http://hrn07.blogspot.com
Sinopsis By #SALLYDIANDRA
Ditenda
Jalal, Jalal masih marah pada Gohar, Gohar mengabarkan berita yg amat
penting pada Jalal “Yang Mulia, saat ini Pangeran Pratap telah menjalin
hubungan dgn putri Phool & utk membuat hubungan mereka rusak,
berikan aku satu lagi kesempatan utk melakukannya” Jalal hanya menatap
tajam kearah Gohar
Sementara
itu di istana Bijolia, Ratu Hansa bersama anak-anaknya & para
pelayan juga Jagmal Singh mencoba berlindung dari serangan Afghanistan
yg bisa terjadi sewaktu-waktu, tiba-tiba Ratu Hansa melihat dari celah
jendela, ada seseorang yg datang kearah istana yg terlihat samar-samar,
lama kelamaan akhirnya terlihat jelas kalau orang itu adalah Pangeran
Pratap, Ratu Hansa & semua orang yg ada kerajaan Bijolia merasa
senang begitu melihat Pangeran Pratap yg datang, Ratu Hansa Bai &
semua orang segera menyambut Pangeran Pratap, Pangeran Pratap menatap
mereka semua satu per satu & langsung menghampiri Ajabde sambil
menatapnya dalam yg saat itu sedang berdiri disebelah Shobagyawati
“Shobagyawati, kau tdak usah khawatir, Chakrapani baik-baik saja, dia
selamat” ujar Pangeran Pratap, namun Ratu Hansa masih merasa cemas “Lalu
bagaimana dgn suamiku? Bagaimana keadaan Raja Mamrat Ji, pangeran?”
tiba-tiba terdengar suara dari sebelah “Aku baik-baik saja, istriku”
Raja Mamrat Ji datang sambil dipapah oleh salah satu prajuritnya, Raja
Mamrat Ji berterima kasih pada Pangeran Pratap “Tdak ada seorangpun yg
akan memasuki tanah kita lagi, Raja Mamrat! dan sekarang kita harus
berterima kasih pada Ajabde karena dia telah mengirimkan pesan melalui
Laksmi, sapi piaraannya” semua orang merasa senang, tak lama kemudian
Pangeran Pratap meminta ijin pada Ratu Hansa & Raja Mamrat Ji utk
pergi dari sana, Ratu Hansa Bai meminta Pangeran Pratap utk tinggal di
istana, namun Pangeran Pratap menolaknya, Pangeran Pratap tetap memohon
pamit pada mereka dgn mengatupkan kedua tangannya didepan dada, Ajabde
merasa sedih ketika Pangeran Pratap harus pergi lagi
Pangeran
Pratap & teman-temannya membuat tenda utk tempat tinggal mereka,
tiba-tiba salah satu prajurit menghampiri mereka seraya mengabarkan
kalau Raja Mamrat Ji telah datang utk menemuinya
Dikerajaan
Bijolia, ketika Phool sedang memberikan instruksi pada para pelayannya,
tiba-tiba Gohar memasuki ruangan tersebut, Phool merasa heran “Lal
Baiji, kau dari mana saja?” tanya Phool penuh selidik “Aku baru saja
membantu para penduduk, tuan putri” kemudian Phool berpaling pada Ratu
Hansa “Apakah Pangeran Pratap akan datang kesini bersama paman Mamrat,
bibi?” Raja Mamrat Ji datang & berkata “Tdak, dia tdak akan datang”
semua orang merasa kecewa, kemudian mereka mulai memasak utk Pangeran
Pratap & teman-temannya, setelah semua masakan selesai Ratu Hansa
Bai datang utk bertemu dgn Pangeran Pratap, ketika Pangeran Pratap
menemui Ratu Hansa Bai yg telah mengirimkan makanan utk Pangeran Pratap
& teman-temannya, namun Pangeran Pratap menolak kiriman makanan
tersebut meskipun makanan itu dibuat oleh Phool & Ajabde, akhirnya
Ratu Hansa Bai hanya bisa pasrah menerimanya
Dikerajaan
Bijolia, nampak Phool & Ajabde sedang merapikan semua baju-baju utk
para penduduk “Ajabde, sangat penting sekali kalau kita memberikan
semua pakaian pakaian ini utk para penduduk”, “Iya, Phool!” Ratu Hansa
