http://hrn07.blogspot.com
~Masih scene Ashoka dengan Prajurit Ujjain.
Prajurit : "Kau mencoba untuk membuatku takut dengan menunjukkan pedang?"
Ashoka : "Ini adalah pedang Chandragupta Maurya. Anak yang memiliki
pedang ini pasti mempunyai beberapa keahlian yang tidak biasa. Aku
prajurit dari Magadha dan jika aku telah memutuskan untuk bicara dengan
ratu Niharika maka tidak ada yang bisa menghentikanku.
Itu tergantung pada bagaimana kau ingin aku pergi!"
~Sementara itu di kamar Noor. Noor berpikir "Bagaimana caranya
menemukan Dharma dalam keadaan seperti ini? Jika aku tidak menemukannya
maka aku yang akan kalah dalam perang ini. Aku harus menemukan Dharma
itu." kemudian berbalik dan berhadapan dengan Dharma. Ia menegur Dharma
"...Bagaimana jika aku kenap-kenapa?!" kemudian ia meminta Dharma untuk tunduk, Dharma pun tunduk. Noor pergi.
~Prajurit datang ke Niharika dan memberitahukan kedatangan Ashoka,
Niharika memintanya untuk memanggil Ashoka. Ashoka datang dan memberi
salam pada Niharika.
Ashoka : "Aku penduduk Magadha dan aku ingin mengatakan sesuatu."
Niharika : "Bagaimana jika aku tidak mau mendengarkan?"
Ashoka : "Maka aku akan berpikir bahwa Anda tidak memiliki keberanian untuk bicara dengan anak-anak."
Niharika : "Baiklah. Katakanlah, tapi hanya dua hal."
Ashoka : "Pertama, aku ingin perang ini dihentikan."
Niharika : "Tidak mungkin."
Ashoka : "Anda tidak akan mendapat apa-apa, banyak orang yang tidak berdosa akan mati dalam perang."
Niharika menjadi marah.
~Helena mengatakan pada Nicator dan Mir "Aku tidak pernah berpikir
bahwa aku akan membunuh putraku sendiri, pemikiran yang sama kita tidak
pernah berpikir bahwa Mir akan bergabung bersama kami. Rekan kita terus
berubah tapi tidak dengan tujuan. Niharika menolak untuk bicara tapi
kita harus mengendalikan Bindusara dan memintanya untuk menjalin
perdamaian. Kita harus menemukan Dharma dan untuk itu perang ini harus
dihentikan."
~Ashoka mengatakan pada Niharika "Seseorang yang
akan mati dalam perang, akan lebih berguna jika dia melayani ibukota."
Niharika melihat tanda luka di tangan Ashoka yang dibuat Ahankara.
~Chanakya menempatkan dua kalajengking dalam satu wadah (mangkuk). Dua kalajengking itu mulai berkelahi.
Chanakya : "Keduanya beracun dan ingin menang sendiri, lalu bagaimana mereka bisa bersatu?"
Radhagupta : "Mengapa Anda berpikir bahwa Mir Khorasan dan Ibu Suri Helena telah berjabat tangan?"
Chanakya : "Cara mereka akan melawan satu sama lain. Itu menunjukkan di dalamnya."
Radhagupta : "Yunani membunuh putra Khorasan kemudian bagaimana dia
bisa berjabat tangan dengan mereka? Hal ini bisa terjadi hanya ketika
mereka mendapatkan keuntungan yang sama."
Chanakya : "Aku tidak bisa
bertahan. Mereka saling melawan satu sama lain dan sekarang cara mereka
menunjukkan kepercayaan saling mendasari. Itu menunjukkan ada sesuatu
yang mencurigakan. Aku harus bicara dengan Yang Mulia."
~Helena
pada Bindusara : "Aku pasti bangga melihat kau bersiap untuk perang
tapi aku merasa khawatir dan bersalah. Itu semua terjadi karena putraku,
Justin, dan putraku yang lain menempatkan hidupnya dalam bahaya untuk
menyelamatkan rakyatnya."
Bindusara : "Kau tidak bersalah, Caramu
telah menunjukkan martabat dan kejujuran terhadap Magadha. Aku melakukan
tugasku, aku harus melindungi rakyatku."
Nicator : "Kami tidak
menghentikanmu untuk menjalankan tugasmu, kami hanya ingin mengatakan
bahwa kita tidak harus meninggalkan jalan kedamaian."
Mir : "Aku pun berpikir bahwa kita harus bicara dengan ratu Niharika demi Magadha. Aku ingin bicara dengannya secara pribadi."
Chanakya datang.
Chanakya : "Itu luar biasa untuk mendengarkan Mir. Tapi aku aku ingin
tau, trik apa yang kau miliki yang akan menenangkan Niharika?"
Mir : "Aku bisa mencobanya."
Chanakya : "Jika panglima pergi menemui Niharika maka dia (Niharika)
bisa saja melakukan hal yang sama yaitu apa yang dia lakukan terhadap
prajurit biasa (yang terbunuh itu lohh). Lalu siapa yang akan menangani
penghinaan itu?"
Khalatak : "Bahkan aku pun berpikir bahwa kita tidak harus menunggu untuk bicara. Itu bisa mengecewakan orang-orang."
Bindusara mengambil restu dari Helena. Ashoka datang.
Ashoka : "Tidak perlu pergi berperang. Aku telah bicara dengan ratu Niharika dan dia bersedia untuk bicara dengan damai."
Bindusara : "Bagaimana kau bicara dengannya?"
*Kilas balik menunjukkan dialog Ashoka dan Niharika*
Ashoka : "Untuk menjalin perdamaian kita perlu kekuatan lebih maka dari itu tidak perlu berperang."
Niharika : "Bagaimana kau mengenal Ahankara?"
Ashoka : "Kita memiliki kemauan yang kuat, jika ada orang di tempatnya
maka ia akan hancur tapi dia kuat dan hidup dengan hormat, dia telah
melihat ayahnya meninggal, bagaimana jika terjadi sesuatu kepada Anda
dalam perang? hanya melakukan pembicaraan damai sekali saja dan jika
Anda tidak setuju maka Anda selalu memiliki pilihan untuk perang."
Niharika berpikir.
Niharika : "Baiklah. Minta Yang Mulia Bindusara untuk mengirim seseorang untuk pembicaraan damai."
Kilas balik berakhir.
Khalatak : "Bagaimana kita bisa mempercayaimu?"
Ashoka memberikan surat pernyataan, Bindusara membacanya.
Ashoka : "Dalam surat ini, ratu Niharika telah meminta orang suruhan Bindusara untuk datang dan bicara dengannya."
Khalatak : "Kau tidak melakukan suatu yang baik, kau pergi melawan yang
Bindusara dan membuat kami lemah dihadapan musuh, mereka akan berpikir
bahwa kami mengirim anak-anak untuk berbicara dengan musuh, kau harus
dihukum."
Ashoka pada Bindusara : "Aku tidak pergi untuk melawan
Anda, aku bisa menerima hukuman dari Anda tapi aku tidak bisa melihat
orang mati dalam perang."
Bindusara : ''Kau membuatku bangga lagi dan lagi."
Subahu : "Dia (Ashoka) juga menyelamatkan Vasunandan."
Ashoka : "Ujjain telah meracuni air danau dan dia meminumnya. kami
telah memperingatkan agar tidak ada yang boleh meminum air dari itu."
Chanakya : "Kau membuktikan bahwa kemampuan tidak tergantung usia, jika
orang-orang sepertimu berada di sini maka masa depan pasti aman."
Helena berpikir dia melakukan pekerjaan kami, Bindusara meminta Mir untuk pergi dan berbicara dengan Niharika.
~Noor berpikir "Jika semua pelayan disini maka pasti Dharma ada disini
juga. Tapi bagaimana aku menemukannya?" ia melihat Syamak dan Dhrupath
memainkan permainan. Syamak bertanya pada Dhrupath "Apa yang ada dalam
kotak ini?" Dhrupath menebaknya. Noor mendapat ide dan mengatakan "Kita
harus membuat permainan yang menarik." kemudian ia memanggil semua
pelayan.
Subrasi : "Apa yang kau lakukan, permaisuri Noor?"
Noor : "Aku menghibur anak-anak sehingga mereka tidak berpikir tentang perang."
Charumitra : "Mengapa tidak Mengapa membuat mereka berpikir semua baikbaik saja? Mereka akan menjadi lemah jika seperti ini."
Subrasi : "Aku mengerti, mereka memahami situasi, tapi mereka tidak
bisa berbuat banyak jadi kita tidak boleh membuat mereka cemas. Lebih
baik jika mereka terhibur."
Noor : "Semua pelayan akan menyebutkan
nama mereka. Siapapun yang akan diingat oleh Syamak dan Dhrupath maka
dia adalah pemenangnya."
Subrasi : "Itu sulit."
Noor : "Untuk
mempermudah. Aku akan meminta pelayan untuk menceritakan kehidupan
pribadi mereka jadi mereka akan mengenalinya dengan mudah."
Noor berkata dalam hati "Jika Dharma disini maka dia akan ragu-ragu untuk mengatakan itu."
Dharma ada disana dan tegang.
~PRECAP (Cuplikan Episode Selanjutnya) - Bindusara bertanya "Siapa
pengkhianat itu?" Niharika mengatakan "Dia adalah orang yang sama yang
dicintai Yang Mulia Bindusara lebih dari hidupnya." Helena mengatakan
"Beritahu namanya. Aku akan memenggal kepalanya!" Niharika berkata "Yang
Mulia Bindusara yang akan membunuhnya dengan tangannya dan namanya
adalah...Dharma
." semua tertegun, Helena tersenyum sinis.
ARTIKEL TERKAIT Sinopsis ABAD KEJAYAAN