http://hrn07.blogspot.com
Dikerajaan
Mewar, Pangeran Pratap memasuki ruangan para leluhurnya & mulai
mengutarakan keluh kesahnya pada para leluhurnya tentang perasaannya
& tentang pilihannya, Pangeran Pratap sedih & menangis, dari
kejauhan Ratu Jaywanta bisa melihat kesedihan Pangeran Pratap, dimana
Pangeran Pratap dihadapkan pada pilihan yg sangat sulit, mau tak mau
Pangeran Pratap harus bisa menerima Phool sebagai istrinya, hal ini demi
kebaikan semua orang untuk bersatunya bangsa Rajput
Ratu
Jaywanta segera menghampiri Pangeran Pratap, Ratu Jaywanta juga
mengutarakan kekesalannya, Ratu Jaywanta marah karena anaknya dipaksa
untuk menerima suatu hal yg tidak dia inginkan, Pangeran Pratap tertegun
melihat kemarahan ibunya dgn linangan air mata, Ratu Jaywanta juga
menangis dihadapan gambar semua leluhur kerajaan Mewar, tiba-tiba Ajabde
juga masuk kesana, Ratu Jaywanta bertanya pada Ajabde “Ajabde, kenapa
kau memberikan keputusanmu? Keputusanmu itu tidak akan ditulis sebagai
kata-kata emas, kau ini pengecut, Ajabde!” ujar Ratu Jaywanta kesal
“Rani Ma, kau benar-benar menjadi buta karena rasa keibuanmu itu, apakah
aku mengatakan hal yg salah?” Ratu Jaywanta & Pangeran Pratap
tertegun dgn ucapan Ajabde “Para leluhur kita telah mengorbankan diri
mereka untuk Rajputana maka kenapa kita tidak bisa melakukan hal itu?”
ucapan Ajabde semakin membuat Ratu Jaywanta & Pangeran Pratap
tetegun memperhatikan Ajabde “Pikiranku telah aku alihkan untuk
kepentingan tanah air kita sementara waktu, ibu, sekarang aku akan
melakukan segalanya demi tanah air kita, jadi aku mohon dgn amat sangat
padamu, ibu, lupakanlah semuanya” ujar Pangeran Pratap sambil
mengatupkan kedua tangannya didepan dada memohon pada ibunya sambil
menangis, Ratu Jaywanta merasa terharu akan pengorbanan Pangeran Pratap
& Ajabde, Ratu Jaywanta memeluk Pangeran Pratap erat kemudian
memeluk Ajabde & Pangeran Pratap bersama-sama, mereka bertiga saling
menangis satu sama lain
Di
Dangal, tempat latihan bertarung, Pangeran Pratap sedang melatih para
prajuritnya tentang taktik berperang “Dgn taktik ini maka kita bisa
bertarung dgn musuh manapun!” ujar Pangeran Pratap lantang, pada saat yg
bersamaan salah seorang pelayan menghampirinya & mengabarkan kalau
Phool ingin ngobrol dgn Pangeran Pratap & saat ini sedang menunggu
Pangeran Pratap di teras, Pangeran Pratap mengiyakan permintaan Phool,
setelah membubarkan prajuritnya, Pangeran Pratap segera menemui Phool yg
sudah menantinya sedari tadi “Ada apa, Phool? Kau memanggilku?” Phool
tersenyum sambil menatap Pangeran Pratap penuh dgn kecemasan “Pangeran
Pratap, kenapa kau melakukan ini? Kenapa kau melakukan persiapan
berperang?”, “Perang bisa terjadi sewaktu waktu, Phool, untuk itulah
kita harus bersiap siap” tepat pada saat itu Ajabde sedang berjalan
menuju ke tempat mereka, sesaat Pangeran Pratap terpana oleh kehadiran
Ajabde, Phool merasa Pangeran Pratap tidak memperhatikan apa yg
dikatakannya, ketika Phool menoleh kebelakang ternyata ada Ajabde yg
tersenyum manis di sebelahnya
Di
tempat Jalal, Jalal sedang menunggu jawaban dari Haji Khan (orang
Afghanistan) untuk bergabung dgnnya membentuk sebuah kesatuan, tiba tiba
datang utusan Haji Khan, begitu melihat pasukan Mughal, utusan Haji
Khan ketakutan & hendak melarikan diri dari sana namun Jalal
langsung melempar belatinya ke arah utusan Haji Khan itu, kemudian
mendekati mayat si utusan & membaca surat yg dibawanya, setelah
membaca surat tersebut Jalal & Bhairam Khan sangat marah
Di
kerajaan Mewar, semua anggota keluarga kerajaan Mewar sedang menyambut
tamu yg datang ke kerajaannya, rupanya nenek Phool, Ratu Uma Ji dari
kerajaan Marwar datang ke sana, Ratu Bhatyani sangat senang bisa bertemu
dgn Ratu Uma, tak lama kemudian Phool berlari lari dari dalam istana
& menemui neneknya itu “Neneeeek!!” Phool segera memeluk neneknya
erat “Phool, sayang” saat itu Ajabde ada dibelakang Phool, Ratu Umma
hanya memandangnya sebelah mata ketika Ajabde menyambutnya “Mana
Pangeran Pratap?”, “Dia sedang sibuk melakukan beberapa pekerjaan” sela
Ratu Jaywanta “Aku datang ke sini untuk hubungan yg akan di jalin antara
Phool & Pangeran Pratap jadi jangan di ganggu dgn berbagai macam
pekerjaan” Ratu Umma mengejek Ratu Jaywanta dgn gayanya yg sombong, Ratu
Bhatyani merasa senang karena pendukungnya bertambah satu lagi kini
“Maharani Jaywanta, tolong letakkan barang barangku itu di kamarku”
pinta Ratu Umma dgn gayanya yg culas
Ratu
Sajja Bai & Ratu Bhatyani mengajak Ratu Umma ke Dangal untuk melihat
Pangeran Pratap yg sedang berlatih pedang disana, saat itu Phool &
Ajabde juga ada disana “Maharani Umma Ji, Pangeran Pratap itu sangat
cocok sekali untuk cucumu” puji Ratu Sajja Bai,
Tak
lama kemudian seluruh anggota sedang berkumpul di ruang keluarga, Ratu
Umma Ji juga hadir disana “Aku nanti akan mengirimkan Pangeran Pratap ke
Kherwa” Ratu Jaywanta merasa heran dgn ucapan suaminya itu “Apakah ada
yg salah, Rana Ji?” tepat pada saat itu Pangeran Pratap memasuki ruangan
itu, Raja Uday Singh segera memanggilnya untuk ikut bergabung &
mengenalkan Ratu Umma Ji pada Pangeran Pratap, Pangeran Pratap meminta
restu pada Ratu Umma Ji dgn menyentuh kakinya “Maharaja Uday Singh, jika
kau pergi dgn Pangeran Pratap maka suamiku pasti akan langsung memilih
Pangeran Pratap sebagai pengantin pria untuk Phool” Pangeran Pratap
tertegun & menolak permintaan Ratu Umma Ji “Maaf Maharani Umma Ji,
saya tidak bisa pergi karena saya mempunyai banyak pekerjaan yg harus
saya kerjakan disini, di Mewar, saya harus segera menyelesaikannya” ujar
Pangeran Pratap “Baiklah, aku akan mencari cara yg lain” ujar Raja Uday
Singh sambil melirik ke arah Ratu Bhatyani “Rani Dheer Bai, kita akan
pergi bertemu dgn Raja Maldev Singh” Ratu Bhatyani tersenyum sambil
melirik ke arah Ratu Jaywanta “Tidak, Rana Ji, kak Jaywanta yg akan
menemani kau kesana” ujar Ratu Bhatyani, tak lama kemudian Pangeran
Pratap meninggalkan ruangan tersebut
Di
tempat Jalal, Jalal & pasukannya menyerang pasukan Haji Khan,
pasukan Jalal mampu melumpuhkan pasukan Haji Khan, Haji Khan segera
menyerah pada Jalal, Jalal kembali mendapat satu daerah yg di kuasainya.