Bai merasa pesimis kalau Pangeran Pratap mau datang ke istana Bijolia
“Aku tahu kenapa dia tdak mau datang ke istana ini, ini semua karena
Ajabde!” Ajabde tertegun mendengar ucapan Phool “Iyaaa, Ajabde pergilah
& ajak dia kembali ke istana” pinta Ratu Hansa Bai, Ajabde akhirnya
menuruti permintaan Phool & ibunya utk menemui Pangeran Pratap,
Saat
itu Pangeran Pratap sedang berdiskusi dgn teman-temannya, Pangeran
Pratap terkejut ketika Ajabde datang menemuinya, sesaat Pangeran Pratap
seperti orang linglung ketika Ajabde mendekat kearahnya “Pangeran
Pratap, aku ingin bicara dgnmu” Pangeran Pratap jadi salah tingkah
didepan Ajabde kemudian mereka berdua berjalan bersama “Pangeran Pratap,
kenapa kau tdak mau kembali ke istana, apakah karena aku? aku tahu ini
bukanlah suatu alasan, kalau begitu apa alasannya?” ujar Ajabde
“Baiklah, itu memang alasannya jadi sekarang kau juga datang kesini utk
menyambutku?”, “Jika aku tdak menyambutmu, itu tdak akan baik, bukan?”
Pangeran Pratap hanya tersenyum “Aku tdak masalah”, “Aku tahu kalau kau
suka sekali melukai perasaan orang terdekatmu!” ujar Ajabde kesal
kemudian berlalu dari sana meninggalkan Pangeran Pratap
Dikerajaan
Bijolia, Gohar sedang mendandani Phool dgn riasan rambut yg agak
berbeda “Lal Baiji, dari mana kau belajar gaya tatanan rambut seperti
ini?” Gohar mencoba menjelaskan pada Phool & tak lama kemudian
Ajabde datang sambil berlari tergopoh-gopoh “Phool, aku telah melakukan
kesalahan, aku tdak tahu apa yg telah aku katakan pada Pangeran Pratap”
ujar Ajabde panik, sementara itu ketika Pangeran Pratap sedang berkumpul
ditenda bersama teman-temannya, Pangeran Pratap memuji Chakrapani
“Chakrapani pasti sangat mencintai Shobagyawati” Chakrapani yg saat itu
masih diobati & Shobagyawati hanya tersenyum-senyum saja mendengar
ucapan Pangeran Pratap “Iya, itu betul seperti putri Ajabde yg
sepertinya juga menyukaimu, pangeran” Pangeran Pratap salah tingkah dgn
ucapan Benidas “Lebih baik lupakan putri Ajabde karena saat ini
sepertinya putri Phool juga menyukaimu, pangeran” ujar Chakrapani
lantang, sementara itu dikerajaan Bijolia, Phool merasa heran dgn
Pangeran Pratap yg tdak mau kembali ke istana “Aku akan membujuk
Pangeran Pratap” ujar Phool “Kenapa kau tdak mau datang ketika aku
meminta kau kembali ke istana?” bathin Ajabde dalam hati
Tak
lama kemudian Phool mendatangi tenda Pangeran Pratap & memaksa
Pangeran Pratap utk kembali ke istana, awalnya Pangeran Pratap heran dgn
sikap Phool, namun akhirnya Pangeran Pratap mau kembali ke istana
setelah Phool membujuknya. Sinopsis Mahaputra Episode 204
Dikerajaan
Bijolia, kedatangan Pangeran Pratap disambut oleh semua penghuni istana
Bijolia, Ratu Hansa melakukan aarti utk Pangeran Pratap, kemudian
Pangeran Pratap meminta restu pada Ratu Hansa Bai & Raja Mamrat Ji,
Phool tersenyum senang melihat Pangeran Pratap, sedangkan Ajabde
terlihat gelisah & murung kemudian berlalu dari sana, ketika
Pangeran Pratap mencari Ajabde diantara kerumunan penghuni istana
Bijolia, Ajabde sudah tdak ada “Dimana Ajabde?”, “Ajabde mungkin sedang
memberikan makanan pada Laksmi” ujar Ratu Hansa Bai, sejurus kemudian
Pangeran Pratap membisikkan sesuatu pada Phool, Ratu Hansa Bai &
Raja Mamrat Ji hanya bisa tersenyum senang melihat keakraban mereka.
Dikandang
sapi Laksmi, Ajabde sedang ngobrol dgn Laksmi sambil mengucapkan terima
kasih atas bantuan Laksmi “Aku juga mau mengucapkan terima kasih utk
Laksmi, tanpa bantuannya, aku tdak tahu apa yg akan terjadi pada saat
itu” ujar Pangeran Pratap sambil mengatupkan kedua tangannya didepan
Laksmi kemudian berlalu dari sana tanpa menyapa Ajabde, Ajabde tertegun
melihatnya, bergegas Ajabde mengejar Pangeran Pratap yg terus berlalu
didepannya “Pangeran Pratap! Kau datang kesini & mengucapkan terima
kasih pada Laksmi! Lalu kau pergi begitu saja tanpa bicara dgnku satu
patah katapun?” ujar Ajabde sambil terus mengekor dibelakang Pangeran
Pratap “Aku akan pergi lagi!” Ajabde berusaha utk memaksa Pangeran
Pratap, kenapa dia tega melakukan itu padanya, tiba-tiba Pangeran Pratap
berhenti ditengah ruang istana & memberikan kejutan buat Ajabde
“Semua orang telah menunggumu, Ajabde” ujar Pangeran Pratap sambil
menunjuk kearah para penghuni istana yg sudah berdiri disana, Ajabde
terkejut bukan kepalang, Ajabde tdak mengira kalau akan begini jadinya,
Raja Mamrat Ji juga tertegun dgn rencana yg dibuat oleh Pangeran Pratap
bersama Phool tadi “Semua orang berkumpul disini utk memberikan
penghargaan buatmu, Ajabde” Ajabde tertegun melihat semua orang ada
disana “Semua ini karena Ajabde & kau harus memberikan restumu pada
koin-koin emas ini karena mereka akan kita gunakan utk membantu para
penduduk” Ajabde menuruti permintaan Pangeran Pratap dgn menyentuh
koin-koin emas itu, dari arah belakang Chakrapani berteriak lantang
“Hidup putri Ajabde! Hidup putri Ajabde! Hidup putri Ajabde!” semua
orang mengelu-elukan nama Ajabde, semua orang tersenyum senang
Dikoridor
istana Phool berlari-lari & merasa senang dgn perasaan yg tdak bisa
digambarkannya, Phool memasuki kamarnya & berbaring ditempat
tidurnya sambil terkenang semua kenangan manis bersama Pangeran Pratap,
Phool baru menyadari kalau dirinya mencintai Pangeran Pratap
Pangeran
Pratap nampak sedang menunggu Ajabde disebuah kuil, Ajabde segera
menghampirinya, setelah ngobrol tentang banyak hal tiba-tiba Pangeran
Pratap melepas kalung Ajabde yg selama ini dikenakannya &
memberikannya pada Ajabde, Ajabde teringat bagaimana kalung itu
menghilang & bagaimana ucapan peramal wanita dipasar itu juga ucapan
ibu kandunngnya ketika mengetahui kalungnya berada di Pangeran Pratap
“Tdak! Aku tdak mau menerimanya, kau boleh menyimpannya” tiba-tiba
terdengar teriakan Phool yg memanggil Ajabde, bergegas Pangeran Pratap
membawa kalung itu berlalu bersama dirinya meninggalkan Ajabde, Ajabde
merasa gelisah “Kenapa aku tdak mengambil saja kalung itu darinya? Aku
akan menceritakan semuanya padanya” Ajabde segera menyusul Pangeran
Pratap utk menceritakan semuanya
Ketika
Ajabde sedang terburu-buru menemui Pangeran Pratap, Phool berteriak
memanggil Ajabde, ketika sampai didepan Ajabde, Phool berkata “Ajabde,
aku ingin mengatakan sesuatu padamu” saat itu Ajabde terburu-buru karena
ingin mengatakan sesuatu pada Pangeran Pratap, namun Phool memaksa
Ajabde utk mendengarkan curahan hatinya, sambil menutup matanya Phool
berkata “Ajabde, aku rasa aku mencintai Pangeran Pratap!” Ajabde
terkejut mendengarnya “Aku tahu kau pasti tdak percaya dgnku tapi aku
sendiri juga tdak mempercayai diriku sendiri, aku tdak mengerti apa yg
akan aku lakukan ini?” kemudian Phool menceritakan tentang
kenangan-kenangan indahnya bersama Pangeran Pratap sambil tertawa-tawa
senang, sementara Ajabde juga memikirkan kenangan manisnya bersama
Pangeran Pratap, Ajabde menangis ketika mengetahui kalau ternyata Phool
memiliki perasaan yg sama seperti dirinya “Ajabde, kenapa kau menangis?”
Phool merasa heran ketika melihat Ajabde menangis “Aku menangis karena
kau akan membuat jarak dgnku” Phool ikut terharu & menangis kemudian
memeluk Ajabde "Aku tdak akan meninggalkanmu, Ajabde, kau adalah
sahabat terbaikku!" mereka saling berpelukkan & saling menangis satu
sama lain
Diluar
teras halaman istana Bijolia, Pangeran Pratap & teman-temannya
melepas kepulangan Chakrapani & Shobagyawati “Sekarang Shobagyawati
sudah bersama sama dgn Chakrapani, jadi mengapa kita terus peduli sama
Chakrapani?” semua orang tertawa dgn ucapan Benidas
Di
kerajaan Mewar, Raja Uday Singh & Ratu Jaywanta masih terus
mempersiapkan pernikahan Pangeran Pratap “Ratu Jaywanta, apa yg terjadi?
Mengapa kau pergi?”, “Rana Ji, kau telah mengirimkan lamaran pernikahan
utk setiap keluarga kerajaan tapi tdak seorangpun yg memberikan respon”
ujar Ratu Jaywanta cemas, tiba-tiba pada saat itu Rawat Ji datang
menghampiri mereka & mengabarkan kabar baik bahwa Putri Surohi telah
mengirimkan fotonya utk Pangeran Pratap, Raja Uday Singh & Ratu
Jaywanta tersenyum senang mendengarnya
Sementara
itu dikerajaan Bijolia, Raja Mamrat Ji nampak tersenyum senang sambil
menghampiri Ratu Hansa Bai “Rana Ji, ada apa? Kenapa kau kelihatan
sangat senang?” Ratu Hansa merasa heran dgn tingkah suaminya “Raja Uday
Singh telah mengirimkan sebuah surat tentang pernikahan Pangeran Pratap”
Ratu Hansa sangat antusias mendengarnya kemudian Ratu Hansa
menceritakan pada Raja Mamrat Ji tentang perasaan cinta Ajabde pada
Pangeran Pratap, Raja Mamrat Ji tertegun “Beraninya kau mengatakan hal
seperti ini, Ratu Hansa, kita harus tahu bagaimana posisi kita, dimana
Pangeran Pratap & dimana anak kita!” Raja Mamrat Ji tdak setuju dgn
usulan Ratu Hansa Bai “Ini semua karena kebencianmu pada anak
perempuanmu kan? Raja Uday Singh sudah menganggap kau adalah temannya,
Ratu Jaywanta juga sudah menganggap kita temannya juga & Pangeran
Pratap juga mencintai anak kita, Ajabde!” Ratu Hansa berusaha meyakinkan
suaminya namun Raja Mamrat Ji tetap menolak permintaan istrinya itu,
sementara dari kejauhan Ajabde mendengarkan semua pembicaraan kedua
orangtuanya ini dgn perasaan sedih.