http://hrn07.blogspot.com
Noor mencoba untuk bangun dan ia juga mencoba untuk membangunkan Syamak.
Dharma datang kesana dan melihat Noor tampak pusing, ia menghampiri
Noor dan bertanya “Apa yang terjadi?” dia juga melihat Syamak tak
sadarkan diri. Noor meminta Dharma untuk membawanya ke Justin, ia bilang
“...Aku ingin melihatnya sekali saja. Mereka akan membunuhnya. Lakukan
sesuatu, hilangkan efek opium ini pada kami.” Ia pingsan lagi. Dharma
menjadi cemas.
Rajaji dan Justin akan dihukum mati. Justin melihat ke arah Helena.
Bindusara pada semua orang : “Ini adalah contoh bagi semua orang yang
berpikiran jahat mengenai tanah ku, mereka akan diberikan hukuman mati
didepan semua orang, aku harap keputusanku ini diterima oleh semua
orang.”
Bindusara pada Rajaji : “Kau ingin mengatakan sesuatu?”
Helena dan Nicator tegang.
Rajaji : “Ya. Aku ingin mengatakan sesuatu untuk terakhir kalinya padamu.” ia melihat Ahankara dan Nicator sampingnya.
Rajaji : “Anda melakukan keadilan. Aku meminta Anda dihadapan semua
orang agar jangan menghukum putriku atas perbuatanku, dia tidak
bersalah, berjanjilah bahwa Anda akan menjaga dia di Magadha dengan
segala hormat.”
Bindusara : “Aku berjanji, putrimu tidak akan dihina oleh siapapun.”
Rajaji berterima kasih.
Pertama Rajaji yang diberikan hukuman mati, prajurit membaringkan
kepalanya. Ahankara tidak tega dan mencoba untuk menghentikan tetapi
Nicator menahannya. Prajurit itu hendak memenggal kepada Rajaji
namun....seoran
g Brahmana datang menghentikannnya.
Brahmana itu berkata pada Bindusara “Aku ingin bicara dengan Anda...”
Bindusara mengangguk. Brahmana mengatakan “Sebelum Anda menghabisi musuh
Magadha, kita para Brahmana ingin jaminan dari Anda bahwa apa yang
terjadi ini tidak akan terjadi lagi dan Anda harus segera mengumumkan
pewaris Anda yang akan membantu Anda dalam masalah ini, kita tidak
meragukan kemampuan Anda tapi masalah yang kita hadapi, kita merasa
bahwa hanya ahli waris Anda yang dapat mendukung(membantu)
Anda dalam semua ini, anak-anak menjadi takut karena kejadian itu.”
Bindusara mengatakan “Aku akan segera mengambil keputusan tentang hal
itu.”
Sementara itu Justin melihat kesana sini mencari Noor dan Syamak.
Dharma memberi Noor minuman, Noor bangun.
Noor : “Apa mereka membunuh Justin?”
Dharma : “Tidak, bukan sekarang.”
Ia memberi Syamak minuman, Syamak bangun juga. Dharma membantunya
bangun. Noor membawa Syamak dari sana. Dharma berpikir “Mengapa mereka
begitu khawatir atas kematian Justin?”
Bindusara memberi
isyarat (mengangguk) untuk membunuh Rajaji, prajurit mengambil kapak.
Ashoka mengalihkan perhatian Ahankara, tak lama kemudian Rajaji
dipenggal, semua bersorak untuk Bindusara “Hidup Yang Mulia
Bindusara...!” Ahankara pingsan, ia dibawa dari sana. Ashoka menjadi
sedih melihat Ahankara. Kemudian rakyat menyoraki Justin agar segera
dimusnahkan juga. Noor dan Syamak tiba di balkon, Justin tersenyum
melihat mereka.
Bindusara bertanya pada Justin “Kau ingin mengatakan
sesuatu sebelum kau mati?” justin tidak menggubris, ia melihat Noor dan
Syamak itu saja sudah cukup baginya. Bindusara mengatakan “Diam
tandanya menerima kejahatannya.” Prajurit menghampiri Justin dan
melepaskan rantainya. Helena turun dari balkon.
Helena
datang ke bawah, ia ingat bagaimana dia ingin sekali memenggal kepala
Bindusara, bagaimana dia ingin menjadikan Justin sebagai raja, bagaimana
Justin memintanya untuk membimbing Syamak dan menjadikan Syamak raja.
Ia berkata “Kejahatan anak-anak adalah kegagalan orang tua, aku telah
gagal. Jika saja aku memberikan cinta pada anakku maka ia akan memiliki
kasih dalam hatinya, ia hanya akan menunjukkan cintanya. Setiap kali dia
melakukan kesalahan, aku menunjukkan cinta sebagai balasannya, aku
tidak pernah mengangkat tanganku untuk menyakitinya, aku tidak pernah
menghukumnya dan hasilnya adalah didepan semua orang, ia telah menjadi
pengkhianat, karena kejahatannya aku harus memilih antara ibu dan
rakyatku, dan aku telah memilih Magadha dan aku akan selalu memilih
Magadha. Aku melakukan kesalahan dengan tidak memberinya hukuman
sebelumnya, aku melahirkan kotoran ini dan aku akan menghabisinya.”
semua tertegun, Dharma tidak percaya, rakyat memuji Helena. Helena
melihat Justin yang dengan tenang tersenyum padanya, prajurit membawa
kapak tapi Helena menyangkal. Helena mengeluarkan belati kecil yang
tajam, Justin tersenyum dan ingat bagaimana di masa kecil Helena
menghadiahinya belati itu dan bagaimana ia berjanji bahwa suatu hari ia
akan menulis sejarah dengan belati ini. Helena mengatakan kepada Justin
“Ini demi Syamak.” Justin mengatakan “Ya, ini demi Syamak.” Semua orang
melihatnya. Noor menutup mata Syamak dan memeluknya. Helena menggorok
leher Justin dengan belati, Justin jatuh ke tanah dengan darah yang
keluar dari lehernya, Ashoka tidak kuasa melihatnya.
ARTIKEL TERKAIT Sinopsis ABAD KEJAYAAN
Artikel keren lainnya: