By #SALLYDIANDRA
Dikerajaan
Bijolia, Raja Mamrat Ji & Ratu Hansa masih membahas tentang
perasaan cinta Ajabde pada Pangeran Pratap namun Raja Mamrat Ji
menolaknya karena bagaimanapun juga status mereka tdak sama, Raja Mamrat
Ji hanyalah seorang menteri, berbeda dgn Raja Uday Singh yg seorang
Maharaja “Rana Ji, aku yakin kalau Pangeran Pratap itu juga menyukai
Ajabde, anak kita” Raja Mamrat Ji tdak suka dgn ucapan istrinya itu
“Jangan bermimpi seperti itu karena kita tdak akan bisa memenuhinya, aku
tahu kalau aku telah bertindak tdak baik padanya meskipun aku menyadari
bahwa apa yg telah aku lakukan ini salah, tapi ini sudah sangat
terlambat, dia pasti sangat terluka & jika kerajaan Mewar menolak
hubungan ini maka dia pasti akan patah hati, Ratu Hansa Bai” dari
kejauhan Ajabde masih terus mendengarkan pembicaraan kedua orangtuanya,
Ajabde merenungkan ucapannya ayahnya
Ratu
Hansa Bai menemui Ajabde dikamarnya, Ajabde terlihat salah tingkah
ketika melihat ibunya “Ajabde, ibu ingin bicara dgnmu, ibu tahu kalau
kau sangat mencintai Pangeran Pratap tapi ayahmu tdak menyukai hal ini”
Ratu Hansa Bai merasa sedih “Ibu, bagaimana kalau ayah mengajukan nama
Phool utk menjadi istri Pangeran Pratap” Ratu Hansa Bai tdak percaya dgn
apa yg didengarnya dari mulut anak sulungnya ini “Jadi kau mendengar
semua pembicaraan ayah & ibu?” Ajabde menganggukkan kepalanya sambil
berkata “Putri Marwar & pangeran Mewar, itu akan menjadi pasangan
yg terbaik utk kita semua, apakah ibu tdak memikirkan Phool?” Ratu Hansa
Bai merasa sedih sambil memeluk Ajabde “Lalu apa yg Pangeran Pratap
inginkan, nak?” Ajabde juga membalas pelukkan ibunya “Aku tdak tahu, bu,
tapi aku yakin, Phool adalah yg terbaik utk dia”, “Apakah kau tdak
terluka dgn semua ini?” Ajabde menggelengkan kepalanya “Setiap orang
tdak bisa mencapai matahari, ibu, aku tdak ingin impian ibu menjadi
hancur” ibu & anak itu saling berpelukkan & menangis
bersama-sama
Raja
Mamrat Ji & Ratu Hansa Bai mengutarakan maksud mereka pada Jalim
Singh, mereka memberikan saran agar Phool melamar pada Pangeran Pratap
utk menjadi istrinya “Itu tdak akan mungkin pernah terjadi, Raja Mamrat
Ji” Jalim Singh merasa cemas “Kami akan mengirimkan Phool ke Pangeran
Pratap, maka itu pasti akan terjadi, Jalim Singh” dari kejauhan Phool
& Ajabde sedang mendengarkan pembicaraan mereka “Aku tdak mengira
kalau hal ini akan terjadi secepat ini” ujar Phool “Cepat atau lambat,
hal ini akan terjadi, Phool” tiba-tiba Pangeran Pratap menghampiri
mereka, Phool merasa malu ketika bertemu dgn Pangeran Pratap, Phool
segera berlalu menghindari Pangeran Pratap, sehingga hanya Ajabde yg
menemaninya “Ajabde, katakan padaku satu alasan yg kuat, mengapa kau
tdak mau menerima kalungku?” Ajabde kebingungan menjawabnya lalu berkata
“Pangeran Pratap, ayahku saat ini sedang menunggumu” ujar Ajabde sambil
berlalu meninggalkan Pangeran Pratap, Pangeran Pratap memasuki ruangan
& mendengarkan pembicaran Raja Mamrat Ji & Jalim Singh “Siapa yg
akan pergi ke Chittor?” Raja Mamrat Ji & Jalim Singh jadi salah
tingkah di depan Pangeran Pratap
Ditenda
Jalal, Jalal mendapat kabar dari Gohar kalau Pangeran Pratap akan
menikah dgn Phool, Jalal sangat marah “Aku yakin Phool akan pergi ke
Chittor bersama Pangeran Pratap!” ujar Jalal kesal “Raja Mamrat Ji ingin
menikahkan Phool dgn Pangeran Pratap” ujar Gohar Jaan “Kalau Phool tdak
bisa menjadi milikku maka dia tdak akan bisa menjadi milik orang lain!
Aku akan pergi ke Chittor sekarang juga!” Jalal membentak Bhairam Khan
“Lalu apa rencanamu, Jalal?” tanya Bhairam Khan “Siapakan sebuah perang
utk Pangeran Pratap!” ujar Jalal sinis
Dikamar
Pangeran Pratap, Pangeran Pratap sedang bersiap siap utk perjalanannya
& mengecek semua senjata-senjatanya, teman-teman Pangeran Pratap
memasuki kamarnya & membuat lelucon dgn Pangeran Pratap “Sudah sudah
sudah hentikan” pinta Pangeran Pratap, sementara itu dikamar Ratu Hansa
Bai, Ajabde juga nampak tertawa-tawa senang ketika ngobrol dgn ibunya
“Apakah ibu benar-benar menyukai pakaian Maharani Jaywanta?” Ratu Hansa
Bai mengangguk “Maharani Jaywanta pasti akan merawat kau dgn baik, ibu
tahu kalau dia sangat menyukaimu” saat itu ketika Pangeran Pratap sedang
bercanda dgn teman-temannya tiba-tiba aksesoris yg dipegangnya jatuh
& rusak, Pangeran Pratap memikirkan Ajabde yg mungkin bisa
memperbaiki aksesoris itu, sementara pada saat itu dikoridor istana Ratu
Hansa Bai nampak mengejar-ngejar Ajabde yg sudah berjalan didepannya
“Ajabde, kenapa kau tdak pergi kebenteng Chittor?” belum juga Ajabde
menjawab dari ujung koridor istana sana ada Pangeran Pratap yg sedang
berjalan kearahnya, Ajabde langsung bersembunyi dibalik tirai, Ratu
Hansa merasa heran dgn sikap Ajabde “Ratu Hansa Bai, dimana Ajabde?”,
“Aku tdak tahu, pangeran” Pangeran Pratap kemudian berlalu meninggalkan
Ratu Hansa Bai, Ajabde keluar dari persembunyiannya “Sekarang ibu tahu
apa jawabannya, kenapa kau tdak mau kebenteng Chittor, karena Pangeran
Pratap kan? Tapi tadi ibu liat dari matanya dia juga mencari carimu”
ujar Ratu Hansa Bai. Sinopsis Mahaputra Episode 205
Ditenda
Jalal, Jalal sedang mempersiapkan perangnya dgn Pangeran Pratap “Aku
akan menunjukkan pada Phool kalau aku ini yg terbaik utknya” ujar Jalal
bangga “Kau tdak tahu, Jalal, kita tdak membawa pasukan kita” sela
Bhairam Khan “Sekarang saatnya kita mengambil kembali semua senjata
senjata kita di Mahmud Shah!” ujar Jalal lantang
Dikamar
Phool, Phool nampak kesal dgn pakaiannya, Ajabde segera menenangkannya
“Phool, kau harus bisa mengontrol kemarahanmu & jika kau menunjukkan
kemarahanmu seperti ini maka bagaimana kau akan menunjukkan kesan yg
baik didepan Pangeran Pratap?”, “Aku lihat Pangeran Pratap sepertinya
lebih nyaman dgnmu, dia itu tdak nyaman dgnku” ujar Phool kemudian
berlalu dari kamarnya, sementara Ajabde membantu pelayan memaking
baju-baju Phool, Pangeran Pratap sangat bahagia ketika dia mendengar
suara Ajabde, Pangeran Pratap segera memasuki kamar itu, para pelayan
bergegas meninggalkan mereka berdua, Pangeran Pratap meminta bantuan
agar Ajabde memperbaiki aksesorisnya, Ajabde memanggil pelayannya &
menyuruh pelayannya utk memperbaiki aksesoris Pangeran Pratap kemudian
berlalu meninggalkan Pangeran Pratap, Pangeran Pratap bingung dgn sikap
Ajabde “Kalau kau tdak bisa memperbaikinya, lebih baik aku akan
memperbaikinya di Chittor saja” ujar Pangeran Pratap sambil mengambil
aksesorisnya lagi dari tangan pelayan, Ajabde yg sempat berhenti di
depan pintu kamar menangis menyesali perbuatannya pada Pangeran Pratap
& segera berlari dari sana.
Dikerajaan
Mewar, Chundawat menunjukkan beberapa gambar putri raja yg akan
bersanding menjadi istri Pangeran Pratap “Ada beberapa putri raja yg
telah kita kirimi undangan lamaran itu, Raja Uday Singh” Raja Uday Singh
nampak sedikit kesal “Kita tdak ingin hubungan ini, Chundawat”
sementara itu Phool berkata pada Jalim Singh “Jalim Singh, aku akan
pergi kebenteng Chittor sebentar lagi” Jalim Singh pun tdak mau kalah
“Iya, kalau aku akan pulang kembali ke Marwar, aku akan mengutarakan
semua keluhanku tentangmu, sedangkan salah satu prajurit Jalal
mengabarkan pada Jalal tentang keberadaan Mahmud Shah
Dikerajaan
Bijolia, Pangeran Pratap sedang berkumpul dgn orang-orang
kepercayaannya “Di Bijolia kita harus selalu waspada & jangan
mengira kalau musuh kita akan datang didepan kita sewaktu-waktu” Gohar
mendengarkan semua pembicaraan ini tepat pada saat itu Ajabde
menghampiri Gohar & bertanya “Lal Baiji, kau dari mana saja? Phool
mencari-carimu kemana-mana” Gohar salah tingkah didepan Ajabde “Lal
Baiji, apakah kau bisa ikut dgnku?” Gohar menerima undangan Pangeran
Pratap “Beberapa keputusan diambil dari dalam hatiku yg paling dalam”
ujar Pangeran Pratap! Ajabde sedang ngobrol dgn Phool dikamarnya “Phool,
kau kelihatan cantik sekali” puji Ajabde “Aku sangat ketakutan” ujar
Phool “Tuan putri apakah kau mencari aku?” sela Gohar yg tiba-tiba
muncul didepan mereka “Lal Baiji, bagaimana penampilanku?” ujar Phool
dgn matanya berbinar terang “Waaah Jalal pasti akan tergila-gila &
Pangeran Pratap akan dibunuh!” Ajabde & Phool tertegun & heran
dgn ucapan Gohar “Apa maksudmu?” tanya Ajabde penuh selidik “Ketika
Pangeran Pratap melihatmu maka dia akan benar-benar terbunuh” Gohar
salah tingkah didepan mereka berdua
Ditempat
persembunyian Mahmud Shah, Jalal & Bhairam Khan menemuinya disana
“Mahmud Shah, sekarang kau disebut dgn Langda” ejek Bhairam Khan “Kau
nanti juga akan kalah, Bhairam Khan!”, “Marilah kita lakukan ini! Mahmud
Shah telah mengkhianati kita” bentak Bhairam Khan “Iyaa betul, kau
telah menipu kami”, “Sekarang aku bersama kau, yg Mulia & aku akan
membunuh Pangeran Pratap! Aku tahu hanya kau yg bisa membantu aku, yg
Mulia” ujar Mahmud Shah dgn nada memelas “Aku akan memberikan kesempatan
berikutnya ke Mahmud Shah, aku akan membunuh Pangeran Pratap ketika dia
dalam perjalanan dari Bijolia ke Chittor” ujar Jalal sinis
Sementara
itu Pangeran Pratap meminta ijin utk pulang kebenteng Chittor pada Raja
Mamrat Ji “Aku tahu, kami akan mendapatkan undangan dari Chittor
segera” ujar Raja Mamrat Ji, Pangeran Pratap merasa bingung “Memangnya
kenapa?” Pangeran Pratap melirik kearah Phool.
Next Episode di Sinopsis Mahaputra Episode 206