~Bindusara datang ke kamarnya, ia merasa bahwa ada pecahan wajah patung Dharma hilang.
~Noor menghampiri Syamak.
Noor : “Apa yang kau lakukan?”
Syamak : “Tidak ada.”
Noor : “Kau mengemasi barang-barangmu
Syamak ingat dengan perkataan Ashoka agar tidak memberitahu siapapun untuk mencari Dharma.
Syamak : “Belakangan ini aku sering merasa takut jadi aku pikir aku harus berpetualang.”
Noor : “Kau telah berjanji pada Justin untuk melindungiku dan kau malah merahasiakan sesuatu dariku?”
Syamak : “Aku akan pergi bersama Ashoka untuk mencari dewi Dharma.”
Noor tertegun.
Noor : “Kau tidak akan kemana-mana, tidak juga Ashoka.”
Noor marah dan pergi.
~Ashoka datang ke tempat adu gulat, ia melihat ada yang berlatih pedang disana. Ia berdoa terlebih dahulu kemudian bertanya mengenai Eravat.
Seseorang : “Tidak ada yang bernama Eravat disini. Pergilah.”
Ashoka : “Aku punya pertanyaan dan hanya Eravat yang bisa menjawabnya. Aku tidak akan pergi dari sini sampai Eravat keluar.”
Seseorang : “Apa pertanyaanya?”
Ashoka : “Aku hanya akan bertanya pada Eravat.”
Seseorang : “Apa kau sudah gila?”
Orang yang bicara dengan Ashoka tadi menyuruh orang lain agar mengusir Ashoka.
Ashoka : “Aku tidak akan pergi dari sini sebelum Eravat menjawab pertanyaanku. Aku akan merasa bangga jika aku mati disini.” (Walaahh Ashoka, ya jangan dong.)
Beberapa orang mengelilingi Ashoka siap menyerangnya, Ashoka siap dengan pedangnya. Eravat datang, salah satu matanya (tidak normal).
Eravat : “Apa yang kau inginkan?”
Ashoka menurunkan pedangnya dan memberi salam.
Ashoka : “Tidak ada keraguan padamu, Anda bersama dengan panglima Mir bertahun-tahun lalu. Aku Ashoka, butuh bantuanmu, aku ingin bertanya mengenai panglima Mir.”
Eravat : “Aku sudah mundur dari posisiku, aku tidak ingin membicarakan Mir. Pergi dari sini.”
Ashoka : “Aku datang kemari dengan tujuan, jadi bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”
Eravat : “Terlalu percaya diri itu tidaklah baik.”
Eravat menunjukkan seseorang yang paling kuat pada Ashoka.
Eravat : “Kau takkan mampu menahan satu pukulannya.”
Ashoka : “Bukan satu, bahkan aku akan melawan tiga pukulannya. Dan jika aku berhasil bertahan maka Anda harus menjawab pertanyaanku.”
Eravat : “Kau akan mati.”
Ashoka : “Anda menerima tantanganku?”
Eravat menerima dan meminta pegulat itu memasuki arena gulat.
~Mir meminta prajuritnya untuk mencari Dharma dan membawanya padanya. Noor datang.
Noor : “Ashoka ingin mencari Dharma. Jika dia mengetahui apa yang ingin kita lakukan pada Dharma maka dia bisa menjadi masalah bagi kita.”
Mir : “Aku akan menyuruh prajurit untuk mengikutinya.”
Noor : “Ada Rishi (Resi) yang mengatakan bahwa ketiga putra Yang Mulia akan aman, tapi Syamak bukan anaknya, maka...”
Mir : “Jika itu benar, maka salah satu dari ketiga anak itu adalah anaknya Dharma. Ia sedang hamil saat aku pergi untuk membunuhnya, jika ia masih hidup maka anaknya pasti hidup juga.”
Noor : “Dia akan datang kemari dan menjadikan anaknya sebagai ahli waris.”
~Ashoka dan pegulat memasuki arena gulat, pegulat itu menyerang Ashoka hingga jatuh, pegulat itu kemudian tersenyum sinis namun Ashoka segera bangkit dan malah tertawa.
Ashoka : “Dia pegulat yang paling kuat? Aku hanya melihatnya sebagai biasa dari penampilannya dan setelah semuannya dia ada disini sebagai hiburan.”
Pegulat itu menyerang lagi, Ashoka jatuh lagi namun bangkit lagi dan
smile emotikon
pegulat itu makin ganas, ia memukul Ashoka lebih keras hingga itu membuat bibir Ashoka ter..lu..ka dan terjatuh ke tanah, kemudian Ashoka ingat bagaimana ia berjanji pada Bindusara untuk membawa Dharma kembali padanya. Ashoka membuka matanya dan bangkit. Pegulat tertegun dan Ashoka merasa agak pusing. Prajurit mengambil pedang dan hendak menyerang Ashoka namun Eravat segera menghentikannya
Eravat : “Kami memiliki aturan, kami menghormati prajurit dan anak ini adalah prajurit sungguhan.”
Eravat mengambil pedang Chandragupta dari Ashoka.
Eravat : “Kau adalah orang yang tidak biasa, aku beruntung jika bicara dengan orang seperti Yang Mulia Chandragupta. Aku temanmu sekarang, kau bisa meminta bantuan dariku.”
Ashoka : “Empat belas tahun lalu, Yang Mulia Bindusara meminta panglima Mir untuk mencari seorang wanita tapi ketika dia pergi ke sana, rumahnya terbakar, aku ingin tahu tempat alamat itu.”
Eravat : “Ia dulu tinggal di Champanagri.”
Ashoka : “Kebetulan ibuku tinggal disana dulu. Aku harus mencari kebenarannya.”
~Noor : “Sushima akan ditangani oleh Ibu Suri tapi jika ada anak lain lagi dari Bindusara maka akan menjadi masalah bagi kita.”
Mir : “Jangan khawatir, jika anak Dharma hidup maka aku akan membunuhnya.”
Noor : “Ashoka akan menemukan Dharma sebelum kita.”
Mir : “Tenanglah, aku yang akan menanganinya.”
Dharma mendengar ini dari balik pillar terkejut.
ARTIKEL TERKAIT Sinopsis ABAD KEJAYAAN