Beranda · SINOPSIS SHEHRAZAT · SINOPSIS CANSU DAN HAZAL · SINOPSIS MAHAPUTRA · SINOPSIS CINTA DI MUSIM CHERRY · Ashoka ANTV

Sinopsis Mahaputra Episode 207



http://hrn07.blogspot.com



Sinopsis By #SALLYDIANDRA
Sinopsis Mahaputra Episode 207
Disebuah bukit, Jalal & Phool masih berhadap-hadapan dgn perasaan mereka masing-masing, Jalal merasa senang sedangkan Phool merasa ketakutan, dari jauh Pangeran Pratap memperhatikan pertemuan Jalal & Phool, kemudian Jalal mengenalkan dirinya pada Phool “Aku adalah yg Mulia Raja Jalaludin Muhammad!” Phool & Pangeran Pratap terkejut mendengarnya, Jalal berjalan terus menuju kearah Phool, Phool nampak sangat waspada terhadap Jalal “Ini memang berlaku utkmu tapi jika kita hidup bersama-sama maka kau akan berbicara dgn bahasa cinta dgnku, aku akan membangun sebuah benteng yg sama persis dgn benteng Marwar utkmu tapi pertama-tama kita harus saling mengenal satu sama lain” ujar Jalal penuh semangat dgn tatapan cinta yg membara “Pangeran Pratap akan membunuhmu!” ujar Phool sambil berjalan mundur perlahan-lahan sementara Jalal terus mendekat kearah Phool, Jalal tersenyum sinis mendengar ucapan Phool “Hari ini aku datang kesini dgn persiapan yg lengkap & Pangeran Pratap akan dibunuh!” Phool semakin waspada terhadap Jalal yg terus mendekat kearahnya, dari kejauhan Pangeran Pratap berteriak memanggil nama Jalal, Jalal & Phool kaget ketika melihat kemunculan Pangeran Pratap yg berlari kearah mereka, Phool merasa senang & menangis haru, Phool segera mendekat kearah Pangeran Pratap memohon perlindungan dgn mendekatkan tubuhnya didada Pangeran Pratap, Pangeran Pratappun memeluknya perlahan, Jalal yg melihatnya terbakar api cemburu, kemudian perlahan Pangeran Pratap meminta Phool utk menyingkir dibelakangnya, Pangeran Pratap & Jalal saling berhadap hadapan utk pertama kalinya sebagai seorang musuh
“Aku tdak percaya apa yg kita lakukan kali ini, persahabatan atau permusuhan” ujar Pangeran Pratap sambil menatap Jalal tajam “Aku sudah tahu kalau kau adalah Pangeran Pratap & aku telah memutuskan utk membunuhmu” ujar Jalal sengit sambil tak kalah menatap tajam kearah Pangeran Pratap “Kita telah memainkan sebuah permainan ketika kita berteman, sekarang biarkan kita menyelesaikannya”, “Baiklah, aku setuju” Pangeran Pratap menyetujui usulan Jalal sambil mencabut pedangnya, Phool menyingkir menjauh dari Pangeran Pratap, pertarunganpun tak terelakkan antara Pangeran Pratap & Jalal, mereka berdua saling menyerang dgn penuh kebencian satu sama lain, tak lama kemudian Ajabde berlari mendekat kearah mereka, Phool merasa nyaman begitu ada Ajabde namun tak berapa lama Gohar Jaan juga berlari menghampiri mereka sambil mengeluarkan belatinya & melihat pertarungan antara Jalal & Pangeran Pratap, hingga akhirnya Pangeran Pratap mampu mengalahkan Jalal dgn melempar pedang Jalal, Jalal & Gohar kaget, Jalal segera mendekat kearah Gohar & mencengkram lengan Gohar sambil mengacungkan belati keleher Gohar “Lihat! Apa yg akan aku lakukan pada Gohar Jaan!” Pangeran Pratap terkejut & tdak bisa berkutik kemudian melempar pedangnya sendiri ketanah, namun tiba-tiba Jalal melepaskan cengkramannya dileher Gohar Jaan, mereka berdua tersenyum puas melihat Pangeran Pratap yg terpana menatap mereka
“Ya, memang betul, Pangeran Pratap, Gohar Jaan ini adalah mata-mataku & dia berusaha utk membunuhmu pada saat di Bijolia & sekarang kau akan dibunuh!” ujar Jalal sengit “Aku sudah tahu semuanya dari awal & aku tahu bahwa kau datang ke Bijolia itu utk aku” Gohar kaget begitu mendengar ucapan Pangeran Pratap “Jika kau tahu kalau dia ini mata-mataku lalu kenapa kau tdak membunuhnya?”, “Aku memang tdak membunuhnya karena aku ingin tahu siapa yg berada dibelakangnya? Ternyata kau, Jalal!” Pangeran Pratap & Jalal reflek mengambil pedang mereka lagi & bersiap-siap utk bertarung kembali, Phool & Ajabde segera menyingkir dari sana menjauhi mereka, Gohar Jaan bergegas mengejar kedua putri raja itu, Gohar berteriak-teriak meminta Ajabde & Phool utk segera berhenti hingga akhirnya mereka berada diujung tebing, Phool & Ajabde sangat ketakutan “Ajabde, sekarang kita akan pergi kemana lagi? Aku takut” ujar Phool cemas “Tenang, tenang, Phool, Lal Baiji tdak melihat ini” Ajabde berusaha menenangkan sahabatnya itu, tepat pada saat itu Gohar Jaan sudah sampai dibelakang mereka dgn nafas yg terengah-engah
Sementara itu Pangeran Pratap & Jalal masih terus bertarung dgn sengit hingga akhirnya Pangeran Pratap mampu melumpuhkan Jalal dgn menghempaskan kepala Jalal ditanah sambil berkata “Jika kau terlihat ditanahku maka kau harus selalu menundukkan kepalamu!” ujar Pangeran Pratap marah, Jalal tdak bisa berkutik ketika kepalanya digenjet oleh tangan Pangeran Pratap, sedangkan Gohar Jaan yg saat itu bermaksud utk menangkap Ajabde & Phool tiba-tiba terperosok & jatuh kedalam tebing, namun untung saja kedua tangannya masih bisa memegang pinggiran tebing, Ajabde & Phool kaget, Ajabde berusaha utk menyelamatkan Gohar Jaan dgn memegang tangannya namun karena tubuh Gohar Jaan berat, Gohar Jaan sendiri tdak mampu menahan tangannya lebih lama lagi akhirnya Gohar Jaan jatuh kedalam tebing yg dalam, Ajabde berteriak memanggil Gohar Jaan “Laaaaaallll Baaaaiiijiiiiii!!!!” Phool hanya bisa menangis & tertegun melihat pemandangan didepannya, Ajabde juga menangis melihat tubuh Gohar Jaan yg melayang jatuh kebawah tebing. Sinopsis Mahaputra Episode 207
Sinopsis Mahaputra Episode 207


Ditempat Pangeran Pratap, Pangeran Pratap masih memegang kepala Jalal yg terkapar ditanah, tak lama kemudian nampak rombongan Bhairam Khan datang & menghampiri mereka, Bhairam Khan tdak percaya ketika melihat Jalal mampu dikalahkan oleh Pangeran Pratap “Pangeran Prataaaapppp!!!” Bhairam Khan berteriak marah kearah Pangeran Pratap “Sekarang aku akan membunuhmu, Pangeran Pratap!” ujar Bhairam Khan sengit “Aku tdak tahu kalau Afghanistan memberikan penghargaan padamu, Bhairam Khan!” ejek Pangeran Pratap “Khan Baba, bunuh Pangeran Pratap!” bentak Jalal, sejurus kemudian Pangeran