http://hrn07.blogspot.com
Khalatak datang menghampiri Bindusara.
Khalatak : “Aku melihat pangeran Sushima berubah, dia lebih bertanggung jawab, ia terlatih menjadi Ksatria.”
Charumita : “Ia telah menyadari bahwa Magadha membutuhkannya,
betapa ayahnya menginginkan dia berada disisinya...”
Bindusara : “Dimana Syamak?”
Charumitra : “Setelah serangan, Syamak menjadi takut, ia sering duduk
menyendiri dan sekarang dia pasti tau bahwa gurunya, Justin, telah
mengkhianati Magadha. Hatinya terluka.”
Mir menemui Syamak dan menunjukkan dia semacam obat.
Mir : “Justin akan segera dieksekusi. Kau tidak akan mampu menanggung rasa sakit, ambil ini.”
Syamak : “Aku tidak membutuhkannya.”
Mir : “Ibumu telah rapuh, dia tidak akan mampu untuk melihat kau
bersedih. Minum obat ini, dengan begitu emosimu akan berada dalam
kontrol.”
Syamak mengonsumsi obat itu. Noor datang ke sana. Syamak pingsan.
Noor : “Kenapa kau memberinya obat?”
Mir memberi Noor obat, dia menyuapinya dengan paksa.
Mir : “Aku tau. Saat kau akan melihat Justin mati, kau akan memberitau semua emosi(kesedihan)mu dihadapan Bindusara. Aku ingin Syamak melihat Justin mati tapi aku tidak bisa mengambil resiko.”
Syamak dan Noor pingsan.
Justin keluar dari penjara bersama Rajaji. Ashoka dan Sushima terlihat
disana. Rajaji berkata pada Justin “Ini semua karena kebodohanmu, jika
kau tidak datang untuk menemuiku di kuil maka aku tidak akan tertangkap
sekarang.” Sushima berkata “Pengkhianat ini harus dihina dengan buruk.”
Ashoka merasa tidak enak melihat mereka.
Para pelayan hendak
pergi melihat kematian dari para pengkhianat, mereka meminta Dharma
untuk menemani mereka sehingga mereka dapat memberitahu orang-orang di
masa depan bagaimana pengkhianat dihukum mati.
Dharma : “Tak seorang
pun berpikir bahwa mereka memiliki keluarga juga, bagaimana dengan
Ahankara? ayahnya sedang sekarat. Pikirkan tentang Helena, dia adalah
ibu, aku tahu itu adalah kesalahan Justin tapi mengapa Helena yang ikut
menanggung rasa sakit? Ini tidak benar.”
Pelayan : “Yang kau katakan seolah-olah mereka tidak bersalah, jika mereka berhasil dalam rencana mereka maka kita akan mati.”
Dharma : “Hukuman macam apa ini? Mereka melakukan semua ini karena
mereka pikir hak-hak mereka telah dirampas. Hukuman itu diberikan agar
mereka datang ke jalan yang benar, hukuman yang seharusnya membuatnya
belajar dari kesalahannya. Membunuh seseorang bukanlah hukuman.”
Charumitra datang : “Beraninya kau mempertanyakan perintah Yang Mulia.
Aku bisa memberikanmu hukuman atas sikapmu ini, kau hanya pelayan,
jangan berbicara seperti layaknya seorang ratu.”
Subrasi datang. Subrasi berkata pada Charumitra “Yang Mulia sedang menunggu kita, mari.” Charumitra menatap Dharma dan pergi.
Orang-orang meneriakkan Justin dan Rajaji bahwa mereka adalah pengkhianat negara.
Ashoka datang menemui Chanakya yang melihat semua ini dari jendela.
Ashoka : “Mengapa Anda tidak berbuat sesuatu? Ini tidak benar,
bagaimana bisa rakyat menikmati kematian orang lain? Harus ada batas
bahkan dalam hukuman mati.”
Chanakya : “Rakyat sedang marah, mereka
tidak bisa kompromi pada rasa hormat, apa yang mereka tunjukkan pada
Justin dan Rajaji adalah kebencian untuk mereka berdua. Keduanya telah
membuat rencana yang berbahaya, mereka ingin membunuh keluarga kerajaan
dalam satu insiden, berapa banyak orang tak berdosa tewas dalam
konspirasi ini. Memberi mereka hukuman mati adalah untuk memberi
peringatan kepada semua orang agar tidak ada yang pernah berpikir untuk
melakukan hal ini lagi, jika kita tidak memberikan hukuman ini maka
orang akan melewati batas, akan ada kekacauan dimana-mana.”
Ashoka : “Aku tidak bisa mengerti apa-apa, ini membuatku khawatir, apa yang terjadi itu tidak benar.” Ia pergi.
Helena mendengarkan sorakan rakyat terhadap Justin dan Rajaji. Dia
memakai mahkotanya dengan sedih, melihat pantulan dirinya di air, dia
membayangkan bayangannya berbicara dengannya. Bayangannya berkata
“Ketika kau mengenakan mahkota ini untuk pertama kalinya, kau mengambil
sumpah bahwa kau akan mendapatkan apa yang layak untukmu dan Maurya
tidak akan mampu menang darimu tapi lihatlah...kau pecundang sekarang.”
Helena mengambil belati di tangannya, ia mengiris jarinya dan mengatakan
“Dalam perang ini seorang ibu telah kalah tapi perang masih
berlangsung.” pergi.
Bindusara, Chanakya, Subrasi, Charumitra dan Mir datang ke balkon.
Subrasi : “Dimana permaisuri Noor?”
Mir : “Syamak tidak merasa baik jadi Noor menemaninya.”
Charumitra : “Sulit untuk menerima kenyataan ini. Tapi mengapa ibu suri Helena belum datang juga?”
Mereka melihat Helena datang, Helena datang ke balkon. Nicator
menatapnya. Justin dan Rajaji ada di bawah, Ahankara menangis melihat
ayahnya. Helena melihat ke arah Justin. Bindusara melihat ke arah Helena
dan ingat bagaimana Helena meminta kepadanya bahwa dia ingin memberikan
kematian pada Justin.
ARTIKEL TERKAIT Sinopsis ABAD KEJAYAAN
Artikel keren lainnya: