http://hrn07.blogspot.com
Maharana Pratap 10 Juni 2014 Episode 222. By: Vany Desky
Karena masih banyak menginginkan saya melanjutkan sinopsisnya, baiklah saya hargai permintaan Readers disini dan saya akan melanjutkan sinopsisnya. Tapi harap pengertianya, jika tulisan saya masih abal2an, karena saya masih pemula. Tidak mudah menulisnya karena teksnya hanya terbatas dan saya harus menebak2 apa yang mereka bicarakan, jadi sekali lagi harap pengertian dari Readers disini jika nanti teksnya tidak sesuai dengan pembicaraan mereka. Oklah langsung saja.
Happy Reading!!
Episode dimulai dengan phool yang tampak marah pada Ajabde, "Aku pikir kau adalah sahabatku, tetapi kau malah menghianatiku. Dapatkah kau mengatakan bahwa ini adalah salah, pratap mempunyai perasaan seperti kau dan kau juga menyukainya. Aku tidak akan mendengarkan alasanmu lagi. jadi,keluarlah dari sini. Aku menyadari, jika kaulah yang sudah memberi pratap untukku. Sekarang Aku bisa hidup tanpamu, Ajabde." Didalam isak tangisnya Phool semakin mengekuarkan kemarahanya pada Ajabde, dan Ajabde langsung mengatakan, "tenanglah phool, saya akan pergi dari sini." Ajabde segera pergi dari kamar phool sambil berlinangan air mata. Phool langsung terduduk meratapi kesedihanya.
Haji khan, jalal, bharaim Khan sudah sampai di benteng ajmer dan memnggil tentara Ajmer untuk menyuruhnya menyampaikan pesan pada Rajanya kalau ia ingin bertemu dengan Raja Pathan.
Dihutan, tampak Pratap tengah menunggang kudanya. Namun kuda pratap tampak gelisah, Pratap berusaha menenangkan kudanya, namun Pratap tidak berhasil menenangkan kuda tersebut, Pratap pun memutuskan untuk beristirahat didekat pohon. Dan saat itulah teman2nya datang menghampiri Pratap. Cakrapani menanyakan apakah Pratap akan menikah dengan Ajabde?. Pratap mengatakan "aku akan menikah dengan phool." Teman2 Pratap tampak kaget mendengar ucapanya. "Tapi pangeran, bukankah kau menyukai Ajabde?" Namun Pratap segera memotong ucapan Cakrapani dan tidak ingin membahasnya lagi. "Mari ikutlah denganku, kita akan mengundang rana kheta ji." Ucap Pratap mengajak ketiga temanya untuk pergi bersamanya menuju tempat guru Kheta. Pratap mengalihkan pandangannya pada kuda yang dinaikinya tadi, dan menanyakan kondisi kuda itu pada benidas.
Diistana, tampak Ajabde berjalan sendiri sambil mengingat pertengkaranya tadi bersama Phool dengan berlinangan air mata. Sesampainya Ajabde dikamar, dia tampak heran melihat keluarga Phool berada disana. Dimana uma devi sudah mengemas barang2 Ajabde. Dan ram singh ji mengatakan, "saya akan mengatur palki dan saya sudah menyediakan pengawal untuk mengawal kepulanganmu." tetapi maldev ji (kakek Phool) datang menghampiri mereka dan mengatakan, "dia akan pergi hanya dengan beberapa pengawal saja". Dan Maldev ji masih menghina Ajabde dengan kata2 pedasnya. Ajabde mengatakan, "Baiklah, saya akan pergi dengan pengawal yang sudah anda persiapkan". Sebelum melangkah pergi Ajabde mengatupkan kedua tangannya untuk pamit kepada keluarga Phool.
Dilain sisi, tampak Ratu Sajja berdiri didepan pintu Ratu Jaywanta yang dikunci dari dalam karena Jaywanta mengurung dirinya dikamar. kemudian sajja mengatakan kepada dayang yang membawa makanan untuk Ratu Jaywanta, "cobalah di lain waktu." Dayang itu mengangguk dan segera pergi meninggalkan Ratu Sajja sendirian. Saat itulah Ajabde datang menghampiri Ratu Sajja, Ajabde tampak menyedihkan dimata oleh Rattu Saja dan langsung memeluknya dengan berlinangan air mata. Setelah melepaskan pelukanya, Ajabde menanyakan keberadaan Ratu Jaywanta, "saya ingin bertemu dengan Ranima." Ratu Sajja mennjawab kalau Ratu Jaywanta saat ini mengurung dirinya dikamar. Ratu Jaywanta yang berada dikamarnya tampak melamun sambil memikirkan Ajabde dan lamunan Ratu Jaywanta buyar ketika ia mendengar suara Ajabde yg memanggilnya, "Ajabde" lirih Jaywanta dan ia segera berjalan menuju gerbang tapi dia tidak jadi membuka pintu gerbang.
Karena ia mengingat sumpah Uday singh ji Untuk dirinya. Dari luar
tampak ajabde meletakkan kepalnya dipintu dengan perasaan sedih. Ajabde
mengatakan, "Saya akan pulang ke bijolia Ranima, saya akan selalu
menghormati Anda, saya tahu sekarang saya tidak akan bisa bertemu dengan
Anda." Seletah itu Ajabde berlutut dan meletakkan tangannya dilantai
sambil mengambil berkah pada Ratu Jaywanta yang berada dibalik pintu.
Ajabde segera pergi meninggalkan kamar Ratu Jaywanta. Setelah Ajabde
pergi, barulah Ratu Jaywanta membuka pintu kamarnya sambil memanggil
nama Ajabde dengan lirih.
Ratu Sajja yang masih berada disana segera
mendekati Ratu Jaywanta sambil mengatakan, "Anda benar-benar kuat jee
ja." Ratu Jaywanta segera memeluk Sajja, mereka tampak menangis
sesegukan.
Jalal sudah berada didalam istana ajmer dengan haji khan
dan Bahram khan. Beberapa menit kemudian Ratan singh ji datang
menghampiri mereka dan haji khan mengatakan, "saya datang dengan pathan
untuk perdagangan marmer" dan ia memperkenalkan jalal pada him. Ratan
singh ji tampak belum mengerti maksud kedatangan Jalal yang ingin
menguasai bentengnya karena kelompok jalal menyamar sebagai seorang
pedagang.
Dilain sisi, tampak pratap dan ketiga temanya sedang
menemui guruji sambil memberikan sebuah surat undangan untuknya. Guru ji
mengatakan, "saya pasti akan datang, Pratap." Pratap dengan senang hati
langsung mengucapkan terimakasih pada guruji. Saat itulah rana kheta ji
(Raja suku pedalaman) datang menghampiri mereka dan pratap tampak
senang melihat kedatangan Rana kheta ji bersama pasukanya, Pratap juga
mengundangnya. Mereka tampak bekerja sama untuk sebuah rencana.
Kembali
kechitor, dimana Ajabde hendak naik ketandu yang akan mengantarkanya
pulang ke bijolia. Sebelum ia naik ketandu, Ajabde berbalik kearah
istana dan ia melihat Raja Uday yang berdiri diatas balkon istana.
Ajabdepun mengatup kedua tanganya seraya pamit pada Raja Uday yang
mengangguk menerima salam Ajabde. Dan pandangan Ajabde beralih kesisi
lainya dimana ia melihat Phool tengah berdiri diatas istana sambil
melirik Ajabde yang berada dibawah. Ajabde memandangnya namun Phool
segera berbalik, seakan tidak ingin ditatap oleh Ajabde. Dengan perasaan
sedih Ajabde segera naik keatas tandunya dan pergi meninggalkan benteng
Cittor. Setelah Ajabde pergi, barulah Phool membalikkan tubuhnya
melihat kepergian Ajabde. Tampak Ratu Bathiani tersenyum senang melihat
kepergian Ajabde.
Pratap dan ketiga temanya tampak berjalan menuju ke
chitor. Mereka tengah asik mengobrol sambil bercanda. temannya
mengatakan kepada pratap kalau dia beruntung karena phool benar-benar
berani dengan tindakanya. Namun Pratap tidak suka mendengar ucapan
temanya itu. Tidak jauh dari mereka, tampak Ajabde berada ditandunya
dengan dikawal oleh 4 prajurit dan satu dayang, Ajabde melihat pratap
dan memerintahkan kepada Pengawalnya agar mempercepat langkah mereka,
karena Ajabde tidak ingin Pratap menyadari kehadiranya. Dimana saat itu
Pratap dan teman2nya berjalan membelakangi Ajabde.