Pratap & Bhairam Khan saling bertarung satu sama lain kemudian prajurit Jalal menyerang Pangeran Pratap, Bhairam Khan segera menghindar & berlari kearah Jalal yg masih terkapar ditanah “Jalal, kau tdak apa-apa? Kau baik-baik saja kan?” Bhairam Khan membantu Jalal berdiri, Jalal sangat marah & tdak terima dikalahkan begitu saja oleh Pangeran Pratap, Pangeran Pratap berhasil membabat habis prajurit Jalal, tinggal Bhairam Khan & Jalal yg menghadapi Pangeran Pratap, tiba-tiba datang sepasukan Afghanistan membantu Jalal, Bhairam Khan tersenyum senang karena kali ini dirinya merasa mampu membunuh Pangeran Pratap, namun belum juga mereka bertarung tiba-tiba datang pasukan Mewar dipimpin oleh Rawat Ji yg datang membantu Pangeran Pratap, giliran Pangeran Pratap yg tersenyum senang “Pangeran Pratap, kau tdak apa-apa?”, “Aku tdak apa-apa, Rawat Ji, ayoooo kita hadapi mereka!” ujar Pangeran Pratap “Hidup Mewar! Hidup Mewar!”
Pasukan Mewar bertarung dgn pasukan Afghanistan, termasuk Jalal & Pangeran Pratap juga Bhairam Khan & Rawat Ji, pertempuran mereka berjalan sengit, ketika lengan Jalal tersayat pedang, Bhairam Khan segera mengajak Jalal utk melarikan diri dari sana dgn kuda mereka, Pangeran Pratap yg melihatnya merasa marah & berusaha mengejar Jalal namun Rawat Ji segera mencegah Pangeran Pratap “Jangan! Jangan, pangeran! Biarkan mereka pergi!”, “Apakah ayahku tahu kalau kau kesini, Rawat Ji?” tanya Pangeran Pratap setelah dirinya tenang “Tdak, ayahmu tdak tahu, saat ini ayahmu sedang sibuk mempersiapkan suatu acara” Pangeran Pratap heran “Acara apa?”, “Penyambutan kepulanganmu ke Mewar, pangeran, Raja Uday Singh sangat senang dgn acara ini & sangat sibuk mempersiapkannya” Rawat Ji sedikit berbohong ke Pangeran Pratap
Dikerajaan Mewar, semua ratu bangsa Rajput datang kebenteng Chittor bersama putri-putri mereka, semua orang menyambut mereka dgn sukacita diiringi oleh tarian & nyanyian serta dekorasi yg sangat meriah, Raja Uday Singh & Ratu Jaywanta yg menyambut mereka juga sangat senang “Rana Ji, aku sangat senang melihat semua putri raja yg datang & aku tdak tahu siapa nanti yg akan menjadi pendamping hidup Pangeran Pratap?” ujar Ratu Jaywanta sambil terus menyambut kedatangan para ratu Rajput satu per satu, setelah semuanya berkumpul, Ratu Jaywanta menyapa para tamunya & berkata “Pangeran Pratap akan datang besok, jadi silahkan saja kalian menikmati apa yg kami sediakan utk kalian dibenteng Chittor” ujar Ratu Jaywanta namun tiba-tiba terdengar suara terompet dari arah depan pertanda ada seseorang yg penting yg datang
Ternyata Pangeran Pratap memasuki benteng Chittor, semua orang menyambut kepulangan Pangeran Pratap, Phool & Ajabde mengekor dibelakang Pangeran Pratap, Ratu Jaywanta sangat terkejut ketika melihat kedatangan Pangeran Pratap, Pangeran Pratap memohon restu ibunya & Ratu Sajja yg juga ada disana “Ibu, aku merasa kalau aku memasuki benteng yg berbeda” Ratu Jaywanta & semua orang yg hadir disana tersenyum melihat Pangeran Pratap “Gangaur telah datang, Pangeran Pratap”, “Aku tahu, ibu pasti berbohong padaku” Ratu Jaywanta yg tdak mampu menjawab pertanyaan Pangeran Pratap langsung mengalihkan pembicaraan dgn meminta pada Pangeran Pratap utk mengenalkan dua gadis yg datang bersama Pangeran Pratap “Pangeran Pratap, siapa gadis-gadis yg cantik itu yg datang bersamamu?” Pangeran Pratap akhirnya mengenalkan Ajabde & Phool satu persatu kehadapan ibunya, Ratu Jaywanta nampak terkejut ketika melihat Ajabde, anak sahabatnya Ratu Hansa Bai yg ternyata sudah besar, Ratu Jaywanta juga nampak terkejut ketika Pangeran Pratap menyebutkan kalau Phool berasal dari kerajaan Marwar, Ajabde & Phool memohon restu pada Ratu Jaywanta
Dikoridor istana, ketika Ratu Jaywanta & Ratu Sajja mengajak Ajabde & Phool memasuki istana, mereka mendengar pembicaraan Raja Uday Singh dgn para menterinya, nampaknya Raja Uday Singh sangat marah “Siapa yg telah mengirimkan undangan tersebut ke Marwar?” bentak Raja Uday Singh marah “Rana Ji, aku yg telah mengirimkan undangan itu” sela Ratu Jaywanta “Maharani Jaywanta, jika putri Phool datang kesini maka aku akan sangat marah!” bentak Raja Uday Singh sambil melihat kedua gadis yg bersama Ratu Jaywanta, Phool & Ajabde kaget & takut mendengarnya, kemudian Raja Uday Singh sedikit melunak & meminta maaf pada kedua putri raja itu yg tak lain adalah Ajadde & Phool sambil bertanya “Siapa mereka, Maharani Jaywanta?” Ratu Jaywanta nampak bingung namun akhirnya mengenalkan mereka satu per satu “Ini putri Ajabde, anaknya Raja Mamrat Ji dari Bijolia” Ajabde meminta restu pada Raja Uday Singh, kemudian ketika Ratu Jaywanta hendak mengenalkan Phool, Phool menggelengkan kepalanya, dgn bahasa tubuhnya Phool meminta Ratu Jaywanta utk tdak menyebut namanya,
Tepat pada saat itu Pangeran Pratap datang & memanggil ayahnya, Raja Uday Singh sangat senang melihat kepulangan Pangeran Pratap, Pangeran Pratap meminta restu ayahnya, Raja Uday Singh segera memeluk anak sulungnya itu, Phool mendekat kearah Ratu Jaywanta “Maharani Jaywanta, aku mohon sembunyikan indentitasku” ujar Phool cemas “Baiklah, aku akan mencoba tapi aku tdak tahu sampai kapan aku harus menyembunyikan identitasmu dari Maharaja Uday Singh" sementara itu Pangeran Pratap yg masih kangen-kangenan sama ayahnya bertanya “Aku ingin bertanya beberapa pertanyaan penting” ujar Pangeran Pratap, Pangeran Pratap bertanya tentang patung Meera Maa pada kedua orang tuanya, Ajabde juga ikut menimpali pembicaraan mereka “Pangeran Pratap, pergilah & ajaklah Ajabde utk melihat patung Dewa Khrisna dikuil Meera Bai” Pangeran Pratap merasa canggung dgn permintaan ibunya namun akhirnya Pangeran Pratap & Ajabde pergi menuju kekuil Meera Bai yg terdapat dibenteng Chittor sementara Phool diajak menuju kekamarnya oleh Ratu Sajja, ketika Phool hendak pergi bersama para Ratu, tiba-tiba Raja Uday Singh bertanya pada Phool “Oh iya, kau tadi, siapa namanya?” Phool & kedua ratu itu nampak panik & bingung.
Next Episode di Sinopsis Mahaputra Episode 208

Artikel keren lainnya: