dari lantai. "kau tidak perlu melakukan itu. Pelayan yang akan melakukannya." kata Jodha.
"jangan khawatir. Semua milikmu adalah milikku juga." ujar Laboni. Dia
berpikir "suatu hari sindoormu juga akan menjadi milikku."
Laboni hendak berjalan menuju kamar Jodha, saat menaiki anak tangga
matanya melihat sosok yang diinginkannya. Ia tersenyum saat melihat
Jalal yang sedang berlatih pedang. Mei. Sinopsis Jodha Akbar Indonesia.
Kini Laboni tiba di kamar Jodha. Nampak tersungging senyum Jahat saat
melihat Jodha yang saat itu sedang dibantu para pelayan berhias. Sesaat
tatapannya tertuju pada kotak sindoor yang ada di atas meja.
Laboni memanggil Jodha 'jeejisa' (saudara perempuan). Jodha melihat ke
arahnya dengan tatapan penuh tanya. Laboni mengatakan "jeejisa, ini aku
Leela." Jodha langsung memeluknya begitu tau yang dihadapannya adalah
Leela saudaranya.
"Kau sudah tumbuh besar dan cantik" kata Jodha ramah.
"Kita belum bertemu sebelumnya tapi aku merasa seperti kita sudah tahu satu sama lainnya" ujar Jodha.
"Apakah kau sudah bertemu Shahensha?" Tanya Jodha.
"ya, aku sudah bertemu dengannya, aku datang hanya untuk bertemu
dengannya." Jawab Laboni keceplosan. Jodha tampak bingung mendengar
jawaban Laboni. Sinopsis Jodha Akbar Indonesia. Mei. Laboni yang
menyadari ucapannya langsung membenarkan kalimatnya "maksudku, aku harus
melihatnya. Itu hal yang membanggakan bahwa ia adalah Raja India."
Laboni melihat kotak Sindoor jatuh dari atas meja. Jodha mempunyai
firasat buruk lalu ia berkata "hey bhagwan, ini adalah pertanda buruk."
. Jodha berkata "kau tidak perlu melakukannya, pelayan yang akan melakukan."
"Jangan khawatir, semua yang kau punya adalah milikku" ucap Laboni.
"Suatu hari nanti sindoormu akan menjadi milikku juga" gumam Laboni
dalam hati.
Jodha mengatakan "aku akan mengumpulkannya kedalam mangkuk lain." "bagaimana bisa Sindoor itu jatuh" bathin Jodha semakin khawatir.
Jodha membawa Laboni menemui Hamidah yang saat itu baru selesai
mengikatkan benang suci kepada Gulbadan. Tidak hanya ditemani Gulbadan,
di ruangan Hamidah juga ada Ruks dan Salimah. Jodha memperkenalkan Leela
kepada semuanya. Hamidah tersenyum memuji Laboni "kau cantik."
"aku membawa benang suci dari Masjid (dargah), aku akan mengikatnya
untuk semua" ucap Hamidah. Laboni yang mendengarnya terkejut. Mei.
Setelah mengikat benang suci di tangan Salimah dan Ruks, Hamidah berkata "aku akan mengikatnya kepada Leela juga."
Terlihat kakhawatiran dan ketakutan di wajah Laboni, berkali-kali
Laboni menelan ludah tanda ia benar-benar takut. Saat Hamidah berjalan
mendekat ke arahnya, Laboni justru mundur menjauhinya. Semua tampak
heran dengan tingkahnya.
"Tidak, aku tidak bisa." Ucap Laboni khawatir.
Jodha bertanya "mengapa?"
Laboni membisikan sesuatu ke telinga Jodha (Entah apa). Jodha lalu tersenyum.
"Kya hua Jodha?" Tanya Hamidah.
Jodha berkata kepada Hamidah "dia tidak bisa memakai hal-hal suci, seperti dia tidak bersih (halangan mungkin ya...)."
"oh aku mengerti, tidak masalah. Dia persis seperti dirimu Jodha. Kau
tidak bisa berada di bawah tekanan dan selalu berkata kebenaran" ucap
Hamidah.
Semua yang ada disana tersenyum sembari menggelengkan kepala. Labonipun tersenyum lega.
Laboni memberi salam kepada semua orang dan pergi keluar bersama Jodha.
*****Di tempat lain *****
Murad sedang meminum anggur dan dia teringat bagaimana Jalal telah
memberikan gelar untuk Salim karena Salim adalah adalah kakak tertuanya.
Dia mabuk, Murad hampir terjatuh tapi untung saja Daniyal datang dan
memintanya untuk berhenti. "Bagaimana jika Shahensha melihatmu seperti
ini?" Tanya Daniyal.
Murad mengatakan "lalu apa yang akan
Shahensha ambil dariku? Dia membuatku melihat impian dan kemudian
merampasnya, dia juga harus melihat betapa sakitnya yang aku lalui. Kita
hanyalah mainan untuk Shahensha. Aku juga berperang dalam perang tetapi
siapa yang dipuji? Itu Salim bhaijan!! Aku hanya seorang hamba di
sini."
"Aku mengerti, tetapi kau tidak bisa menghancurkan
dirimu. Jika Shahensha melihatmu seperti ini rasa hormatmu akan pergi"
ucap Daniyal.
Murad tertawa lalu berkata "kita tidak memiliki
nilai di sini, hanya Salim bintangnya di mata Shahensha. Kita tidak
memiliki masa depan di sini."
*****di ruangan Anarkali*****
Anarkali sedang menyalakan 'diya' (lilin) di rumahnya. Salim tiba
disana. Anarkali tersenyum malu melihatnya. Salimpun datang menghampiri
Anarkali, mengambil satu diya dan berkata "MasyaAllah, kau terlihat
sangat cantik, diya-diya ini tidak bisa menandingi kecantikanmu."
Anarkali yang dipuji seperti itupun terlihat merona, kemudian dia
berkata "kau seharusnya tidak datang ke sini, Shahensha telah
memerintahkanmu agar tidak bertemu denganku."
"Itu hanya berlaku untuk shehzada Salim, bukan untuk Raja berikutnya
(Shah Shah). Segera aku akan berbicara kepada ammijan dan dia akan
membuat abujan setuju juga. Dan segala sesuatunya akan baik-baik saja"
ucap Salim meyakinkan.
Anarkali tersenyum lalu berkata "apakah kamu pikir Shahensha akan setuju?"
"ya, aku memiliki keyakinan bahwa ia akan setuju. Shahensha sangat
menyayangiku, dia tidak akan membiarkan cintaku pergi dariku. Segera aku
akan menjadi Raja India dan kau akan menjadi Malika-E-Hind (Ratu
India)" jawab Salim.
Anarkali tertawa, ia mengatakan "aku teringat perkelahian di masa kanak-kanak kita."
"Ya, kau selalu melawan dan menjengkelkan" goda Salim.
Anarkali bertanya dengan bertolak pinggang "bagaimana aku sekarang?"
"Sekarang kau menenangkan hatiku, hal yang paling berharga untukku. Aku
sangat mencintaimu" jawab Salim dengan memgang bahu Anarkali, mereka
saling menatap. Terlihat tatapan penuh cinta. Salim mulai membelai wajah
Anarkali dengan bulu Merak, mereka saling mendekat. Mei. Kemudian
mengalunlah Rabba adalah pyaar mein. Anar memeluk Salim dan Salim
membalas memeluk Anarkali. Kini mereka saling berhadapan dengan
menempelkan keningnya. Jarak mereka sangat dekat. (Yang kebayang malah
eps 130an scene pemandian yang hayalannya Jalal
hë•⌣•hë•⌣•hë
)
Malam harinya, para ratu dan Jalal sedang mendengarkan lelucon Birbal.
Birbal sedang menceritakan lelucon kepada semua orang. Jalal tertawa
dan berkata "kau menakjubkan." "Aku punya satu pertanyaan, aku memiliki
tiga istri utama. Kau harus menjelaskan mana yang paling berharga
bagiku" lanjut Jalal.
"Jika aku menyebutkan satu nama, maka
yang dua lainnya akan marah padaku. Mengapa Anda ingin menempatkanku
dalam masalah" terang Birbal gugup.
Jalal mengatakan "sekarang kau harus menjawabnya."
"ya jawablah" perintah Ruks sambil tersenyum.
Jodhapun tertawa lalu berkata "kau menempatkannya ke dalam masalah."
Birbal berkata dengan hati-hati "aku pikir Rukayah begum paling
menyenangkan untukmu karena Anda telah mengenal Rukayah begum sebelum
Jodha begum dan Salima begum. Mei. Rukayah begum adalah teman Anda dan
telah lama menanggungmu lebih dari istri-istri yang lain." Semua
tertawa.
"apa yang kau maksud?" Tanya Jalal bingung karena
Jalal bisa memastikan bahwa Birbal sudah tahu siapa Ratu yang paling
istimewa.
"kau memintaku menjawabnya dan aku sudah mengatakannya" ucap Birbal santai. Jodha hanya bisa menutup mulut menahan tawanya.
"Aku menerima jawabanmu" ucap Jalal.
"aku setuju, ini tidak mudah untuk menanggungmu" ucap Jodha menyetujui dengan diselingi tawa.
Ruks kePEDEan dan tertawa.
Kini Birbal dan Jalal sedang berjalan. "Jika aku menyebutkan nama Jodha begum maka Rukayah begum akan membunuhku" jelas Birbal.
Jalal berkata "aku minta maaf telah menempatkanmu dalam masalah, kau
melakukan hal yang tepat dengan tidak menyebutkan nama Jodha begum dan
dengan menyebut nama Rukayah begum. Dia juga tidak akan membiarkanku.
Pagi harinya, Jalal dan Jodha sedang bermain catur. Terlihat wajah frustasi Jalal saat dikalahkan oleh Jodha.
Ditaman istana Laboni bertanya kepada seorang pelayan "Dimana Shahensha?"
Pelayan mengatakan "Shahensha sedang berada di ruang bermain catur bersama Jodha begum."
"Aku butuh sesuatu dari Jalal untuk melakukan sihir hitam tetapi
keamanan disini sangat ketat. Bagaimana pergi ke kamarnya? aku akan
segera merebut Jalal dari Jodha" ucap Laboni dihadapan pelayan-pelayannya itu.
Jalal dan Jodha mengulangi permainan caturnya dari awal lagi.
Di tempatnya berdiri Laboni menjatuhkan segenggam debu (pasir) ke Jalal
dari jauh, entah bagaimana bisa pasir itu jatuh tepat diatas Jalal.
PRECAP - Laboni sedang makan ayam dengan lahapnya, layaknya seorang
yang tidak punya adab dan sopan santun. Semua terkejut, Jodha bingung
dan heran dengan apa yang Leela (Laboni) lakukan.