Beranda · SINOPSIS SHEHRAZAT · SINOPSIS CANSU DAN HAZAL · SINOPSIS MAHAPUTRA · SINOPSIS CINTA DI MUSIM CHERRY · Ashoka ANTV

SINOPSIS ASHOKA SAMRAT EPISODE 116



http://hrn07.blogspot.com



Syamak sedang memegang pedangnya seraya berkata "Aku akan merasa bangga jika aku menumpahkan darahku untuk menjadi Ksatria. Untuk mengikuti jejak nenek moyangku Yang Agung yang darahnya mengalir dalam pembuluh darahku." Helena mendengar ini, ingat bagaimana ia membuat Justin mempelajari kata-kata itu ketika Justin masih kecil. Helena menangis dan mendekati Syamak. Syamak terkejut melihatnya, Helena duduk berlutut didepannya lalu memeluknya dan menangis. Tak lama setelah itu, Helena melepaskan pelukannya, Syamak menghapus air matanya. Syamak bilang "Jangan takut...Aku pernah merasakannya. Aku tidak bisa percaya bahwa tangan yang mengajarkan aku untuk bertarung bisa membunuhku. Jangan khawatir, aku bersamamu, Aku akan merawatmu." ia memeluk Helena, Helena menangis dalam pelukannya.
(Ya Allah...Terharu
mimin cry emoticon kepolosan Syamak itu lho, Ya Allah... sambil ngetik aja mimin udh meneteskan air mata... Apalagi nonton scenenya cry emoticon )

Ashoka menemui Dharma dan memeluknya.
Dharma : "Apa yang terjadi?"
Ashoka : "Aku ingat waktu ketika aku berpikir aku akan kehilangan ibu."
Dharma terkejut dan melepaskan pelukannya.
Dharma : "Mengapa kau berpikir seperti itu?"
Ashoka : "Mudah untuk memilih antara yang baik dengan yang buruk tapi bagaimana memilih antara yang baik dengan yang baik? Hari ini aku menyadari bahwa Yang Mulia telah memberikan Ahankara tempat tinggal tapi dia dikurung di sini, dia tidak memiliki izin untuk bertemu ibunya, keputusan Yang Mulia itu baik sehubungan dengan politik tetapi jika Ahankara tidak bersalah lalu mengapa dia harus mengalami semua ini? setelah kematian ayahnya, ibunya pasti akan membutuhkannya."
Dharma : "Ketika kau bingung maka turuti apa kata hatimu. Pikiranmu bisa dipengaruhi oleh kemarahan tetapi hatimu selalu memberitahumu apa yang benar dan baik bagi orang lain."
Ashoka : "Aku akan membuat Ahankara bertemu ibunya, aku akan berbicara dengan Yang Mulia." dia pergi.
Dharma : "Aku berdoa agar kau tidak kehilangan diri sendiri dalam permainan politik."

Helena menemui Bindusara, Chanakya juga ada disana.
Helena : "Aku ingin mengatakan sesuatu."
Bindusara memintanya untuk maju, Helena tegang.
Helena : "Aku memiliki satu permintaan. Aku paham dengan apa yang kau lalui. Aku telah melihat ketakutan di mata isterimu dan anak-anakmu. Apa yang terjadi adalah salah, tapi aku adalah ibu kandung Justin dan bagaimana aku bisa melihat putraku mati."
Bindusara : "Aku juga saudaranya. Aku telah mengambil keputusan ini untuk melindungi Magadha, aku merasa sakit hati juga, aku tidak merasakan rasa sakit ini ketika aku diserang sebelumnya. Aku mengerti rasa sakitku, tapi tidak didepan kalian, aku tidak bisa membayangkan bagaimana memalukannya untuk menjadi ibu dari seorang pengkhianat. Ia merencanakan semua ini dan kau tidak mengerti apa-apa? Dia bukanlah kakak yang baik, dia juga bukan anak yang baik, ia telah melakukan kejahatan yang besar dan kau ingin aku memaafkannya? Dia pasti akan mendapatkan hukuman mati."
Helena : "Tidak, pertama dengarkan aku, aku ingin memberikan kematian kepada orang yang telah aku lahirkan, aku ingin membunuh Justin, aku ingin menghukum dia sehingga orang akan tahu bahwa bahkan meskipun aku Ibu Justin tapi aku adalah ratu dan istri Yang Mulia Chandragupta dan ini adalah rumahku dan jika seseorang mencoba untuk main-main dengan hal itu maka aku tidak akan memaafkannya bahkan jika ia putraku sekalipun."
Ashoka tertegun mendengar ini.
Helena menangis, Bindusara bangkit dari singgasananya. Bindusara melipat tangannya dan mengatakan "Aku minta maaf karena meragukanmu, tetapi kau telah membuktikan hari ini bahwa kau bukan ibu tapi malaikat, tidak ada yang bisa mencintai Magadha lebih dari kau, ibu. Kau adalah contoh bagi semua ibu."


Sambil berjalan dan Ashoka mengatakan "Aku telah belajar tentang ibu yang melindungi anak-anak mereka, siap untuk disalahkan demi anak-anak mereka tapi apa yang aku lihat hari ini? Helena siap untuk membunuh anaknya? Aku pikir ini bukan waktu yang tepat untuk berbicara dengan Yang Mulia, baginya Ahankara adalah putri pengkhianat, jika aku berbicara dengannya sekarang maka ia akan lebih memperketat keamanan nya tetapi bagaimana aku bisa membiarkan Ahankara seperti ini? Aku harus membuat Ahankara bertemu ibunya bagaimanapun caranya."

Bindusara datang ke penjara untuk bertemu Justin, Justin tertegun melihatnya.
Bindu ; "Aku telah belajar bagaimana untuk memenangkan sebuah peperangan darimu, kakak seperti ayah, aku bangga punya kakak seperti dirimu lalu bagaimana semua berubah tiba-tiba? Kita selalu makan bersama di satu piring yang sama."
Justin ingat bagaimana di masa kecilnya ia memberikan Bindusara makanan dan bagaimana Helena justru memarahi dia karena memberikannya pada Bindusara.
Bindusara : "Bagaimana cinta kita berubah menjadi kebencian? Aku mencoba untuk menemukan jawaban tapi tidak bisa, seorang kakak yang rela mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan adiknya tapi sekarang siap untuk membunuhnya? kau tidak berpikir tentang ibumu? kau menghancurkan semuanya dalam sekejap, jika kau meminta padaku maka aku akan memberikanmu tahtaku, aku telah banyak kehilangan karena semua ini."
Justin : "Hebat. Kau ingin memberikan tahta sebagai amal? Katakanlah hal ini kepada seseorang yang menghargai itu. Aku siap untuk mati dengan kepuasan bahwa mungkin aku tidak berhasil mengambil tahta tapi aku telah mengguncang pemerintahan Anda, dan Anda adalah seorang raja yang lemah dihadapan orang dan ini adalah kemenanganku."
Bindusara : "Aku merasa kasihan mendengarkan perkataanmu, hukuman mati akan dipastikan, tapi aku meyakinkanmu bahwa aku tidak akan memiliki perasaan benci padamu, aku memaafkanmu untuk semua yang selama ini kau lakukan kepadaku. Ini bukan karena kau layak mendapatkannya tetapi aku memiliki hak untuk hidup damai." dia pergi, Justin sedih.
ARTIKEL TERKAIT Sinopsis ABAD KEJAYAAN

Artikel keren lainnya: