By #SALLYDIANDRA
Dikerajaan Mewar, ketika Phool
hendak berlalu meninggalkan Raja Uday Singh, Raja Uday Singh bertanya pada
Phool “Oh iya, siapa namamu?” kedua istri Raja Uday Singh & Phool nampak
panik & bingung “Oooh, apakah aku belum menyebutkan namaku? Apakah anda
tdak bisa menidentifikasi namaku?” Raja Uday Singh nampak bingung &
menerka-nerka nama Phool “Anda hanya bisa mengindentifikasi namaku, lalu dimana
kamarku?” Phool berusaha utk bersikap biasa didepan Raja Uday Singh, tepat pada
saat itu salah seorang prajurit mengabarkan padanya kalau Rawat Ji telah
kembali, Raja Uday Singh segera berlalu meninggalkan mereka,
Sementara itu Pangeran Pratap
& Ajabde sedang berjalan disepanjang koridor menuju ke kuil Meera Bai “Apa
yg kau lakukan itu benar juga dgn melawan Gohar Jaan” ujar Pangeran Pratap, tak
lama kemudian Pangeran Pratap & Ajabde berpapasan dgn para ratu bangsa
Rajput bersama putri mereka, semua putri raja bangsa Rajput terpesona begitu
melihat Pangeran Pratap, Pangeran Pratap sedikit bingung sedangkan Ajabde
tertawa geli melihat tingkah Pangeran Pratap, tiba-tiba salah satu putri
menjatuhkan nampan yg dibawanya yg berisi bunga, Pangeran Pratap segera
berjongkok & membantu mengumpulkan bunga-bunga itu bersama salah satu putri
yg menjatuhkan nampan, putri tersebut tdak mengalihkan pandangannya menatap
Pangeran Pratap terus, Pangeran Pratap jadi salah tingkah & bingung,
setelah semua bunga dimasukkan kedalam nampan, tiba-tiba semua putri raja itu
menjatuhkan nampan mereka sehingga semua bunga jatuh berserakan, Ajabde tertawa
geli ketika Pangeran Pratap semakin kebingungan, semua putri raja berharap agar
Pangeran Pratap mau memunguti bunga-bunga yg berjatuhan itu, Pangeran Pratap
segera memanggil pelayannya & menyuruh mereka utk memunguti bunga-bunga
tersebut sambil berkata “Hari ini rupanya grafitasi bumi cukup kuat, itulah
mengapa piring piring mereka berjatuhan” Ajabde masih tertawa geli, sedangkan
para putri raja itu merasa kecewa kemudian Pangeran Pratap mengajak Ajabde utk
melanjutkan perjalanan mereka menuju ke kuil Meera Bai
Ratu Sajja Bai saat itu sedang
mengantar Phool menuju kekamarnya, ketika mereka berjalan menyusuri koridor, tiba-tiba
Phool berhenti & melihat kamar Ratu Bhatyani, sementara Ratu Bhatyani masih
mengurung dirinya dikamar dgn mengenakan pakaian hitamnya sebagai tanda berduka
“Rani Sajja, kamar siapa ini?” tanya Phool sambil memperhatikan pintu kamar yg
tertutup & mendekat kearahnya, ketika Phool hendak memegang pintu kamar yg
besar itu, Ratu Sajja langsung berteriak “Putri Phool! Mari sini, kita tdak
bisa membicarakan tentang kamar ini, ayooo kita kekamarmu” pinta Ratu Sajja
kemudian mereka beriringan menuju kekamar Phool, ketika Phool sudah memasuki
kamarnya tiba-tiba salah seorang putri raja datang menghampirinya sambil
berkata “Aku ingin kamar ini!” ujarnya dgn nada manja, namun Phool kesal &
marah sambil menghardik putri raja itu “Kau tahu, aku mempunyai barang yg
sangat banyak, itulah alasannya aku harus tinggal dikamar ini!” putri raja itu
akhirnya menyerah pada Phool
Diruang pribadi raja, Raja Uday
Singh sedang berdiskusi dgn Rawat Ji, Raja Uday Singh sangat marah ketika
mengetahui pertarungan antara Pangeran Pratap & Jalal “Aku benar-benar tdak
tahu, Maharaja, kalau Jalal ada disana pada saat itu” sementara itu Pangeran Pratap
& Ajabde sudah sampai dikuil Meera Bai, mereka berdua melihat patung Dewa
Khrisna, Pangeran Pratap teringat akan Meera Maa & juga Jalal, kemudian
Pangeran Pratap & Ajabde berdoa pada Dewa Khrisna, setelah selesai berdoa,
mereka berdua saling memandang satu sama lain dgn pandangan penuh arti, namun
tak lama kemudian Raja Uday Singh memasuki kuil Meera Bai dgn perasaan marah
“Pangeran Pratap! Kenapa kau tdak menceritakan pada ayah kalau kau bertarung
dgn Jalal?” Pangeran Pratap tertegun “Ayah, aku tdak mengatakannya padamu
karena aku tahu kalau ayah percaya padaku” Raja Uday Singh terharu mendengar
ucapan Pangeran Pratap “Pangeran Pratap, ayah hanya merasa takut ketika
mendengar semua ini” ujar Raja Uday Singh
Dikerajaan Mughal di Agra,
Bhairam Khan akhirnya sampai juga di Agra, Maham Anga sangat khawatir dgn
keadaan Jalal, sementara ibu suri Hamida, ibu kandung Jalal menemui mereka “Aku
tahu dimana Jalal berada saat ini, dia sekarang pergi ke makam ayahnya di
Delhi” ujar ibu suri Hamida, sementara pada saat itu Jalal sedang menangis di
makam ayahnya sedangkan Pangeran Pratap sedang meminta restu pada ayahnya, Raja
Uday Singh mengajak Pangeran Pratap memasuki ruangan dimana gambar para
leluhurnya terpampang disana, Raja Uday Singh mengatakan pada semua para
leluhurnya “Hari ini Pangeran Pratap telah menghajar Jalal telak jadi berikan
restu kalian padanya”, sementara itu di makam ayah Jalal, tiba-tiba Jalal
mendengar sebuah suara yg mengatakan “Jalal, kau telah membuat kami kecewa!”
Jalal tertegun mendengarnya, di tempat Pangeran Pratap, Pangeran Pratap
bertanya pada ayahnya “Ayah, apakah kau mendengar suara mereka, aku yakin Jalal
akan datang & bertarung dgn kita” Sinopsis Mahaputra Episode 208
Ajabde sedang melakukan persiapan
Gangaur di ruangan para putri raja bersama para putri raja ang lain, Ajabde
teringat akan hadiah ibunya utk Ratu Jaywanta, lalu Ajabde bertemu dgn Ratu Jaywanta
“Maharani Jaywanta, ibu mengatakan padaku utk memberikan Lehanga ini utk anda”
Ajabde memberikan hadiah dari Ratu Hansa Bai itu ke Ratu Jaywanta “Ajabde,
kenapa kau ragu-ragu utk masuk, masuklah tdak apa-apa”, “Maharani Jaywanta,
anda ini benar-benar seorang ratu yg sangat besar sedangkan ayahku adalah orang
yg sangat kecil dihadapan Maharaja Uday Singh” Ratu Jaywanta tersenyum menatap
Ajabde “Aku ini seperti ibumu, Ajabde, kau bisa memanggil aku ibu” pada saat
itu Pangeran Pratap menghampiri mereka & memberikan perhiasannya yg rusak, Ajabde
merasa tdak enak ketika melihat hal itu, tak lama salah satu pelayan datang
& mengabarkan kalau semua orang sedang menunggu dirinya, Ratu Jaywanta
segera pergi kesana.
Raja Uday Singh mengumumkan pada
salah anak buahnya kalau dia akan mengadakan meeting dgn semua raja Rajput,
saat itu Phool mengintip dari balik pintu sambil mendengarkan semua pembicaraan
mereka kemudian memberanikan diri bertanya pada Raja Uday Singh “Maharaja Uday
Singh, apakah pertemananmu hanya dgn kerajaan rajput yg terdekat saja?” Raja Uday
Singh melirik ke arah Phool “Kenapa kau memberikan bertanya seperti itu?”
mereka berdua sedikit berdebat, lalu Phool pergi dari sana Ratu Jaywanta
mengambil sumpah Pangeran Pratap, kemudian Ratu Jaywanta melihat perhiasan yng
rusak itu & menaruhnya di baki peralatan,
Sementara itu di ruang para putri
raja, saat itu Phool & Ajabde sedang berkumpul disana bersama para putri
raja yg lain “Ajabde, seseorang mungkin lebih cantik dari aku tapi satu satunya
pesaingku adalah Maharaja Uday Singh” Ajabde tertegun mendengar ucapan Phool
“Phool, lebih baik kau fokus memikirkan puja ini saja, jangan memikirkan yg
lain” pinta Ajabde tepat pada saat itu Ratu Jaywanta sampai di ruangan tersebut
& mengatakan tentang Gangaur puja “Phool, dengarkan, kau harus konsentrasi
pada pujanya, jangan yg lain” dari arah luar terdengar kalau Pangeran Pratap
hendak memasuki ruangan itu, semua putri raja sangat senang & antusias
mendengarnya, begitu pula Phool & Ajabde, Pangeran Pratap memasuki ruangan
tersebut, Ratu Jaywanta mencoba mengenalkan para putri raja itu satu per satu
pada Pangeran Pratap “Pangeran Pratap, ibu akan mengenalkan kau dgn setiap
putri raja yg hadir disini” semua orang di kenalkan dgn Pangeran Pratap sambil
mengambil nampan aarti mereka “Ajabde, bagaimana kalau Pangeran Pratap memilih
salah putri raja di antara mereka?” ujar Phool cemas “Kalau kau ingin
mengenalkan dirimu sendiri maka pergilah!” ujar Ajabde tepat pada saat itu Ratu
Jaywanta melihat kalau nampan aartinya (thaal) tersisa satu “Lalu thaal siapa
ini? Thaal nya tinggal satu” Ajabde & Phool tersenyum manis, Phool sudah
yakin kalau thaal itu miliknya “Ibu, aku tahu siapa yg memiliki thaal ini yaitu
Ajabde!” ujar Pangeran Pratap sambil menatap tajam ke arah Ajabde,
Ajabde tertegun sambil berjalan ke
depan mendekat ke arah Pangeran Pratap, Pangeran Pratap memberikan thaal itu ke
Ajabde, mereka berdua saling berpandangan satu sama lain, semua putri raja yg
ada di sana nampak sedikit kesal melihat Pangeran Pratap & Ajabde yg saling
memandang namun kemudian Ajabde mengatakan kalau thaal itu bukan miliknya tapi
milik Phool, Pangeran Pratap terkejut sedangkan Phool tersenyum senang ketika
Ajabde memberikan thaal itu padanya, tak lama kemudian Pangeran Pratap
meninggalkan ruangan itu dgn perasaan kecewa, sepeninggal Pangeran Pratap, Ratu
Jaywanta mengabarkan agar para putri raja mencari Pangeran Pratap &
memberikan hadiah mereka padanya, semua putri raja bergegas mencari Pangeran
Pratap, Phool sedikit kesal ketika mengetahui hal ini “Ajabde, kenapa semua putri
raja itu mencari Pangeran Pratap? Ayoo katakan padaku, kemana dia pergi?” ujar
Phool kesal “Mungkin dia sedang berlatih di tempat latihan” ujar Ajabde yg
sedang asyik dgn tanah liat di depannya, Phool langsung menyeringai senang
sambil berlari keluar mencari Pangeran Pratap, di luar halaman Phool berusaha
utk mengelabui putri raja yg lain yg mencari Pangeran Pratap, mereka semua
percaya saja dgn ucapan Phool, sementara Phool bergegas pergi ke tempat yg di
maksud Ajabde, salah satu putri raja nampaknya mengetahui rencana Phool
Di halaman nampak Pangeran Pratap
sedang berjalan sambil menggerutu pada dirinya sendiri “Aku tdak tahu mengapa
ibu memanggil semua putri raja ini?” tepat pada saat itu Pangeran Pratap
berpapasan dgn Phool yg memang sengaja mencarinya “Pangeran Pratap, aku datang
kesini utk memberikan hadiah buat kau tapi hadiahnya tdak ada disini sekarang,
bagaimana kalau kita mengambil hadiah itu?” tiba-tiba salah satu putri raja
menghampiri Pangeran Pratap sambil membawakan kheer utk Pangeran Pratap namun
Phool berusaha mengacaukannya dgn menjatuhkannya ke tanah, begitu pula hadiah
yg lain yg di berikan oleh para putri raja tersebut, semua putri raja marah
& kesal pada Phool, sedangkan Pangeran Pratap hanya diam saja & segera
pergi dari sana
Di tempat makam ayah Jalal, Raja
Humayun, Jalal mengambil sumpah kalau dia akan menang melawan tdak hanya bangsa
Rajput tapi seluruh India & dia akan di sebut sebagai Raja India.
Next Episode di Sinopsis Mahaputra Episode 209