Helena sedang memandangi mahkota (yang ia buat sendiri khusus untuk Justin), ia ingat bagaimana Justin tidak membiarkannya memakaikan mahkota di kepalanya "Itu milik Bindusara..." Kemudian Helena berkata dalam hati "Bagaimana dia bisa menerima semua ini dan menyalahkan dirinya sendiri?" Noor datang menghampiri Helena dan menempatkan mahota tsb di pangkuan Helena.
"Apa yang Anda lihat? Anda telah merenggut kebahagiaan putramu sendiri karena mahkota ini! Putramu akan mati hanya karena ini! Aku tau Justin tidak bersalah tapi ia telah menyalahkan dirinya sendiri karena cintanya pada seseorang dan aku tau aku bukanlah orangnya untuk saat ini. Sepanjang hidupnya, ia telah mengorbankan kebahagiaannya demi dirimu tapi Anda tidak melihat semua itu karena kau sibuk dengan rencana Anda. Anda masih diam ketika hari dimana Justin akan dieksekusi? Bagaimana Anda bisa melihat putramu mati? Selamatkan aku, selamatkan Justinku!" dia menangis, Helena menatapnya, Noor pergi. Helena menangis dan mengatakan "Kenapa kau melakukan ini, Justin?"
Charumitra menemui para prajurit.
"Dimana Yang Mulia?"
"Kami tidak tau. Tadi Yang Mulia terlihat sedih dan pergi entah kemana."
"Lalu siapa yang bersamanya?!"
"Tidak ada."
Charumitra menegur mereka.
"Bagaimana bisa kalian membiarkan Yang Mulia pergi sendirian?!"
Subrasi datang bersama Dharma.
Subrasi : "Ada apa, permaisuri Charumitra?"
Charumitra : "Yang Mulia pergi sendirian ke suatu tempat."
Subrasi : "Dia pasti sangat terluka, tapi mungkin."
Dharma : "Tidak, Ashoka tidak sedang bersamanya."
Charumitra : "Bagaimana kau tau?"
Dharma : "Aku bertemu dengannya tadi dan ia mengatakan bahwa ia akan menemui Yang Mulia."
Charumitra : "Kenapa kau tegang? Pergilah dan cari Yang Mulia."
Dharma pergi.
Ashoka mencari Bindusara, Dharma datang padanya.
"Aku tidak menemukan Yang Mulia dimana pun. Aku telah berjanji untuk selalu bersamanya. Bagaimana jika terjadi sesuatu padanya?"
"Yang Mulia sedang tidak baik."
"Ibu tau dimana dia?"
"Saat kau berpikir bahwa aku telah meninggal, tempat mana yang kamu datangi? Yang Mulia akan berada di tempat yang sama juga."
"Bagaimana ibu begitu yakin?"
"Karena kau mirip dengannya."
Ashoka tertegun.
"Umm maksudku ketika kita sedih pasti kita mencari tempat untuk duduk menyendiri."
"Aku akan mencarinya." kemudian pergi.
"Aku memang tidak beruntung. Yang Mulia Bindusara pasti membutuhkanku saat ini tapi aku tidak bersamanya."
Sushima sedang dipijit oleh pelayannya. Charumitra datang.
"Musuh Yang Mulia adalah saudaranya tapi kau adalah musuh terbesar dirimu sendiri."
Sushima terkejut dan menyuruh pelayannya pergi.
"Ada banyak pekerjaan tapi kau malah sibuk mengurusi tubuhmu. Jika kau menggunakan setengah otakmu maka kau tidak akan kalah dari Ashoka. Kau malah enak-enakkan duduk disini sementara Ashoka sibuk mencari-cari Yang Mulia."
"Memangnya ayah kemana?"
"Ini adalah perbedaan antara dirimu dengan Ashoka. Ashoka menggunakan pikirannya tapi kau terus-terusan bermimpi."
"Ashoka mencari-cari kesempatan. Yang Mulia sedang sedih dengan apa yang terjadi di pengadilan istana sehingga ia pergi entah kemana dan kau duduk menanggur disini."
"Bagaimana aku bisa tau bahwa ayah tidak ada disini."
"Lalu bagaimana Ashoka bisa tau?!"
"Ashoka adalah pengawalnya jadi ia harus bersamanya."
"Ashoka akan pergi menemui ayahmu dan kau tetap duduk disini?! Jika Ashoka menemui ayahmu lebih dulu maka ayahmu akan curhat padanya setiap kali dia mendapat musibah dan kau akan gagal."
"Ini tidak akan terjadi."
Noor hendak menemui Justin namun ayahnya, Mir menghentikannya
"Kau tidak bisa menemuinya."
"Aku harus bertemu dengannya." sambil nangis.
Mir menampar Noor.
"Kau tidak perlu melakukan itu."
"Ayah tau seberapa besar aku mencintainya, aku tidak tau kapan aku bisa melihatnya lagi. Biarkan aku menemuinya."
"Dia itu pengkhianat. Jika dia memang sangat mencintaimu maka mengapa dia melakukan semua ini? Aku tidak akan membiarkan dirimu melakukan kesalahan apapun sekarang." ia mengunci Noor ke kamar dan memerintahkan prajurit agar tidak mengizinkan Noor untuk keluar.
Ashoka masuk ke hutan, Sushima mengikutinya. Ashoka melihat ke arahnya namun Sushima segera bersembunyi, ia berkata dalam hati "Aku tidak ingin pangeran Sushima melakukan apapun yang akan menyakiti Yang Mulia, tapi jika ia memang ingin mencari Yang Mulia maka dia harus mencari jalan sendiri." kemudian ia mengambil beberapa batu dan menghilang. Sushima keluar dan heran "Kemana perginya Ashoka?" ia kesal dan pergi. Ashoka muncul dari tempat tsb, dan meletakkan salah satu batu-batuan yang ia ambil tadi lalu pergi.
Bindusara duduk di tepi danau dan ingat dengan kata-kata Justin di pengadilan, ia berkata "Mengapa Justin melakukan ini padaku? Selama ini dia begitu membenciku dan aku tidak melihatnya?" Ashoka satang.
"Apa yang membuatmu terluka, Yang Mulia? Apakah karena pangeran Justin telah membohongi Anda atau karena Anda tidak bisa melihat kebenciannya sebelumnya?"
"Aku perlu menyendiri."
"Aku disini bukan sebagai pengawal tapi sebagai teman. Aku tidak bisa meninggalkan Anda sendirian di saat menderita seperti ini, aku telah belajar ini dari Anda jadi aku akan duduk mendampingi Anda."
Ashoka duduk bersamanya.
"Apa yang telah membuat Anda terluka?"
"Aku tidak tau. Sulit bagiku untuk memahami dimana ia berbuat salah. Aku selalu menyayangi dan menghormati Justin lalu mengapa ia sangat marah padaku?"
"Ibuku mengatakan, kadang-kadang kitalah alasan dibalik kesedihan kitaa sendiri. Kadang-kadang kita terlalu berharap yang lebih daripada orang lain dan itulah yang membuat kita sedih. Justin adalah satu tapi kau memiliki orang-orang yang rela mati untukmu. Mereka semua ingin Anda untuk mengakhiri kesedihan ini dan ingin kau seperti semula, bangsa Anda lebih bingung, mereka mengkhawatirkan
"Tidak ada yang suka untuk bersedih, tapi aku begitu terluka hari ini sampai aku tidak dapat menemukan jalan kembali."
Ashoka melempar batu ke air
"Anda tidak bisa tersandung pada batu-batu ini, Anda harus menemukan jalan Anda dan aku akan membantu Anda."
Ia mengulurkan tangannya, Bindusara meraihnya dan bangkit.
"Entah kenapa aku teringat pada Dharma ketika aku berbicara denganmu."
"Perkataanku ini terinspirasi oleh ibuku. Siapa itu Dharma?"
Prajurit datang dan memberitahu Bindusara bahwa Rajaji ingin bertemu.
Nicator mendapat kabar bahwa Rajaji ingin bertemu Bindusara, ia berpikir Rajaji akan mengatakan kebenaran pada Bindusara maka akan menimbulkan masalah baginya dan Helena.
"Apa Rajaji ingin berbicara?"
"Acharya Chanakya tidak terbukti bersalah, pasti Rajaji ingin mengatakan sesuatu."
Sushima datang.
"Apakah ayah baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja."
"Begitu banyak yang terjadi."
"Ya, aku memang sedih tapi aku sudah merasa lebih baik. Pengawalku adalah temanku juga." ia melirik ke arah Ashoka lalu pergi.
Sushima menggerutu.
"Apakah kau akan pergi ke istana atau haruskah aku membantumu, pangeran Sushima?" mereka pergi dari sana.
Prajurit datang ke Rajaji dan membuka pintu jerujinya, Rajaji menuju ke pengadilan. Nicator datang kesana bersama Ahankara. Rajaji terkejut.
ARTIKEL TERKAIT Sinopsis ABAD KEJAYAAN