~Di Pengadilan, Bindusara mengatakan “Dharmaku pengkhianat atau bukan itu hanya akan diputuskan hanya setelah penyelidikan. Sampai tidak terbukti, aku tidak akan mengumumkan Dharmaku bersalah dan bukti yang ditunjukkan disini itu belumlah cukup. Acharya Chanakya pernah dituduh seperti ini dan aku memberinya waktu untuk membuktikannya,
~Ashoka datang ke kamar Bindusara dan melihat bercak darah berceceran disana. Ashoka terkejut ketika melihat patung yang telah hancur berantakan, ia melihat pecahan patung disana yaitu sebagian wajah dari patung Dharma yang rusak, lalu ia pergi membawanya.
~Dharma berkata pada Chanakya “Itulah mengapa aku tidak ingin datang kemari, penjahat menuduh yang tidak berdosa, aku menerima Yang Mulia mempercayaiku, dia mencintaiku tapi aku tidak ingin Ashoka juga menanggung semua ini. Apa yang harus kita lakukan?” Ashoka datang dan mengatakan “Kita harus membantu Yang Mulia dan aku telah mengambil keputusan, aku tidak bisa melihat temanku menderita, dia sendirian, serangan musuh ini menyakitkannya,
Chanakya : “Bagaimana kau akan menemukannya? Kau tidak tau apa-apa tentangnya dan kau juga belum melihatnya.”
Ashoka : “Aku sudah mendapatkan sesuatu dan aku akan menemukannya dengan ini.” sambil menunjukkan bagian wajah patung Dharma yang rusak tadi pada mereka, sontak Dharma dan Chanakya terkejut.
Ashoka : “Apakah Anda pernah melihat wanita seperti ini?”
Chanakya berpikir “Apa ini? Seorang anak ingin mempertemukan ibunya dengan ayahnya? Dan dengan begitu ia (Dharma) bisa terperangkap dalam jebakan musuh. Jika ini terjadi maka semua orang harus membayarnya.”
Dharma menjadi tegang.
Ashoka : “Apakah Anda tidak mengenalinya? Tapi pasti ada orang yang mengenalnya, aku harus mencari tahu.” kemudian pergi.
~Helena : “Kita telah menganggu kedamaian Bindusara dan itu akan membawa badai dalam kehidupannya.”
Noor : “Tidak hanya Bindusara tapi juga keturunan Maurya.”
Kemudian mereka tertawa.
Nicator pada Mir : “Aku senang, hari ini aku telah melihat Helena tertawa kembali.”
Helena pada Noor : “Kita harus memperdalam kecurigaan ini.”
Noor : “Dengan begitu ketika Dharma bertemu dengan Bindusara, Bindusara akan percaya bahwa Dharma adalah penjahat. Kita harus menemukan Dharma sebelum orang lain yang menemukannya.”
Helena : “Setelah dia ditemukan maka aku akan menyiksanya sampai ia bahkan takkan mampu untuk membuka mulutnya.”
~Dharma : “Mengapa Anda tidak menghentikannya
Chanakya : “Aku tidak mampu menghentikannya
Dharma : “Aku mencemaskan Ashoka.”
Chanakya : “Aku mencemaskan bagaimana melindungimu. Mir mencoba membunuhmu dan dia curiga bahwa kau tinggal di Istana sebagai pelayan jadi dia akan mencoba untuk mencarimu maka aku harus mengirimmu ke suatu tempat yang aman.”
Dharma terkejut.
Dharma : “Bagaimana bisa? Jika aku pergi justru orang-orang akan curiga.”
Chanakya : “Tapi kau tidak boleh terjebak lagi. Kebenaranmu akan terungkap dan jika tidak dapat membuktikan bahwa kau tidak bersalah maka Yang Mulia terpaksa membunuhmu. Melindungimu dan Ashoka adalah tugasku dan aku akan melakukan apapun, itulah mengapa aku harus mengirimmu keluar Patliputra ke tempat yang aman.”
Dharma berpikir.
~Noor : “Apa mudah untuk menemukan Dharma? Bagaimana kita akan menemukannya?”
Helena : “Dia tidak bersalah dalam hal ini, ia akan mencoba lebih baik keluar atau melarikan diri dan dalam kasus ini kita akan menangkapnya.”
Mir : “Aku akan meminta prajuritku untuk mencarinya dan aku akan bertanya pada orang-orang tentang dia, aku telah mengiim prajurit ke rumah tuanya juga dengan begitu jika dia pergi kesana dia akan tertangkap.”
~Niharika : “Jika aku belum puas, maka Maurya tidak akan bisa menyakitimu, aku tidak ingin pergi dari sini.”
Ashoka datang kesana, Ahankara berlari menghampirinya dan memegang tangan Ashoka kemudian membawanya menghampiri Niharika.
Ahankara : “Bu, dia temanku. Tanpanya disini maka aku tidak akan hidup, karena dialah aku mengirim surat pada ibu.”
Niharika : “Kalau begitu aku harus berterima kasih padanya.”
Ashoka : “Aku minta maaf karena mengatakan ini, tapi Anda salah, Yang Mulia tidak pernah mengkhianati dewi Dharma dan setahuku, dewi Dharma juga tidak bisa mengkhianatinya
Niharika : “Bukti-buktinya
Ashoka : “Kita tidak tahu apakah mereka benar atau tidak tapi siapa yang tau kejadian 14th yang lalu?”
Niharika : “Aku juga mengatakan hal yang sama, siapa yang tau kejadian 14th yang lalu, maka dari itu kita harus pergi ke masa lalu tapi itu mustahil jadi kita tidak perlu membuang-buang waktu.”
Kemudian si kecil menangis, Niharika datang untuk melihatnya. Ashoka berpikir “Mungkin aku memang tidak bisa pergi ke masa lalu tapi aku bisa datang ke tempat dimana semuanya bermula.”
~Syamak duduk bersedih di kamarnya, Ashoka datang dan duduk disampingnya.
Syamak : “Apakah kau dengar bahwa Yang Mulia punya istri lagi? Aku tidak mengerti, apa yang terjadi? Kemarin kejahatan pangeran Justin dan sekarang dewi Dharma.”
Ashoka : “Aku paham dengan keadaanmu tapi sesuai dengan Yang Mulia katakan bahwa sampai kejahatannya tidak terbukti, semua orang tidak bersalah dan kita harus mendengar cerita dari kedua belah pihak.”
Syamak : “Apa menurutmu dewi Dharma adalah penjahat?”
Ashoka : “Yang Mulia percaya bahwa dewi Dharma tidak bersalah jadi aku ingin mencari dewi Dharma demi Yang Mulia sampai semuanya terbukti.”
Syamak : “Kau sangat peduli pada ayahku.”
Ashoka : “Ketika aku sendirian di hutan, Yang Mulia datang untuk memberikan hidup untukku jadi aku harus membantunya sekarang.”
Syamak menyarankannya untuk meminta bantuan dari Mir.
Ashoka : “Tidak boleh ada yang tau bahwa aku mencari dewi Dharma. Musuh tidak mengerti apa-apa, apa kau ingat dengan prajurit yang bersama panglima Mir beberapa tahun lalu?” Syamak : “Yang aku ingat, salah satunya adalah Eravat. Ia prajuritnya namun ia pergi meninggalkan posisinya dan beralih menjadi pegulat, dia berada dimana tempat para pegulat bertarung untuk menghibur orang-orang dan itu tempatnya di luar Patliputra.”
Ashoka : “Mungkin dia tahu tentang dewi Dharma, aku akan pergi untuk bicara dengannya.”
Syamak : “Aku akan pergi bersamamu, jika penderitaan ayahku berkurang dengan ditemukannya dewi Dharma maka aku siap untuk mencarinya.”
Kemudian mereka berpelukan.
ARTIKEL TERKAIT Sinopsis ABAD KEJAYAAN