http://hrn07.blogspot.com
 
Sinopsis By #SALLYDIANDRA

 
Dikerajaan
 Mewar, semua orang memasuki ruangan aula utk Gangaur puja, dimana 
terdapat sebuah kolam yg penuh dgn air didalamnya, semua putri raja 
sudah berkumpul disana & menatap tajam dgn penuh harapan kearah 
Pangeran Pratap sambil mengikutinya dibelakang Pangeran Pratap, Ajabde 
juga sedang berjalan diruangan tersebut mengekor dibelakang Ratu 
Jaywanta, sementara Pangeran Pratap mengekor dibelakang Raja Uday Singh,
 mereka berdua berjalan bersebrangan ditepi kolam sambil saling melirik 
satu sama lain, kemudian semua orang berdoa didepan Gangaur Mata (patung
 boneka yg dibuat oleh Ajabde) saat itu Raja Uday Singh tdak melihat 
kehadiran Phool “Dimana putri Phool?” tak lama kemudian Phool memasuki 
ruangan tersebut sambil tersenyum manis pada semua orang, Raja Uday 
Singh tersenyum senang melihat calon menantu pilihannya, kemudian Ratu 
Jaywanta menceritakan pada semua orang tentang tujuan pemujaan tersebut 
“Jika seorang gadis melihat bayangan pria impiannya didalam pantulan 
air, maka pria tersebut akan selalu bersama dgnnya” semua putri raja 
nampak antusias dgn acara pemujaan itu, Ratu Jaywanta berbisik pada 
Ajabde “Ajabde, pergilah & berdoa!” Ajabde segera menuruti 
permintaan Ratu Jaywanta menuju ketepi kolam & berdoa, kemudian Ratu
 Jaywanta menyuruh Pangeran Pratap utk berjalan disekeliling tepi 
kolam, 
Raja
 Uday Singh tahu rencana Ratu Jaywanta, Raja Uday Singh juga tdak mau 
kalah, Raja Uday Singh juga berbisik ke Phool “Phool, kau juga pergi 
& lakukan pujamu” bergegas Phool juga menuruti permintaan Raja Uday 
Singh, sementara pada saat itu ketika Ajabde hendak menaruh lampu diya 
dikolam, tiba-tiba Pangeran Pratap melintas dibelakangnya sehingga 
bayangan tubuhnya terpantul diair kolam itu, Ajabde tertegun ketika 
melihat bayangan Pangeran Pratap, Ajabde terlihat cemas, smentara pada 
saat itu Phool berusaha menyingkirkan semua putri raja yg ada disana yg 
sedang mengambil nampan aarti satu per satu, semua putri raja mengeluh 
atas tindakan Phool, kemudian Raja Uday Singh berkata “Phool, pergilah 
& berdoalah dgn Ajabde” ujar Raja Uday Singh sambil menunjuk Ajabde 
yg sedang berdoa, Phool kembali menuruti permintaan Raja Uday Singh, 
Phool duduk disebelah Ajabde, tak lama kemudian ketika Phool sedang 
berdoa, Phool melihat bayangan Pangeran Pratap didalam air, Phool 
terkejut kemudian mengutarakannya dgn nada senang sambil menoleh kearah 
Pangeran Pratap, Pangeran Pratappun berbalik & menatap kearah mereka
 berdua, setelah itu kembali berjalan, Phool benar-benar tdak menyangka 
kalau dirinya melihat bayangan Pangeran Pratap didalam air, Ajabde hanya
 bisa terdiam & cemas 
Setelah
 Ratu Jaywanta selesai melakukan pemujaan utk keluarganya, saat itu Ratu
 Jaywanta & Raja Uday Singh kembali berselisih pendapat tentang 
Pangeran Pratap, Phool & Ajabde, Pangeran Pratap menghampiri mereka 
sambil membawakan air utk ibunya “Aku hanya mengirimkan Pangeran Pratap 
utk berkeliling ditepi kolam, tdak lebih” ujar Ratu Jaywanta sambil 
membasuh kaki Raja Uday Singh, Raja Uday Singh memberikan restu Ratu 
Jaywanta “Aku yakin kau pasti akan mendapatkan menantu yg sangat 
sempurna nanti” ujar Raja Uday Singh sementara Ajabde berkata pada 
dirinya sendiri ketika teringat bayangan Pangeran Pratap yg dilihatnya 
didalam kolam “Apa yg aku lakukan disini?” Phool yg masih 
terkenang-kenang akan bayangan Pangeran Pratap yg dilihatnya dikolam, 
nampak ingin selalu membicarakan hal tersebut “Ajabde, aku belum pernah 
melihat bayangan Pangeran Pratap, kalau kau, bayangan siapa yg kau lihat
 didalam air?” Ajabde hanya diam saja tdak menjawab pertanyaan Phool, 
kemudian Ajabde segera meninggalkan Phool dgn perasaan kesal tiba-tiba 
berpapasan dgn Pangeran Pratap hingga menumpahkan wadah air yg dibawa 
oleh Pangeran Pratap hingga membasahi kaki Pangeran Pratap “Oooh maaf, 
aku tdak sengaja” ujar Ajabde sambil berlalu meninggalkan Pangeran 
Pratap, Ratu Jaywanta & Raja Uday Singh melihat insiden tersebut, 
Ratu Jaywanta tersenyum senang 
Para
 prajurit Jalal mengelu-elukan nama Jalal “Hidup yg Mulia Raja 
Jalalludin Muhammad! Hidup yg Mulia Raja Jalalludin Muhammad! Hidup yg 
Mulia Raja Jalalludin Muhammad!” Jalal tersenyum senang “Aku tahu, 
kalian semua ini sangat hebat tapi kalian harus menunjukkan keberanian 
kalian” ujar Jalal bangga, kemudian Jalal mengatakan pada Bhairam Khan 
tentang strategi yg akan dia lakukan nanti, Bhairam Khan mengungkapkan 
strategi Jalal pada semua prajurit, salah satu prajurit datang terlambat
 & berkata “Maafkan aku, yg Mulia, aku datang terlambat”, “Aku 
disini bukan utk mengampunimu!” ujar Jalal sambil membunuh prajurit itu 
“Tdak ada seorangpun yg akan pulang kerumah & tdak ada seorangpun yg
 akan menghubungi keluarganya, kita harus bisa melumpuhkan daerah 
Rajputana yg terdekat segera!” bentak Jalal lantang 
Raja
 Uday Singh, Ratu Jaywanta & Pangeran Pratap sedang menikmati 
makanan mereka “Kita harus membawa pengantin perempuannya utk Pangeran 
Pratap, Rana Ji”, “Aku tdak akan memilih pengantin perempuan hanya utk 
ini” ujar Raja Uday Singh “Kenapa kalian berdua selalu bertengkar?” 
Pangeran Pratap merasa bingung dgn tingkah kedua orangtuanya yg selalu 
berbeda pendapat “Pangeran Pratap, katakan pada ayahmu, dgn siapa kau 
ingin menikah?” tanya Ratu Jaywanta, sementara itu dikamar Phool, Phool 
juga menanyakan tentang makan siang pada Ajabde, Ajabde menolak utk 
makan “Ajabde, aku tdak ingin makan siang sendirian” pinta Phool dgn 
wajah kesal sambil duduk menjauh dari Ajabde ditepi tempat tidur, 
sedangkan ditempat Pangeran Pratap & kedua orangtuanya, Ratu 
Jaywanta mengungkapkan pendapatnya tentang Phool “Aku tdak mengatakan 
kalau Phool itu gadis yg tdak baik tapi aku merasa kalau Ajabde itulah 
yg tepat & sempurna utk Pangeran Pratap” Raja Uday Singh 
menggelengkan kepalanya “Tapi sayang sekali, Maharani Jaywanta,  aku 
telah memutuskan hubungan Pangeran Pratap dgn kerajaan Marwar hanya utk 
Rajputana” ujar Raja Uday Singh tak kalah sengit “Aku tetap akan 
menikahkan Pangeran Pratap dgn Ajabde!” ujar Ratu Jaywanta lantang 
“Phool Kanwar!”, “Ajabde!” ayah & ibu Pangeran Pratap saling 
bersahut sahutan dgn pendapat mereka masing-masing

 
Pangeran
 Pratap segera mengakhiri pertikaian kedua orang tuanya & berkata 
“Cukup! Aku tdak ingin menikah gadis manapun, tdak itu Ajabde atau Phool
 Kanwar atau gadis yg lain! ayah mengatakan tentang pernikahan yg 
