Sinopsis By #SALLYDIANDRA
Disebuah
pasar masih didaerah kekuasaan kerajaan Bijolia, nampak Pangeran Pratap
& Jalal berada pada satu tempat yg sama, saat itu ketika Pangeran
Pratap & teman-temannya sedang berjalan-jalan didalam pasar,
Pangeran Pratap merasa ada yg mengikutinya dibelakang, Pangeran Pratap
mencoba menengok kesana kemari namun tdak menemukan apa-apa, tanpa
sepengetahuan Pangeran Pratap, Gohar masih terus membuntuti Pangeran
Pratap & bermaksud hendak membunuhnya setelah semua rencananya gagal
ketika mereka berdua bersama-sama berada di istana “Benidas, rasanya
ada yg tdak beres disini!” Pangeran Pratap mulai merasa curiga dgn
keadaan disekelilingnya
Sementara
itu para prajurit Afghanistan mendatangi sebuah desa dimana orang tua
Shobagyawati tinggal disana, pasukan Mahmud Shah itu membuat kekacauan
disana dgn membunuh & mengusir orang-orang desa tersebut
Dipasar,
prajurit Jalal mulai mendirikan tenda utk beristirahat utk Jalal &
Bhairam Khan, salah satu prajurit mengibarkan bendera Mughal namun
langsung dicegah oleh Bhairam Khan “Beraninya kau mengibarkan bendera
ini? Apakah kau tdak tahu kalau ada seseorang yg melihat bendera ini
maka mereka akan membunuh kita semua! Mengerti kau? Masukkan bendera ini
kedalam! Cepat!” akhirnya bendera itu tdak jadi dikibarkan “Aku sangat
bersemangat & tertarik utk mengambil alih Mewar!” ujar Jalal, tanpa
sepengetahuan Jalal, ternyata Pangeran Pratap melihat Jalal &
tendanya, Pangeran Pratap teringat pada kenangan manis mereka berdua
Sementara
itu pasangan pengantin baru yg baru saja menikah, Chakrapani &
Shobagyawati nampak pulang kedesa Shobagyawati menggunakan gerobak sapi,
sesampainya di desa ternyata desa itu telah sepi yg ada hanya para
prajuit Mahmud Shah, mereka rupanya sengaja menjebak Chakrapani,
Chakrapani mencoba melawan serangan prajurit Mahmud Shah sambil
berteriak pada istrinya utk pergi dari sini, Shobagyawati merasa bingung
& gelisah akhirnya dia berbalik menuruti ucapan Chakrapani, berlari
menuju ke kerajaan Bijolia sambil berteriak memanggil-manggil nama
Pangeran Pratap
Dikerajaan
Bijolia, Ajabde diantar oleh ibunya utk menghadap kehadapan ayahnya yg
saat itu sedang menimang-nimang adik bayi Ajabe dgn senyum sumringah
diwajahnya, awalnya Ajabde ragu-ragu hendak menemui ayahnya namun ibunya
menguatkan Ajabde utk menceritakan pada ayahnya kenapa dia meminta
Pangeran Pratap pergi, Raja Mamrat Ji merasa tdak suka dgn kehadiran
Ajabde & belum juga Ajabde menyampaikan maksud kedatangannya, dari
arah luar istana, Ajabde mendengar dari arah luar istana ada suara yg
memanggil-manggil Pangeran Pratap “Pangeran Pratap! Pangeran Pratap!
Pangeran Pratap!” Ajabde & Raja Mamrat Ji merasa heran, Ajabde
mengenal suara itu suara Shobagyawati temannya, Ajabde segera melihat
dari balik jendela & dilihatnya Shobagyawati sedang berlari-lari
seperti orang yg ketakutan, bergegas Ajabde segera menghentikan
Shobagyawati yg masih terus berlari “Shobagyawati, ada apa?”, “Putri
Ajabde, maafkan aku tapi dimana Pangeran Pratap? Dimana Pangeran
Pratap?” Shobagyawati nampak cemas & ketakutan yg amat sangat sambil
menceritakan situasi yg terjadi didesanya, Raja Mamrat Ji hanya
mendengarkan saja dibelakang Ajabde “Shobagyawati, Pangeran Pratap sudah
tdak ada di Bijolia, dia sudah pulang ke Mewar” Shobagyawati panik
begitu mendengar ucapan Ajabde & langsung jatuh pingsan tdak
sadarkan diri, Raja Mamrat Ji segera meminta prajuritnya utk berkumpul
sekarang juga. Sinopsis Mahaputra Episode 202
Diruang
pribadi raja, Raja Mamrat Ji sedang memberikan pengarahan pada para
prajuritnya kalau mereka akan berperang melawan pasukan Mahmud Shah,
orang-orang Afghanistan, Ajabde memasuki ruangan itu seraya berkata
“Ayah, kita bisa memanggil Pangeran Pratap dgn surat ini” ujar Ajabde
sambil memberikan selembar surat pada ayahnya namun Raja Mamrat Ji
menolaknya “Tdak ada seorangpun yg bisa mengirimkan surat ini ke
Pangeran Pratap” ujar Raja Mamrat Ji kesal sambil menyobek-nyobek surat
yg dibuat oleh Ajabde, kemudian berlalu dari sana di ikuti oleh para
prajuritnya, Ajabde merasa sedih melihat situasi yg terjadi saat ini,
tiba-tiba Ajabde teringat pada Laksmi sapi piarannya “Aku punya ide,
Laksmi, dia pasti bisa memberikan pesan ini ke Pangeran Pratap!” Ajabde
segera menghampiri Laksmi & memintanya agar menemui Pangeran Pratap,
Ajabde mengikatkan dupattanya dileher Laksmi kemudian melepas tali yg
mengikat leher Laksmi & menyuruh Laksmi pergi mencari Pangeran
Pratap dimanapun dia berada
Dipasar,
teman-teman Pangeran Pratap ingin membeli Jalebi (makanan ringan yg
dijual dipasar) “Pangeran Pratap, aku ingin membeli jalebi, apakah kau
juga mau membelinya?”, “Tdak, tdak, aku tdak mau membelinya” kedua teman
Pangeran Pratap nampak sedih “Ayolah, pangeran, aku mohon, ayoo kita
beli makanan itu”, “Baiklah” akhirnya mereka bertiga menghampiri penjual
jalebi tersebut, saat itu Gohar masih terus mengikuti Pangeran Pratap
dibelakang
Ditenda
Jalal, Jalal saat itu juga sedang mencicipi jalebi “Sekarang aku ingin
pergi utk membeli makanan ini sendiri & mencicipinya” ujar Jalal
kemudian berlalu keluar tendanya, sedangkan Pangeran Pratap yg sedang
menuju kepenjual jalebi kembali merasa ada orang yg mengikutinya
dibelakangnya, Pangeran Pratap segera berbalik kebelakang namun Gohar
kembali bersembunyi, tepat pada saat itu ketika Gohar sedang menghindar
dari tatapan Pangeran Pratap, Gohar hampir saja menabrak Jalal &
Bhairam Khan yg juga sedang berjalan-jalan dipasar “Yang Mulia, maafkan
aku, aku kesini mengikuti Pangeran Pratap & dia telah sampai disini,
dipasar ini” ujar Gohar, Jalal marah & geram mendengar ucapan Gohar
“Yang Mulia, lebih baik kita kembali ketenda kita saja” Bhairam Khan
langsung menggeret lengan Jalal “Aku tdak takut dgn Pangeran Pratap,
Khan Baba (panggilan Jalal ke Bhairam Khan)! Aku ingin mencicipi
jalebi!” Jalal bersikeras hendak menuju ketempat Pangeran Pratap namun
Bhairam Khan terus mencegahnya
Didesa,
Chakrapani akhirnya bisa dilumpuhkan oleh para prajurit Afghanistan,
Chakrapani menjadi bual-bualan para prajurit itu, Chakrapani dilempar
kesana kemari, tubuh Chakrapani lemas & tdak memberikan perlawanan
apapun, para prajurit Afghanistan merasa senang, apalagi ketika
Chakrapani jatuh terkulai lemas ditanah, mereka tertawa terbahak-bahak
melihat Chakrapani yg sudah tdak berdaya, kemudian mereka
menginjak-injak tubuh Chakrapani, tak lama Mahmud Shah datang
menghampiri para prajuritnya, salah satu orang kepercayaan Mahmud Shah
mengabarkan kalau Chakrapani adalah teman Pangeran Pratap, tak lama
kemudian ayah mertua Chakrapani menghampiri Chakrapani bermaksud hendak
menolongnya namun para prajurit Afghanistan itu malah menghajar ayah
mertua Chakrapani & Chakrapani hingga babak belur
Dikerajaan
Bijolia, Shobagyawati terbangun dari pingsannya sambil berteriak
ketakutan, Ajabde, Ratu Hansa Bai & Phool berusaha menenangkan
Shobagyawati “Lalu siapa yg akan menyelamatkan kita dari prajurit
Afghanistan itu, Ajabde, mereka datang dgn pasukan yg sangat besar”
Shobagyawati semakin ketakutan “Shobagyawati, berdoalah pada Dewa”
Dipasar,
ketika Pangeran Pratap sedang melihat kesekelilingnya, tiba-tiba
Pangeran Pratap melihat Jalal sedang ngobrol dgn seseorang yg sebenarnya
itu adalah Bhairam Khan yg berdiri membelakangi Pangeran Pratap, Jalal
& Bhairam Khan sedang membahas tentang kehadiran Pangeran Pratap
dipasar itu, sementara Pangeran Pratap merasa senang karena bisa ketemu
dgn Jalal, teman lamanya yg dulu bertemu di kuil Meera Bai, dgn perasaan
senang karena akan bertemu dgn teman lama, Pangeran Pratap segera
menghampiri Jalal dgn senyumnya yg mengembang diwajahnya, dari kejauhan
Gohar yg melihat Pangeran Pratap menghampiri Jalal merasa kebingungan
& heran, sedangkan Jalal masih terus berdebat dgn Bhairam Khan.
Next Episode di Sinopsis Mahaputra Episode 203