Beranda · SINOPSIS SHEHRAZAT · SINOPSIS CANSU DAN HAZAL · SINOPSIS MAHAPUTRA · SINOPSIS CINTA DI MUSIM CHERRY · Ashoka ANTV

Jodha berpesan kepada Jalal: “Shahenshah sebaiknya hari ini kau tidak berlatih pedang dulu, Episode 522

SINOPSIS JODHA AKBAR ANTV

Jodha tampak sedang berjalan menuruni tangga bersama Jalal. Mereka menuju halaman istana. Ia menuntun Jalal dengan hati-hati karena tampaknya Jalal kurang sehat. Jodha berpesan kepada Jalal: “Shahenshah sebaiknya hari ini kau tidak berlatih pedang dulu. Kau maish kurang sehat” Jalal merajuk dan berkata: “Tetapi aku tak akan merasa tenang jika aku tak berlatih. Seorang kesatria tak dapat beralasan bahwa dirinya tak enak badan lalu ia malas pergi melawan musuh bukan? Aku akan baik-baik saja” Jodha menjawab: “Baiklah tetapi jangan teralu lama” Di halaman tampak Sangram bersama Abu Fazl. Sangram Singh tampaknya tak sabar menanti Jalal. Jalal datang dan Sangram Singh langusng menghampiri lalu memberi salam hormatnya kepada Jalal dan Jodha. Sangram Singh berkata: “Aku mendengar bahwa Shahenshah amat mahir bermain pedang. Bagaimana jika anda berlatih bersama ku?” Jodha was-was dan berpikir bahwa Sangram kan sudah dalam pengaruh sihir Labonbin. Jika dibuarkan bisa-bisa Sabgram Singh mencelakai Shahenshah nanti. Jodha menyelak pembicaraan dan berkata: “Tidak Sangram! Tidak hari ini. Shahenshah sedang kurang sehat” Jalal protes: “Biarkanlah. Bukan kah dia tamu  kita? Aku juga telah mendengar tentang keberaniannya. Pasti seru beradu pedang dengannya” Jalal menyuruh pengawal mengambil pedangnya. Mereka pun mulai bertarung. Sementara itu Laboni memperhatikan Sangram dan Jalal dari jauh. Dia berkata: “Bukankah anjing itu selalu setia kepada majikannya? Sangram adalah anjing peliharaan ku.  Ia bertarung untuk ku. Dia akan membawa Tawis itu kepada ku” Tampak Jodha amat cemas memperhatikan Sangram Singh dan Jalal yang bertarung ketat. Sangram bertarung dengan penuh semangat apalagi dia tengah berada dalam pengaruh sihir Labonbin. Sangram Singh berali-kali menyerang dan mendesak Jalal. Tampaknya Jalal bisa mengimbangi pertarungan ini dan balik mendesak Sangram Singh. Diatas sana Laboni memperhatikan jalannya pertarungan tak sabar. Tiba-tiba Sangram Singh memperhatikan lengan kanan Jalal yang memakai Tawis. Ia langsung menyerang balik dan menyudutkan Jalal. Kelihatannya Sangram Singh ingin memutus benang suci itu dari lengan Jalal. Pedang Sangram berhasil mengenai Tawis itu.  Akan tetapi tanpa terduga timbul percikan api saat pedang Sangram menyentuh Tawis itu. Ia pun terpental dan jatuh. Tanpa ragu-ragu Jalal menghadangkan pedangnya ke arah Sangram yang terkapar di lantai. Jalal kemudian membantunya berdiri. Dari atas sana Labonbin terilhat geram dan berkata: “Aduh si Sangram Singh ini tak berguna sama sekali bagi ku. Sekarang aku sendiri yang harus cepat berbuat sesuatu”


Di tenda pasukan Mughal Salim dan Rahim sedang berjalan keluar. Rahim menasihati Salim karena tampaknya Salim terburu-buru mau melakukan sesuatu karena terbawa nafsu. Rahim: “Salim kau tak bisa pergi begitu saja mencari Pratap. Kau mengambil resiko sembarangan!” Salim tampak masih kesal: “Kakak aku tak mungkin berdiam diri saja seperti sekarang ini. Aku tak mungkin membiarkan prajurit ku mencari Maharana Pratap kesana-kemari tak menentu” Rahim: “Lalu kau pikir bagaimana aku harus mempertanggung jawabkan tindakan mu kepada Shahenshah???” Salim menjawab: “Katakan padanya, bahwa jika aku kalah maka paling tidak aku mati sebagai seorang kesatria” Tanpa disadari mereka dibelakang Salim ada seseorang yang mengendap-endap siap memanah Salim. Beruntung Rahim sempat melihat gerakan orang tersebut dan meneriakan agar Salim merunduk. Rahim mendorong Salim dan ia sendiri merunduk menghindar dari anak panah yang meluncur ke arah mereka berdiri. Sebelum bisa melarikan diri mata-mata itu sempat terkena lemparan pisau belati Salim. Mereka mengepungnya dan menanyai siapa orang itu dan siapa yang menyuruhnya? Rahim dan Salim bergantian berkata: “Katakan siapa yang memeritahkan mu? Katakan! Katakan!” Si Mata-mata mengenakan pakaian lelaki Rajvanshi maka salah seorang prajurit yang ada disitu mengira pasti dia orang suruhan Maharana Pratap. Akan tetapi Salim menyangkalnya: “Bukan. Bukan. Orang ini tak mungkin disuruh Maharana Pratap.  Aku tahu benar dia bukan tipe pengecut seperti ini. Orang ini pasti suruhan orang lain” Rahim terus menanyai sang mata-mata akan tetapi ia keburu mati sebelum bisa mengungkapkan jati dirinya.
ARTIKEL TERKAIT Sinopsis JODHA AKBAR

Artikel keren lainnya: