Helena mengeluh pada Justin kalau Chanakya selalu mengagalkan rencana
mereka, "kita harus membunuh chanakya." Justin tidak setuju, "apa yang
akan kita dapatkan dengan membunuhnya? Dia sudah membagi rencananya
dengan Ashok. Ashok akan menjalankan misi itu kedepannya jika terjadi
apa-apa pada Chanakya." Helena berkata kalau begitu mereka harus
membunuh Ashok juga. Justin meminta Helena agar tidak mengambil
keputusan secara tergesa-gesa. Helena kesal, "apa yang harus kita
lakukan?" Justin terdiam sebentar, dengan kalem dia berkata, "mungkin
itu pertanda kalau kita tidak bisa menaklukan tahta ini." Helena
terbelalak menatap Justin, "aku tidak menyangka anakku seorang
pengecut!" Justin langsung emosi di katakan pengecut, "lalu apa yang kau
lakukan ma? Anda tidak sabaran karena ketidaksabaranmu kita selalu
gagal. Anda harus sadar kalau kita tidak bisa merebut tahta, karena kita
tidak punya kemampuan itu. Kalau anda menginginkan kebaikan saya, jika
anda ingin menjadikan saya Samrat Magadha maka anda perlu menghormati
saya dan pemikiran saya. Anda harus membiarkan saya tumbuh dan mengambil
keputusan sendiri. Anda harus berhenti menyuapi saya." Helena tertegun
mendengar curahan isi hati Justin. Helena ingin menenangkan Justin
dengan menyentuh pundaknya. Tapi Justin menepis tangan Helena dan pergi
meninggalkannya. Helena terlihat sedih.
Di klinik Dharma sedang melayani pasien. Sebelum pergi, pasien itu
memuji kalau Dharma memiliki sihir di tangannya. Dharma tersenyum.
Bindusara datang ke klinik. Dharma cepat-cepat menarik kerudung untuk
menutupi wajahnya. Bindu melihat-lihat kondisi sekitar di mana banyak
pasien yang masih terbaring sakit. Bindu bertanya pada Dharma, "apakah
engkau membutuhkan bantuan dari istana?" Dharma menjawab, "tidak lagi.
Kami sudah mendapat bantuan dari sana karena itulah kami bisa membantu
para pasien." Seorang gadis yang pernah di bantu Ashok menghampiri
Dharma dan menanyakan Ashok. Dharma menjawab kalau Ashok tidak ada di
klinik. Gadis itu memberitahu Dharma kalau Ashok berjanji akan
memberinya Laddo. Dharma kemudian mengambil Laddo dan memberikannya pada
gadis itu. Gadis itu tersenyum, mengucapkan terima kasih dan berkata
kalau Ashok sangat baik. Dharma tersenyum. Bindu berkata kalau semua
orang sangat mencintai Ashok, "saya bertemu Ashok hari ini, dia sangat
hebat. Dia memiliki bakat untuk menjadi pejuang besar. Jika dia belajar
di sekolah kerajaan dia bisa menjadi pemimpin pasukan istana." Dharma
tertegun, "pemimpin pasukan? Anakku? Tidak. Anakku tidak boleh melakukan
kekerasan."
SELENGKAPNYA KLIK DIBAWAH
ARTIKEL TERKAIT Sinopsis ASHOKA
Artikel keren lainnya: