SINOPSIS JODHA AKBAR ANTV
Jodha tampak sedang berjalan menuruni tangga bersama Jalal. Mereka
menuju halaman istana. Ia menuntun Jalal dengan hati-hati karena
tampaknya Jalal kurang sehat. Jodha berpesan kepada Jalal: “Shahenshah
sebaiknya hari ini kau tidak berlatih pedang dulu. Kau maish kurang
sehat” Jalal merajuk dan berkata: “Tetapi aku tak akan merasa tenang
jika aku tak berlatih. Seorang kesatria tak dapat beralasan bahwa
dirinya tak enak badan lalu ia malas pergi melawan musuh bukan? Aku akan
baik-baik saja”
Jodha menjawab: “Baiklah tetapi jangan teralu lama” Di halaman tampak
Sangram bersama Abu Fazl. Sangram Singh tampaknya tak sabar menanti
Jalal. Jalal datang dan Sangram Singh langusng menghampiri lalu memberi
salam hormatnya kepada Jalal dan Jodha. Sangram Singh berkata: “Aku
mendengar bahwa Shahenshah amat mahir bermain pedang. Bagaimana jika
anda berlatih bersama ku?”
Jodha was-was dan berpikir bahwa Sangram kan sudah dalam pengaruh sihir
Labonbin. Jika dibuarkan bisa-bisa Sabgram Singh mencelakai Shahenshah
nanti. Jodha menyelak pembicaraan dan berkata: “Tidak Sangram! Tidak
hari ini. Shahenshah sedang kurang sehat”
Jalal protes: “Biarkanlah. Bukan kah dia tamu kita? Aku juga telah
mendengar tentang keberaniannya. Pasti seru beradu pedang dengannya”
Jalal menyuruh pengawal mengambil pedangnya. Mereka pun mulai bertarung.
Sementara itu Laboni memperhatikan Sangram dan Jalal dari jauh. Dia
berkata: “Bukankah anjing itu selalu setia kepada majikannya? Sangram
adalah anjing peliharaan ku.
Ia bertarung untuk ku. Dia akan membawa Tawis itu kepada ku” Tampak
Jodha amat cemas memperhatikan Sangram Singh dan Jalal yang bertarung
ketat. Sangram bertarung dengan penuh semangat apalagi dia tengah berada
dalam pengaruh sihir Labonbin. Sangram Singh berali-kali menyerang dan
mendesak Jalal. Tampaknya Jalal bisa mengimbangi pertarungan ini dan
balik mendesak Sangram Singh.
Diatas sana Laboni memperhatikan jalannya pertarungan tak sabar.
Tiba-tiba Sangram Singh memperhatikan lengan kanan Jalal yang memakai
Tawis. Ia langsung menyerang balik dan menyudutkan Jalal. Kelihatannya
Sangram Singh ingin memutus benang suci itu dari lengan Jalal. Pedang
Sangram berhasil mengenai Tawis itu. Akan tetapi tanpa terduga timbul
percikan api saat pedang Sangram menyentuh Tawis itu. Ia pun terpental
dan jatuh. Tanpa ragu-ragu Jalal menghadangkan pedangnya ke arah Sangram
yang terkapar di lantai. Jalal kemudian membantunya berdiri.
Dari atas sana Labonbin terilhat geram dan berkata: “Aduh si Sangram
Singh ini tak berguna sama sekali bagi ku. Sekarang aku sendiri yang
harus cepat berbuat sesuatu”
Di tenda pasukan Mughal Salim dan Rahim sedang berjalan keluar. Rahim
menasihati Salim karena tampaknya Salim terburu-buru mau melakukan
sesuatu karena terbawa nafsu. Rahim: “Salim kau tak bisa pergi begitu
saja mencari Pratap. Kau mengambil resiko sembarangan!” Salim tampak
masih kesal: “Kakak aku tak mungkin berdiam diri saja seperti sekarang
ini. Aku tak mungkin membiarkan prajurit ku mencari Maharana Pratap
kesana-kemari tak menentu”
Rahim: “Lalu kau pikir bagaimana aku harus mempertanggung jawabkan
tindakan mu kepada Shahenshah???” Salim menjawab: “Katakan
padanya, bahwa jika aku kalah maka paling tidak aku mati sebagai seorang
kesatria” Tanpa disadari mereka dibelakang Salim ada seseorang yang
mengendap-endap siap memanah Salim. Beruntung Rahim sempat melihat
gerakan orang tersebut dan meneriakan agar Salim merunduk. Rahim
mendorong Salim dan ia sendiri merunduk menghindar dari anak panah yang
meluncur ke arah mereka berdiri.
Sebelum bisa melarikan diri mata-mata itu sempat terkena lemparan pisau
belati Salim. Mereka mengepungnya dan menanyai siapa orang itu dan
siapa yang menyuruhnya? Rahim dan Salim bergantian berkata: “Katakan
siapa yang memeritahkan mu? Katakan! Katakan!” Si Mata-mata mengenakan
pakaian lelaki Rajvanshi maka salah seorang prajurit yang ada disitu
mengira pasti dia orang suruhan Maharana Pratap. Akan tetapi Salim
menyangkalnya: “Bukan. Bukan. Orang ini tak mungkin disuruh Maharana
Pratap.
Aku
tahu benar dia bukan tipe pengecut seperti ini. Orang ini pasti suruhan
orang lain” Rahim terus menanyai sang mata-mata akan tetapi ia keburu
mati sebelum bisa mengungkapkan jati dirinya.
ARTIKEL TERKAIT Sinopsis JODHA AKBAR
Artikel keren lainnya: