Sinopsis By #SALLYDIANDRA
Pangeran
Pratap akhirnya mencapai tempat rahasia didalam sebuah gua, ketika
Pangeran Pratap memasuki gua itu ternyata Rawat Ji, orang kepercayaan
ayahnya telah ada disana “Pangeran Pratap, ada apa? Apa yg terjadi?”
Pangeran Pratap nampak sedikit kesal “Aku benar-benar kesal dgn
gadis-gadis itu!” Rawat Ji tersenyum penuh arti “Pangeran Pratap, semua
gadis-gadis itu datang kesini utk mengajukan lamaran utk pernikahanmu”
Pangeran Pratap terkejut
Sementara
itu ketika Ratu Jaywanta memasuki ruangan para putri raja ternyata
disana tdak ada seorangpun putri raja yg hadir, yg ada hanya Ajabde yg
sedang sibuk mendadani boneka boneka yg dibuatnya dgn tanah liat, Ratu
Jaywanta nampak terkesan dgn Ajabde, tak lama kemudian Raja Uday Singh
menghampiri Ratu Jaywanta “Rana Ji, saat ini aku sudah mendapatkan
seorang pengantin perempuan utk Pangeran Pratap” Raja Uday Singh
tersenyum & bertanya “Siapa?” dgn bahasa tubuhnya, Ratu Jaywanta
melihat Ajabde sambil tersenyum penuh arti “Kau yg mengambil keputusan,
Maharani Jaywanta”, “Kita akan bertanya pada Pangeran Pratap” tepat pada
saat itu Pangeran Pratap menghampiri kedua orangtuanya, sementara
Ajabde masih asyik mendandani boneka tanah liatnya dgn duduk
membelakangi mereka. Ketika kedua orangtuanya bertanya pada Pangeran
Pratap, Pangeran Pratap langsung menolak menikah dgn Ajabde, Ajabde yg
sedang asyik dgn boneka tanah liatnya begitu mendengar namanya di sebut
langsung berdiri & berbalik ke arah mereka sambil berkata “Aku juga
tdak tertarik utk menikah dgnmu!” teriak Ajabde, Pangeran Pratap &
kedua orang tuanya terkejut kemudian Ratu Jaywanta menyuruh Pangeran
Pratap utk pergi ke kamarnya sendiri, Ajabde jadi tdak enak hati, Ajabde
kemudian pamit mau pergi ke kuil “Maharani Jaywanta, kau telah
menyeleksi seorang pengantin perempuan utk Pangeran Pratap tapi mereka
berdua saling bertengkar satu sama lain tapi aku setuju dgn hubungan
ini” ujar Raja Uday Singh sambil tertawa senang,
Tak
lama setelah itu salah satu prajurit menghampiri Raja Uday Singh &
mengabarkan kalau ada sesuatu yg penting yg harus dilihatnya Di luar
halaman istana, anak buah Raja Uday Singh menunjukkan mayat prajurit
Mughal, prajurit juga menunjukkan sebuah surat dari kerajaan Mughal, tak
lama kemudian Raja Uday Singh & Rawat Ji nampak sedang membahas
sesuatu yg sangat penting, Pangeran Pratap juga ada disana “Aku tahu
kalau dia akan kembali!” ujar Pangeran Pratap,
Sementara
itu di kerajaan Mughal, di Agra, Maham Anga sedang menunggu Jalal, tak
lama Jalal kembali ke Agra, Jalal menemui Bhairam Khan “Khan Baba,
panggil aku Akbar sekarang! & aku minta maaf utk semua kesalahanku,
aku benar benar membutuhkan kau, Khan Baba” ujar Jalal dgn nada sedih,
Bhairam Khan terpana dgn ucapan Jalal “Aku benar benar ingin mendengar
ini semua dari kau, Jalal” Bhairam Khan memeluk Jalal erat kemudian
mencium dahinya “Mulai dari sekarang, semua orang akan memanggil kau dgn
penuh rasa hormat” Bhairam Khan tertegun mendengarnya “Lalu bagaimana
dgn Phool Kanwar, Jalal?”, “Jangan sebut namanya lagi!” ujar Jalal dgn
nada marah
Di
kerajaan Mewar, Ajabde sedang berbicara dgn dirinya sendiri “Kenapa
Pangeran Pratap jadi bertengkar dgnku tadi?” Ajabde merasa heran, Phool
mendekatinya & berkata “Ajabde, aku sangat khawatir dgn hubungan
antara kerajaan Mewar & Marwar, tapi aku akan memberikan hadiah ini
utk Maharaja Uday Singh!” ujar Phool,
Sementara
di tempat Jalal, Jalal & Bhairam Khan memasuki ruang sidang di
kerajaannya di Agra & mengumumkan kalau Bhairam Khan saat ini
menjadi menterinya, Maham Anga yg juga berada disana terkejut & tdak
percaya dgn ucapan Jalal, Maham Anga tdak suka dgn pengangkatan Bhairam
Khan, kemudian Jalal & para menterinya sedang membahas daerah
daerah yg hendak di kuasainya sambil melihat peta negeri India yg
terpampang di dinding, sedangkan Pangeran Pratap bersama Raja Uday Singh
& menterinya juga sedang membahas tentang keamanan kerajaan, Sinopsis Mahaputra Episode 209
Di
tempat Jalal, Bhairam Khan menunjukkan daerah mana saja yg hendak
mereka taklukkan di dalam peta “Aku akan mendapatkan kemenanganku di
seluruh pelosok negeri India, Khan Baba, kita akan mendapatkan
kemenangan di kerajaan yg terdekat & kita akan memulainya dari sini,
ini akan sangat mudah utk kemenangan kita” ujar Jalal, di kerajaan
Pangeran Pratap “Pertama tama kita harus menjalin persahabatan dgn
kerajaan terdekat kemudian kita akan menyerang Marwar” ujar Rawat Ji, di
tempat Jalal “Aku telah berjanji pada ayahku bahwa aku akan menang di
seluruh negeri India” ujar Jalal sambil menempelkan bendera kerajaan Mughal di tengah tengah peta tersebut sambil tersenyum senang
Di
kerajaan Mewar, Ratu Jaywanta sedang berada di kuil & berdoa di
depan patung Dewa Khrisna, Phool juga datang kesana & berkata “Semua
putri raja itu telah mengatakan ucapan yg keliru!” ujar Phool kemudian
Phool pergi menemui Raja Uday Singh, saat itu Raja Uday Singh sangat
marah ketika Phool memberikan hadiah utk Raja Uday Singh “Apa yg kau
pikirkan? Kau pikir aku tdak bisa mengidentifikasi kau?” Phool kaget
ketika Raja Uday Singh menatapnya dgn penuh kebencian “Pangeran Pratap,
beraninya kau membawa putri Phool ke benteng kita?” bentak Raja Uday
Singh “Musuhnya tdak hanya berasal dari mereka saja, ayah, tapi kita
termasuk di dalamnya” Raja Uday Singh semakin marah pada Pangeran Pratap
& berkata pada Rawat Ji “Katakan pada Pangeran Pratap, Rawat Ji,
bahwa apa yg dia katakan itu adalah salah!”, “Tdak, Maharaja!” Rawat Ji
membela Pangeran Pratap, Raja Uday Singh kaget “Apa? Jadi kau menerima
apa yg Pangeran Pratap ucapkan?” bentak Raja Uday Singh
Phool
menangis & mengutarakan semua kesedihannya pada Ajabde “Ajabde, aku
tdak mau tinggal disini lagi” Ajabde memeluk Phool sambil berusaha
menenangkan sahabatnya itu “Aku tdak akan membiarkan hal ini terjadi,
Phool” Ajabde teringat akan surat ayahnya yg di tulis utk Raja Uday
Singh, Ajabde segera mengambilnya dari peti pakaiannya & bergegas
menuju menemui Raja Uday Singh, Ajabde mencegat Raja Uday Singh di
koridor istana yg saat itu sedang berjalan bersama Pangeran Pratap,
Ajabde meminta maaf pada Raja Uday Singh kemudian memberikan surat yg di
buat oleh ayahnya, sesaat Raja Uday Singh terpana, Raja Uday Singh
membaca surat dari Raja Mamrat Ji yg berisi tentang rencana pernikahan
Phool & Pangeran Pratap “Ini akan baik utk Rajputana & utk itu
kita harus mewujudkan hal ini, aku mohon ijinkanlah pernikahan ini
antara Pangeran Pratap & putri Phool Kanwar” Pangeran Pratap
terkejut sambil menatap Ajabde,
Hati
Raja Uday Singh mulai melunak, Raja Uday Singh berusaha menemui Phool
dikamarnya bersama Ajabde, saat itu Phool sedang mengemasi barang
barangnya hendak pergi dari kerajaan Mewar namun Raja Uday segera
mencegahnya, Phool sangat senang ketika Raja Uday Singh mulai bisa
menerima dirinya, sedangkan Pangeran Pratap merasa terluka & kecewa
dgn ucapan Ajabde, Pangeran Pratap merusak perhiasannya lagi
Ratu
Jaywanta memasuki kamar Pangeran Pratap & melihat perhiasan
Pangeran Pratap yg baru diperbaiki kemarin ternyata rusak kembali,
padahal perhiasan itu diperbaiki oleh Ajabde, Ratu Jaywanta bisa membaca
perasaan anak semata wayangnya ini “Pangeran Pratap, apakah kau
menyukai Ajabde?”, “Pertama tama ibu & ayah mendapatkan satu
pilihan” ujar Pangeran Pratap sedih “Ibu akan coba ngobrol dgn ayahmu”
tak lama kemudian Ratu Jaywanta mencoba menemui Raja Uday Singh, mereka
berdua bertemu di koridor istana saling memandang satu sama lain “Rana
Ji, aku akan menikahkan Pangeran Pratap dgn Ajabde!” ujar Ratu Jaywanta
“Aku telah memutuskan utk kebaikan Rajputana, aku akan menikahkan
Pangeran Pratap dgn Phool!” Ratu Jaywanta & Raja Uday Singh saling
berbeda pendapat satu sama lain
Di
kamar Ajabde, Ratu Jaywanta sedang mendandani Ajabde dgn perhiasan
perhiasan yg indah, tepat pada saat itu Pangeran Pratap memasuki kamar
tersebut & melihat semua perlakuan ibunya pada Ajabde, Pangeran
Pratap benar benar bingung, kemudian Pangeran Pratap bertanya pada salah
satu pelayannya dimana ayahnya berada, saat itu ternyata Raja Uday
Singh sedang menyuruh para pelayan utk mendadani Phool secantik mungkin.
Next Episode di Sinopsis Mahaputra Episode 210