bindusara?"
Noor : "Aku juga memikirkan hal yang sama."
Mir : "Aku telah melihatnya di sini."
Helena : "Kita harus menemukannya, kita harus melakukan sesuatu dan menjebak Bindusara di dalamnya. Bindusara akan membunuh Dharma dengan tangannya seperti aku membunuh putraku."
Noor : "Mengapa dia akan membunuhnya?"
Helena : "Kita harus menyusun rencana, kita akan memainkan permainan dengan Bindusara, Mir akan berpura-pura bahwa ia membenci Yunani karena Justin adalah Yunani dan aku akan berpura-pura, karena musuh bisa menjadi siapa saja."
Ahankara : "Mengapa kau menyelamatkanku
Ashoka : "Aku telah berjanji bahwa aku akan melindungimu dan juga akan mempertemukanmu
Ahankara : "Kita menjadi teman?"
Ashoka menjadi malu.
Ashoka : "Aku tahu Anda putri dan aku hanya anak biasa."
Ahankara : "Memiliki teman sepertimu adalah kebanggaan dan kehormatan dan aku merasa bahwa dengan begitu kau memaafkanku atas sikapku sebelumnya."
Ashoka : "Ya, aku pikir kau egois seperti Sushima."
Ahankara : "Sekarang?"
Ashoka : "Kau berbeda dari gadis-gadis lain, kau punya nyali untuk melawan keluarga yang salah."
Ahankara memegang tangannya, tangannya dilukai oleh kukunya, ia juga melukai tangannya dengan kukunya.
Ashoka : "Apa yang kau lakukan? "
Ahankara : "Ini luka kecil yang akan selalu mengingatkanku bahwa kau menyelamatkan hidupku dan ketika kali datang maka aku akan melakukan yang sama padamu."
Ashoka : "Hanya putri periang dapat memberikan janji seperti itu." mereka saling tersenyum.
ARTIKEL TERKAIT Sinopsis ABAD KEJAYAAN