ADEGAN SEBELUMNYA : KLIK DISINI
Anarkali sedang di kamarnya memnaikan alat music Sitar. Ia tampak menangis. Tak lama kemudian Salim datang menghampiri. Anarkali berpaling melihatnya. Salim: “Jangan berhenti permainan mu bagus sekali” Anarkali: “Kau disini? Apakah aku bermimpi?” Salim: “Kau tak bermimpi” Anarkali menangis dan memeluk Salim. Katanya: “Aku telah menantikan saat ini” Salim: “Kita berdua sama-sama menantikannya” Anarkali berkata ia tak boleh menangis lagi. Salim berkata bahwa ia akan berbicara dengan Ayahnya tentang hubungan mereka berdua. Ia akan meminta ijin itu saat Ulang Tahun pernikahan mereka nanti.Adegan memperlihatkan Aram Banu sedang duduk di taman bersama Salima dan Hamida. Tampak ia sedang makan Mangga. Aram Banu berkata kepada Neneknya: “Nenek aku telah mempersiapkan hadiah pada Amijan saat perayaan Ulang Tahun Pernikahan nya nanti” Hamida bertanya: “Hadiah apa yang akan kau berikan?” Aram Banu: “Aku akan memberikan masing-masing untuk Ayah dan Ibu sebuah pedang. Keduanya ahli menggunakan pedang. Bukan kah begitu?” Hamida berkata: “Betapa semakin cerdik nya kau sekarang” Tak lama kemudian Jodha datang bergabung dengan mereka disana. Jodha memberi salam kepada Hamida dan Salima. Hamida mempersilahkan Jodha bergabung. Jodha bertanya: “Apa yang sedang kau dan Nenek perbincangkan rupanya?” Aram Banu menjawab: “Kita sedang membicarakan soal hadiah untuk Ultah pernikahan mu” Jodha bertanya lagi: “Hadiah apa gerangan yang akan kau berikan memangnya?” Aram dengan centil menjawab: “Aku tak akan mengatakannya pada mu Ibu. Nanti tidak jadi kejutan lagi” Aram Banu lalu bertanya kepada Jodha: “Ku dengar kau harus berpura-pura mengelilingi api saat kau menikah?” Jodha memeluk Aram Banu dan berkata: “Ya anak ku. Karena itulah bagian upara pernikahan dalam agama Hindu. Aku ingin menyaksikan upacara pernikahan mu Ibu. Aku tidak menghadiri nya waktu itu” Jodha tertawa dan menjawab: “Kau belum lahir saat itu” Dengan lugunya Aram Banu berkata: “Mengapa kalian tidak melakukan pernikahan lagi saja? Aku akan sangat bahagia sekali jika hal itu terjadi” Hamida tersenyum dan kemudian mengiyakan ide Aram Banu itu: “Perkataannya benar juga Jodha” Jodha: “Aku tak mengerti maksud mu Ibu” Salima ikut menyetujui ide Aram Banu itu: “Perkataan anak mu itu benar Jodha. Kami ingin melihat upacara pernikahan mu lagi” Hamida lalu berkata: “Aku akan membicarakannya dengan Jalal nanti. Aku yakin Jalal akan setuju dengan ide ini” Jodha agak ragu dan menolak ide ini: “Aduh Amijan bagaimana ini? Sebaiknya tidak usah lah” Akan tetapi Hamida tersenyum dan memaksa: “Aku ini ibu mertua mu Jodha. Aku telah memutuskan hal ini” Aram Banu menyelak bicara, katanya: “Asyiik aku senang sekali”
LANJUT KEBAGIAN KETIGA : KLIK DISINI
ARTIKEL TERKAIT Sinopsis JODHA AKBAR