Beranda · SINOPSIS SHEHRAZAT · SINOPSIS CANSU DAN HAZAL · SINOPSIS MAHAPUTRA · SINOPSIS CINTA DI MUSIM CHERRY · Ashoka ANTV

SINOPSIS ASHOKA ON COLORS TV EPISODE 147 ( EPS 157 ON ANTV) 24 AGUSTUS 2015



http://hrn07.blogspot.com



Part I
DI istana Magadha semua orang masih berkumpul di lapangan untuk menyaksikan kompetisi dalam perayaan janmatsmi, Dhrupat sedang bingung memandang semua kendi yang tergantung, Ia mengangakan mulutnya, Bindu datang dan memberikan Laddo ke mulut Drupat, Drupat tidak menyadari bahwa Samarat sudah menyuapkan Laddo kemulutnya, Samarat dan Drupat tersenyum.
Cahru menyapa Niharika
Niharika membeikan salam pada Cahru
Cahru mengatakan pada Niharika :” Saya berdoa, pada kesempatan ini agar Magahda dan Ujjain memiliki hubungan yang baik”
Niharika dan Cahru berpelukan
Disisi lain, Noor dan Helena memperhatikan mereka tidak senang dan melihat dengan sangat sinis kearah Niharika dan Cahru.
Noor mengatakan pada Helena :”Cahru mengira, segala sesuatu akan sesuai dengan keinginannya, tapi itu semua salah dan tidak akan pernah terjadi”
Helena : “ Jika Bindu menyetujui pernikahan antara Shusim dan Ahenkara,, itu tidak akan pernah terjadi karena kami akan membunuh Shusim dan menuduh Niharika yang telah melakukannya”
Noor : “ Kemudian anak saya Siamak akan menjadi Samarat”
Shusim mengatakan pada Ahenkara : “Anda selalu berharap agar saya mengikuti kompetisi, apakah anda tidak ingin hari ini aku ikut?”
Ahenkara : “ Hal itu tidak menjadi masalah, karena orang yang menyulitkan anda sedang tidak berada disini, jika anda menang tidak akan lengkap tanpa kehadiran Ashok”
Shusim pergi dan bertanya pada Indarjet :”Dimana Ashok?”
Kembali ke pondok, Khurasan sedang membalut luka di kaki Ashok dengan kain dan mengatakan pada Ashok :” Anda tidak perlu terburu-buru, pertama-tama kita harus menemukan kebenarannya dahulu, kemudian kita pergi untuk menemui Bindu”
Ashok :”Mengapa kau tidak ingin jika aku bertemu dan memberitahu Bindu?”
Khurasan : “Anda masih anak-anak, anda tidak akan mengerti tentang masalah, sementara saya kepala tentara, siapapun musuh Magadha saya tidak akan lari untuk menghadapinya, saya akan melihat musuh itu dan saya akan pergi untuk menemui Bindu untuk mengatakan kepadanya agar ia memcahkan masalah. Pekerjaan kita untuk membuat hidup Bindu lebih mudah”
Ashok :” Saya setuju dengan anda, tapi saya tidak akan menerima bantuan anda, agar Dharma dan putranya tidak meragukan saya dan mencurigai anda bersama dengan saya”
Khurasan :” Mereka (Dharma dan anaknya) tidak akan tahu jika saya bersama dengan anda”
Ashok : “Baiklah, saya akan mencoba untuk bertemu kembali dengan mereka, tapi kali ini anda harus melakukan apa yang ku katakan”
Khurasan menyetujui permintaan Ashok.
Ashok : Mari kita pergi dari sini, saya ingin menikmati kesempatan”
Khurasan dan Ashok pergi meninggalkan pondok itu.
Diistana Maghda, seorang pelayan berbicara dengan pelayan lainnya dan mengatakan “ Bindu punya satu istri lagi!”, kita akan melihat nasib kendi ke-4 yang tergantung diatas sana”
Dharma berada di belakang balkon dan mendengarkan percakapan dua pelayan itu, ia tertengun.
Dharma berfikir :” Jika Ashok tahu kendi itu miliku, ia pun akan tahu jika akupun Istri Bindu, Bagaimana Ashok dapat menggantungkan kendi itu ?”
Chanakya datang ia menemui Dharma dan bertanya padanya “Mengapa anda begitu tegang?”. Cahankya bertanya kembali pada Dharma :”Dimana Ashok?”. Dharma masih sangat gelisah, chanakya meyakinkan Dharma “Ashok akan baik-baik saja, dia akan datang”

Part II
Semua anak-anak berkumpul untuk mengikuti kompetisi,
Khalatak mengatakan kepada metreka :” Orang tidak akan tahu kendi-kendi yang dimiliki oleh para istri, dengan demikian kalian semua harus berhasil untuk mencapai kendi-kendi yang tergantung itu, lalu kalian harus memberitahu nama istri yang menjadi pemenang”
Dharma masih sangat panik dan gelisah ia mengahawatirkan
Ashok.
Bindu berfikir : “ Dharma harus disini, saya sangat berharap jika anak saya ada bersama dengan saudara-saudaranya”
Siamak bertanya kepada Shusim : “ Dimana Ashok?”
Shusim tidak suka dan ia marah :” Bukankah Ashok teman mu, mengapa anda bertanya pada saya?”
Siamak berfikir : "Ashok sudah datang dan berada disini, dia akan membantu saya untuk membuat gunung manusia dan mencapai kendi-kendi yang tergantung”
Khurasan dan Ashok datang ke istana Magahda,
khurasan duduk di kursinya dan memberikan isyarat pada Helena.
Ahenkara menyapa Ashok, kemudian Ashok datang untuk menemui siamak dan bergabung dengan tim Siamak
Masing-masing tim Siamak dan Shusim sudah lengkap
Ashok menatap Shusim
Drupat mengatakan pada ibunya (Shubarasi) “ ibu akupun ingin mendapatkan kendi itu untuk mu”
Shubarasi mengatakan pada Drupat :” Tidak, Kau masih sangat kecil, kau bisa terluka, tahun ini kau hanya menikmatinya, tetapi tahun depan aku akan mengijinkan mu untuk ikut”
Shubarasi tersenyum bahagia pada Drupat
Secara diam-diam, shusim memberikan bahasa isyarat dengan Charu (Yang mana kendi milik ibunya)
Cahru memberikan isyarat dengan tangannya dan menunjukkan telunjuknya di pelipis sebelah kanannya untuk memberi tahu Shusim bahwa kendi miliknya adalah kendi dengan penutup merah yang tergantung pertama dan lebih rendah.
Sekali lagi shusim meyakinkan dan mengulangi bahasa isyarat ibunya
Cahru mengangguk dan menunjukkan jari telunjuknya dan perlahan-lahan menaruh tangannya dengan masih menunjukkan jari telunjuknya untuk menunjukkan kendi yang pertama pada sandaran kursi
Shusim mengatakan pada indrajet : “Sekarang aku tahu, kendi ibu ku yang tergantung pertama”
Indrajet : “Bagaimana anda bisa tahu bahwa kendi yang tergantung pertama itu milik ibumu?”
Noor memperhatikan dan melihatnya, ia bertanya pada cahru “Apa kau sedang mengatakan sesuatu pada Shsuim?”
Cahru hanya berkilah dan terus mengelak kepada Noor dan mengatakan :”Tidak Rani Noor”
Noor sangat marah dan menegaskan ucapannya :” Anda selalu berbuat curang (menipu)”
Cahru meyakinkan Noor dan pura-pura menyentuh gelangnya dan menyakinkan Noor sekali lagi “Tidak Rani Noor”
Shushim berbicara sendiri :” Saya akan mendapatkan kendi milik ibu ku dan memenangkannya untuknya”
Cahru terus memberikan isyarat dengan jari telunjuknya dan menggerkaan tangannya didekat gelangnya pada shusim
Shusim tersenyum melihat kendi yang tergantung sangat rendah dengan kain merah milik ibunya”
Cahru tersenyum senang
Siamak bertanya pada shusim : "Mengapa kau memilih kendi itu?”
Ashok :” Saya pikir, karena anda paling tua, anda memutuskan terlebih dahulu kendi yang digantung paling tinggi, tapi anda lebih memilih pada kendi yang tergantung lebih renda, apa anda takut pada ketinggian?”
Siamak :” Harus kendi yang paling tinggi”
Shusim kembali menegaskan :”Saya tidak akan mengubah keputusan saya, untuk mengambil kendi dengan kain merah, saya akan menetapkan pilihan saya pada kendi dengan tutup merah itu saja”
Ashok meminta dan meyakinkan kembali :” Anda tahu kendi itu punya siapa?”
Shsusim berdalih :”Bagaimana saya dapat mengetahui hal itu?”
Siamak :” Hal ini sudah sangat jelas, anda takut pada ketinggian"
Shsuim berfikir :” Jika saya mengatakan ‘Ya’ untuk kendi yang digantungkan pada puncak yang paling tinggi, maka ibu ku (Cahru) akan kalah, saya harus tetap menghormati dan saya harus tetap memilih tambang atau kendi milik ibu ku (Cahru)"
Shusim melirik ahenkara
Ahenkara senyum
Ashok berfikir : “Sekarang siapapun yang mendapatkan kendi yang tergantung diatas, ibu ku akan menang sebagai pemilik kendi yang paling tertinggi”
Sebelum pertandingan dimulai, Ashok mengatakan pada Siamak :”Saya sedang terluka, saya tidak bisa ikut untuk mengambil bagian, tapi keninginan saya baik pada anda”
Semua orang tersenyum
Tim Shusim dan Tim Siamak memulai untuk membuat tangga manusia, tetapi siamak terpelset,
Noor sangat panik dan bangun dari tempat duduknya “Siamak”
Dharma yang ada dibalkon koridor istana pun kaget dan berteriak “Pangeran”
Ashok dengan sigap menangkap siamak, siamak masih sangat Syok
Ashok :”Kau tidak apa-apa?”
Siamak mengatakan pada Ashok :” Saya masih takut”
Ashok menggendong siamak dipudanaknya, kaki Ashok masih terbalut kain, dengan kaki yang masih terluka, Ashok menaiki paha dan pudak temanya dan memecahkan kendi yang paling tertinggi, kemudian mereka turun
Semua para istri sangat kecewa (Cahru, Noor dan Shubarasi)
Ashok berfikir dengan sangat menyesal :”Bagaimana saya begitu sangat egois, untuk memcahkabn kendi milik ibuku, dan tidak berfikir bahwa bindu pun memiliki istri yang lainnya mereka pun ibu saya juga”
Ashok mengatakan pada shusim :” Kami hanya memcahkan satu kendi, tapi diatas sana masih tergantung 3 kendi yang masih utuh dan tergantung, kita harus memcahkan semuanya, sehingga semua para ibu menang, jadi tidak ada ibu yang menjadi pemenang terbelakang”
Siamak “Mengapa anda berfikir seperti itu?”
Semua orang berfikir sama seperti Ashok
Shusim :” Kami akan memutuskan kendi yang bukan merupakan istri dari Bindu sehingga semua ibu meresa menang”
Ketiga istri tersenyum bahagia
Helena pun tertawa senang
Semua tim berkumpul mereka kembali membuat tumpukan tangga manusia,
Ashok memberikan semangat, mereka berkumpul untuk kembali membuat tangga manusia,ashok menggendong Siamak naik ketas pundaknya kembali mendaki pudank teman-temanya.
shusim, Siamak dan Ashok sudah berada di atas puncak kendi yang tergantung dan mereka memcahkan semua kendi susu menyirami kepala ashok dan teman Shusim, mereka (Kedua tim siamak dan tim Shusim) tertawa bahagia dan bersorak sorai dan bergembira diatas pita umbul-umbul.

Perecap : Murid Chanakya menagatkan pada chanakya :” Kita sudah terlambat, dan harus segera pergi dan meninggalkannya, chanakya melihat Ashok datang dan melempar surat dan pergi bersama dengan muridnya.
Ashok datang untk mengambil surat itu tetapi khuarasan dengan cepat mengambil surat itu dari tangan Ashok.
Khurasan membaca surat dari cahanakya dan ia bingung
Ashok tegang

Artikel keren lainnya: