Laboni dan ibunya
sedang melakukan ritual untuk memberikan sihir hitam pada Jalal, dia
menyalakan api. Kemudian api menyala dengan sangat besar. Sedangkan di
kuil, Jodha sedang memberi tilak di kening Jalal dengan penuh cinta.
Tiba-tiba saja api itu padam. By: Oktavia. Laboni dan Dammo sangat
terkejut melihatnya.
"Apa yang terjadi ibu? " tanya Laboni pada ibunya, Dammo.
"sihir hitam kita tidak bekerja. Dia telah gagal." ujar Dammo.
"ini tidak mungkin." ujar Laboni.
"kita telah melakukan sihir hitam, tetapi ada suatu kekuatan yang bisa menggagalkannya
." kata Dammo.
"Apakah itu?" tanya Laboni.
"cinta. Sebuah cinta yang besar, yang menghubungkan dua jiwa manusia. Sangat sulit mengatasi cinta." kata Dammo. by: Oktavia.
"kita tidak bisa mengatasi cinta, tapi bisa mengatasi seseorang yang
dicintai Jalal. Aku ingin Jalal untukku seorang dan aku bisa membunuh
orang yang dia cintai." ujar Laboni.
"lupakan saja Jalal." kata Dammo.
"itu tidak mungkin. Aku ingin mendapatkannya.
Sekarang aku tidak akan mundur. Aku akan memilikinya!" ujar Laboni
"kau keras kepala. Kau tidak akan mengerti. Cobalah. Tetapi kau tidak
akan bisa mendapatkannya dari sini. Kau harus pergi ke Agra." ujar Dammo
"aku juga ingin melihat cinta siapakah yang bisa menggagalkan sihir
hitam kita." ujar Laboni dengan senyum sinisnya. By:Oktavia.
Jodha dan Jalal sedang bersama sama di atas tempat tidur. Jodha berada
di atas lengan Jalal. Dia tidur di pelukan Jalal. Tangan mereka saling
menggenggam.
"Shahenshah kau tidak mungkin bisa menceraikanku."
ujar Jodha. "Terimakasih Tuhan karena kami tidak memiliki wujud yang
lain. Aku harus menanggung sebanyak 7 kelahiran untukmu. Aku merasa
kasihan pada orang orang yang berasal dari keyakinanmu." jawab Jalal
dengan mata sedikit melotot dan dengan nada bicara yang menggoda Jodha.
"apakah aku mengganggumu?" kata Jodha sambil beranjak bangun dari
pelukan Jalal lalu duduk. "jika kau mempunyai masalah denganku, maka
lebih baik aku pergi saja." ujar Jodha. By:Oktavia.
Dia mulai
beranjak akan pergi, tetapi Jalal menahannya dan memegang lengannya.
"Tidak Ratu Jodha. Maksudku, aku mengatakan bahwa aku adalah budak
cintamu, kau mempunyai hak penuh atas diriku. Tetapi ada satu lagi
seseorang yang akan datang dan menunjukkan haknya atas diriku." ujar
Jalal masih dengan menggoda Jodha.
"apa? Siapa? Siapa yang memiliki hak atas dirimu selain aku?" ujar Jodha.
"aku rasa ada seseorang yang sedang cemburu." kata Jalal dengan nada
pelan sambil memalingkan wajahnya dan melirik ke arah Jodha. By:Oktavia.
"yang aku maksudkan adalah saudara perempuanmu, Leela. Dia akan segera
datang." kata Jalal. Jodha memegang kepalanya "Oh ya! Aku lupa. Aku
telah mendengar bahwa dia sangat suka menggoda orang. Jadi, kapan dia
akan datang kemari? Aku akan bercerita sangat banyak padanya." ujar
Jodha.
SCENE 2
Leela, saudara perempuan Jodha sedang berada di dalam tandu. Dia akan
pergi menuju Agra. Leela menyulam pakaian untuk Jodha. Dia sedang
berbicara dengan salah satu pelayannya.
"Aku telah mendengar bahwa
Jodha jiji bersinar seperti emas. Aku telah membuatkan pakaian khusus
untuknya. Ketika nanti cahaya matahari menyinari gaun ini, itu akan
bersinar seperti dirinya." ujar Leela.
Hamida menemui Jodha di kamarnya. Jodha menghampiri Hamida.
"Ammijan, mengapa kau datang kemari? Kau bisa memanggilku." ujar Jodha yang terlihat cemas melihat Hamida.
Hamida tersenyum. "Aku memang bisa memanggil semua orang untuk pergi ke
kamarku. Tetapi bisakah aku memanggil dewa Khrisna? Aku datang kemari
untuknya. Selalu." ujar Hamida sambil melihat ke arah patung dewa
Khrisna. By:Oktavia.
Jodha tersenyum. Jodha membantu Hamida
berdiri. Mereka berdua mendatangi patung dewa Khrisna. Jodha membantu
Hamida untuk duduk.
Kemudian Hamida menyalakan diya. "aku tidak
bisa memanggilnya. untuk menyalakan diya, maka aku yang harus datang
menemuinya." kata Hamida.
Jodha terharu mendengarnya. Matanya mulai
berkaca kaca. Dia memeluk Hamida dengan rasa sayang. "aku sangat
khawatir padamu ammijan." ujar Jodha.
"seorang ibu juga mencemaskan putrinya." kata Hamida.
"kau memiliki banyak putri, tetapi aku hanya memiliki satu ibu. Jika
sesuatu terjadi padamu, lalu apa yang harus aku lakukan?" kata Jodha
sambil melepaskan pelukannya dan menatap Hamida.
"aku harap sesuatu yang buruk tidak datang menimpa kehidupan kita." ujar Hamida.
Jodha kembali memeluk hamida. "itu membuat kita semakin dekat dan
sesuatu telah terjadi antara hubungan ibu dan putrinya." kata Jodha
sambil mengusap air matanya. "ayo ammijan, sekarang waktunya kau untuk
beristirahat." ujar Jodha. By:Oktavia.
Jodha sedang
mempelajari kata-katta dalam bahasa Inggris di balik tirai dari duta
besar Inggris. Jodha belajar mengucapkan kata 'How are you'.
"Who are you." Jodha mengeja kata demi kata dengan mimik wajah yang lucu.
"Bukan begitu Yang Mulia Ratu. Bukan 'who are you' tapi 'how are
you'." ujar Dubes Iran sedikit menekankan kata itu dengan jelas.
"How are you." Jodha mengulang kembali kata demi kata dengan jelas.
(lucu liat wajahnya Jodha :D). "Bagus sekali! Anda belajar dengan sangat
cepat. Luar biasa." ujar dubes Iran. By: Oktavia
Jodha tersenyum senang. Dia kembali mengulang kata-kata itu dengan nada pelan sambil senyum senyum sendiri.
Jalal tiba di sana. "prenam shahenshah." ujar Jodha.
Duta besar memberitahu Jalal bahwa Jodha adalah murid yang pandai dan
cepat belajar. Kemudian mereka semua pergi. Hanya tinggal Jalal dan
Jodha yang berada disana.
Jodha keluar dari balik tirai dan
menghampiri Jalal. Sambil tersenyum, timbul niat jahil Jodha. Dia
bertanya pada Jalal menggunakan bahasa Inggris.
"how are you?" ujar Jodha.
Jalal tersenyum dan terlihat bingung. "Apa?" kata Jalal.
Jodha tertawa melihat suaminya yang kebingungan.
"How are you. Itu artinya bagaimana kesehatanmu shahenshah." ujar Jodha.
"kau belajar dengan sangat cepat Ratu Jodha." kata Jalal.
"Ketika kita melakukan kerja sama dengan mereka, kita juga harus belajar bahasa mereka." kata Jodha.
"untukku, 3 kata saja sudah cukup. Kata itu adalah 'I LOVE YOU'." ujar Jalal. By:Oktavia.
Jodha tersenyum bahagia mendengarnya. Jalal menarik Jodha kedalam
pelukannya. Tiba tiba seluruh nyala diya di Istana padam. Istana menjadi
gelap.
Ruks sedang menghisap hookah di kamarnya ketika nyala diya
tiba tiba padam. Dia berteriak memanggil Hoshiyar dan memintanya untuk
menyalakan diya kembali.
Jodha juga sedang menyalakan diya ditemani
Jalal dan dibantu pelayan. Jalal membuka jendela untuk melihat keadaan
di luar. Cuaca tiba tiba berubah. Awan gelap menyelimuti istana disertai
cahaya kilat yang menyambar. Jalal menoleh melihat Jodha yang masih
menyalakan diya. By:Oktavia.
SCENE 3
Laboni mulai memasuki istana Kerajaan Mughal di Agra.
*flashback*
Menunjukkan bahwa tandu Leela beristirahat di sebuah penginapan. Laboni
datang dan bertanya pada tentara. "kemana kalian akan pergi?" tanya
Laboni.
"kami sedang menuju Agra. Putri Leela adalah saudara perempuan dari Ratu Jodha." ujar salah seorang tentara.
Kemudian Laboni menemui Leela dan memberitahukan cerita palsu.
By:Oktavia. "ikutlah denganku ke istana. Shahenshah pasti akan
membantumu." ujar Leela.
Laboni membawa Leela ke dalam hutan untuk memperlihatkan bunganya di dalam hutan.
Setelah tiba di suatu tempat di dalam hutan, Laboni melakukan sihir.
Tiba tiba akar-akar pohon menjulur dan berjalan ke arah Leela. Akar-akar
itu mengikat tubuh Leela di sebatang pohon higga menutupi seluruh
tubuhnya. Laboni tersenyum sinis. Laboni mengenakan pakaian Leela. Dia
datang dan duduk di dalam tandu Leela.
"siapa kau? Dimana putri
Leela?" tanya salah seorang tentara. Laboni kembali melakukan sihir
hitam pada seluruh tentara dan para pelayan. By:Oktavia. Laboni membuat
mereka menjadi pelayannya.
Jalal sedang berlatih pedang dengan Maan Singh.
"Kau sangat bagus. Suatu hari nanti kau akan dapat mengalahkanku."
ujar Jalal.
"aku tidak butuh menang ketika anda sendiri kalah shahenshah." kata Maan Singh.
"Bagus sekali! Untuk seorang guru itu merupakan hal yang hebat. Jika seorang murid berhasil melampaui dirinya." ujar Jalal.
Pelayan datang dan memberitahu Jalal tentang kedatangan Leela.
"maaf shahenshah. Putri dari Bhanwar Singh, putri Leela telah tiba."
"Suruh dia untuk masuk." ujar Jalal. "Maan Singh, apa kau pernah bertemu dengannya?" ujar Jalal.
"aku masih sangat kecil waktu itu dan kemudian aku datang kemari. Jadi aku tidak ingat padanya." ujar
Laboni sudah tiba di istana kerajaan Mughal. Dia turun dari
tandunya. Ibunya, Dammo juga ada bersamanya sebagai pelayan. Anjing
mulai menggonggong saat melihat mereka.
Dammo melakukan sihir hitam
untuk membuat anjing anjing itu berhenti. Jalal sedang berdiri bersama
Maan Singh menunggu kedatangan Laboni. Laboni mulai berjalan melangkah
menuju Jalal. Dia terus menatap Jalal dengan tatapan tertarik yang sulit
diartikan. Setelah berada di jarak dekat, Laboni memberi salam pada
Jalal. Dia memperkenalkan diri sebagai Leela. Dia juga mengenalkan para
pelayannya, termasuk ibunya.