berujung pada penyatuan Rajputana tapi ayah bertengkar hanya pada satu 
permasalahan saja” ujar Pangeran Pratap kesal kemudian pergi dari sana 
tanpa menyentuh makanannya sedikitpun, sepeninggal Pangeran Pratap, Ratu
 Jaywanta menangis, Raja Uday Singh merasa heran “Maharani Jaywanta, 
kenapa kau menangis?”, “Kau tdak mencintai aku, Rana Ji” Ratu Jaywanta 
mulai merajuk “Baiklah, aku akan memikirkan tentang hal ini” ujar Raja 
Uday Singh. Sinopsis Mahaputra Episode 210
Dikamar
 Phool “Aku pernah mendengar meskipun kita tetap menahan kelaparan maka 
sinar diwajah kita akan benar-benar hilang” ujar Phool “Baiklah, kalau 
begitu aku akan ikut dgnmu” Ajabde & Phool kemudian keluar kamar 
hendak menikmati makan malam mereka, dikoridor istana mereka berdua 
berpapasan dgn Pangeran Pratap, Pangeran Pratap hanya terdiam sambil 
memperhatikan mereka berdua kemudian berlalu begitu saja tanpa menyapa 
Phool ataupun Ajabde, Phool & Ajabde merasa bingung “Ada apa dgn 
dia? Apa yg terjadi pada Pangeran Pratap?” tanya Phool cemas, kemudian 
mereka berdua segera menuju kedapur dimana ada Ratu Jaywanta & Ratu 
Sajja Bai “Apakah Pangeran Pratap tdak makan tadi?” Phool terkejut 
ketika mendengar ucapan Ratu Sajja Bai “Apa? Pangeran Pratap tdak 
makan?” Ratu Sajja mengiyakan “Dia tdak makan itu karenamu” ujar Ratu 
Sajja 
Sementara
 itu dikoridor istana, semua putri raja sedang bersenda gurau dgn Ajabde
 “Aku senang kalau akhirnya Pangeran Pratap tdak jadi menikah dgn salah 
satu diantara kalian” ujar Ajabde, para putri raja malah menggoda 
Ajabde, Ajabde segera meninggalkan mereka menuju ke Dangal tempat 
latihan Pangeran Pratap, disana Ajabde melihat Pangeran Pratap yg saat 
itu sedang berada di Dangal, Pangeran Pratap sedang mengendarai kuda 
& berlatih dgn pedangnya “Dia tdak makan kemudian langsung melakukan
 latihan bertarung dgn senjatanya” bathin Ajabde dalam hati, Pangeran 
Pratap terus berkeliling mengendarai kudanya dgn mengambil senjatanya, 
Ajabde terus memperhatikan Pangeran Pratap hingga akhirnya Pangeran 
Pratap menyadari kalau Ajabde melihatnya sedari tadi, Pangeran Pratap 
langsung turun dari kudanya sambil tersenyum senang & berjalan 
kearah Ajabde namun ternyata Ajabde tdak ada disana, Ajabde telah pergi 
menghindari Pangeran Pratap 

 
Dikoridor
 istana, ketika Ratu Jaywanta hendak memberikan makanan pada Pangeran 
Pratap, tiba-tiba ditengah jalan, Ajabde muncul dgn sepiring makanan 
menuju kekamar Pangeran Pratap, Ratu Jaywanta segera bersembunyi dibalik
 tirai ketika Ajabde merasa ada seseorang dibelakangnya kemudian Ajabde 
melanjutkan perjalanannya kekamar Pangeran Pratap “Rupanya Ajabde pergi 
memberikan makanan utk Pangeran Pratap” namun ternyata ditengah jalan 
Ajabde berhenti, dirinya teringat kalau dia tdak berhak melakukan hal 
ini, hanya Phool yg bisa melakukan, Ajabde segera berbalik menuju 
kekamar Phool, sesampainya dikamar Phool “Phool, pergilah & bawakan 
makanan ini kekamarnya Pangeran Pratap” pinta Ajabde “Tdak! Aku tdak 
akan pergi kekamarnya, Ajabde,  Pangeran Pratap tdak mau melihatku sama 
sekali, dia selalu memikirkan hal lain, katakan padaku, Ajabde,  apa yg 
harus aku lakukan?” Ajabde tersenyum “Kalau begitu pergilah & 
berikan makanan ini pada Pangeran Pratap, lakukan apa yg aku katakan” 
ujar Ajabde sambil memberikan piring berisi makanan itu ke Phool, Phool 
terhenyak 
Sementara
 itu Ratu Sajja sedang berada didapur, pelayan mengabarkan padanya kalau
 Raja Uday Singh akan memasuki dapur, Ratu Sajja Bai sangat senang 
mendengarnya & menyuruh semua pelayannya pergi meninggalkannya, 
begitu Raja Uday Singh muncul didapur, Ratu Sajja Bai meminta maaf pada 
suaminya “Rana Ji, aku minta maaf jika aku telah melakukan kesalahan”, 
“Rani Sajja Bai, aku ingin ngobrol dgnmu saat ini” ujar Raja Uday Singh,
 saat itu Phool sudah bertemu dgn Pangeran Pratap “Pangeran Pratap, kau 
harus makan, kau belum menyentuh makananmu sama sekali” ujar Phool sedih
 “Aku akan makan nanti, kau pergilah saja” ujar Pangeran Pratap dingin 
sambil memperhatikan peta didinding kamarnya kemudian ketika Pangeran 
Pratap hendak pergi dari kamarnya, Phool segera berkata “Pangeran 
Pratap, sebenarnya ini ide Ajabde yg memintamu utk makan, aku hanya 
melaksanakan saja” Pangeran Pratap berbalik & menatap Phool tajam 
“Berikan padaku, aku akan makan makanan ini” Pangeran Pratap kemudian 
mulai menikmati makanannya “Bolehkah aku duduk disini?” Pangeran Pratap 
hanya mengangguk 
Diteras
 Raja Uday Singh sedang ngobrol dgn Ratu Sajja Bai “Rani Sajja Bai, kau 
tahu kalau aku tdak bisa hidup tanpa Maharani Jaywanta, meskipun jika 
aku bertengkar dgnnya” sementara itu Phool masih memperhatikan Pangeran 
Pratap yg sedang makan “Pangeran Pratap, aku ingin bertanya sesuatu 
padamu, apakah kau mencintai seorang gadis?” Pangeran Pratap hanya 
terdiam, sementara itu kembali keteras Ratu Sajja Bai berusaha memahami 
perasaan suaminya “Aku tahu kau pasti merindukan Ratu Bhatyani” Raja 
Uday Singh kesal karena bukan itu tujuan pembicaraan mereka kali ini, 
Raja Uday Singh ingin mendapatkan dukungan dari Ratu Sajja Bai tentang 
Phool Knawar “Ratu Sajja Bai, kau harus memilih Phool Kanwar utk 
kebaikan kedua daerah, aku tdak ingin melepaskannya dari tanganku”, 
sementara ditempat Pangeran Pratap “Kenapa kau bertanya demikian, 
Phool?” Phool tersenyum seraya berkata “Aku tahu ini akan terjadi & 
kau telah selesai menikmati makananmu” sesaat Pangeran Pratap merenung 
& berkata dalam hati “Aku benar kalau Ajabde pasti akan mengirimkan 
makanan ini utkku” bathin Pangeran Pratap dalam hati 
Ratu
 Jaywanta sedang melakukan puja pada Dewa matahari & menunggu 
matahari terbenam, tepat pada saat itu Raja Uday Singh menghampirinya 
& berkata “Kau tahu Maharani Jaywanta kalau kita melupakan ibunya 
Pangeran Pratap yg satu lagi” Ratu Jaywanta langsung memikirkan Ratu 
Bhatyani “Utk siapa kau bicara, Rana Ji?”, “Maksudku Ratu Sajja Bai, 
Maharani Jaywanta,  biarkan dia mengutarakan pendapatnya” ujar Raja Uday
 Singh 
Sementara
 itu dikamar Ratu Jaywanta, Ratu Jaywanta sedang ngobrol dgn Ratu Sajja 
Bai “Kakak, aku menyukai Phool Kanwar” ujar Ratu Sajja Bai “Aku tdak 
percaya kau mengatakan seperti itu, Rani Sajja, katakan padaku dari 
hatimu yg paling dalam, siapa yg kau pilih? Kau tahu kalau Pangeran 
Pratap & Ajabde itu saling menyukai satu sama lain?” Ratu Sajja Bai 
nampak terkejut “Benarkah itu, kakak? Aku akan bertanya langsung pada 
Pangeran Pratap!”.
Next Episode di Sinopsis Mahaputra Episode 211