Beranda · SINOPSIS SHEHRAZAT · SINOPSIS CANSU DAN HAZAL · SINOPSIS MAHAPUTRA · SINOPSIS CINTA DI MUSIM CHERRY · Ashoka ANTV

SINOPSIS ASHOKA SAMRAT EPISODE 119



http://hrn07.blogspot.com



Noor mencoba untuk bangun dan ia juga mencoba untuk membangunkan Syamak. Dharma datang kesana dan melihat Noor tampak pusing, ia menghampiri Noor dan bertanya “Apa yang terjadi?” dia juga melihat Syamak tak sadarkan diri. Noor meminta Dharma untuk membawanya ke Justin, ia bilang “...Aku ingin melihatnya sekali saja. Mereka akan membunuhnya. Lakukan sesuatu, hilangkan efek opium ini pada kami.” Ia pingsan lagi. Dharma menjadi cemas.

Rajaji dan Justin akan dihukum mati. Justin melihat ke arah Helena.
Bindusara pada semua orang : “Ini adalah contoh bagi semua orang yang berpikiran jahat mengenai tanah ku, mereka akan diberikan hukuman mati didepan semua orang, aku harap keputusanku ini diterima oleh semua orang.”
Bindusara pada Rajaji : “Kau ingin mengatakan sesuatu?”
Helena dan Nicator tegang.
Rajaji : “Ya. Aku ingin mengatakan sesuatu untuk terakhir kalinya padamu.” ia melihat Ahankara dan Nicator sampingnya.
Rajaji : “Anda melakukan keadilan. Aku meminta Anda dihadapan semua orang agar jangan menghukum putriku atas perbuatanku, dia tidak bersalah, berjanjilah bahwa Anda akan menjaga dia di Magadha dengan segala hormat.”
Bindusara : “Aku berjanji, putrimu tidak akan dihina oleh siapapun.”
Rajaji berterima kasih.

Pertama Rajaji yang diberikan hukuman mati, prajurit membaringkan kepalanya. Ahankara tidak tega dan mencoba untuk menghentikan tetapi Nicator menahannya. Prajurit itu hendak memenggal kepada Rajaji namun....seoran
g Brahmana datang menghentikannnya. Brahmana itu berkata pada Bindusara “Aku ingin bicara dengan Anda...” Bindusara mengangguk. Brahmana mengatakan “Sebelum Anda menghabisi musuh Magadha, kita para Brahmana ingin jaminan dari Anda bahwa apa yang terjadi ini tidak akan terjadi lagi dan Anda harus segera mengumumkan pewaris Anda yang akan membantu Anda dalam masalah ini, kita tidak meragukan kemampuan Anda tapi masalah yang kita hadapi, kita merasa bahwa hanya ahli waris Anda yang dapat mendukung(membantu) Anda dalam semua ini, anak-anak menjadi takut karena kejadian itu.” Bindusara mengatakan “Aku akan segera mengambil keputusan tentang hal itu.”
Sementara itu Justin melihat kesana sini mencari Noor dan Syamak.

Dharma memberi Noor minuman, Noor bangun.
Noor : “Apa mereka membunuh Justin?”
Dharma : “Tidak, bukan sekarang.”
Ia memberi Syamak minuman, Syamak bangun juga. Dharma membantunya bangun. Noor membawa Syamak dari sana. Dharma berpikir “Mengapa mereka begitu khawatir atas kematian Justin?”

Bindusara memberi isyarat (mengangguk) untuk membunuh Rajaji, prajurit mengambil kapak. Ashoka mengalihkan perhatian Ahankara, tak lama kemudian Rajaji dipenggal, semua bersorak untuk Bindusara “Hidup Yang Mulia Bindusara...!” Ahankara pingsan, ia dibawa dari sana. Ashoka menjadi sedih melihat Ahankara. Kemudian rakyat menyoraki Justin agar segera dimusnahkan juga. Noor dan Syamak tiba di balkon, Justin tersenyum melihat mereka.
Bindusara bertanya pada Justin “Kau ingin mengatakan sesuatu sebelum kau mati?” justin tidak menggubris, ia melihat Noor dan Syamak itu saja sudah cukup baginya. Bindusara mengatakan “Diam tandanya menerima kejahatannya.” Prajurit menghampiri Justin dan melepaskan rantainya. Helena turun dari balkon.


Helena datang ke bawah, ia ingat bagaimana dia ingin sekali memenggal kepala Bindusara, bagaimana dia ingin menjadikan Justin sebagai raja, bagaimana Justin memintanya untuk membimbing Syamak dan menjadikan Syamak raja. Ia berkata “Kejahatan anak-anak adalah kegagalan orang tua, aku telah gagal. Jika saja aku memberikan cinta pada anakku maka ia akan memiliki kasih dalam hatinya, ia hanya akan menunjukkan cintanya. Setiap kali dia melakukan kesalahan, aku menunjukkan cinta sebagai balasannya, aku tidak pernah mengangkat tanganku untuk menyakitinya, aku tidak pernah menghukumnya dan hasilnya adalah didepan semua orang, ia telah menjadi pengkhianat, karena kejahatannya aku harus memilih antara ibu dan rakyatku, dan aku telah memilih Magadha dan aku akan selalu memilih Magadha. Aku melakukan kesalahan dengan tidak memberinya hukuman sebelumnya, aku melahirkan kotoran ini dan aku akan menghabisinya.”
semua tertegun, Dharma tidak percaya, rakyat memuji Helena. Helena melihat Justin yang dengan tenang tersenyum padanya, prajurit membawa kapak tapi Helena menyangkal. Helena mengeluarkan belati kecil yang tajam, Justin tersenyum dan ingat bagaimana di masa kecil Helena menghadiahinya belati itu dan bagaimana ia berjanji bahwa suatu hari ia akan menulis sejarah dengan belati ini. Helena mengatakan kepada Justin “Ini demi Syamak.” Justin mengatakan “Ya, ini demi Syamak.” Semua orang melihatnya. Noor menutup mata Syamak dan memeluknya. Helena menggorok leher Justin dengan belati, Justin jatuh ke tanah dengan darah yang keluar dari lehernya, Ashoka tidak kuasa melihatnya.
ARTIKEL TERKAIT Sinopsis ABAD KEJAYAAN

Artikel keren lainnya: