http://hrn07.blogspot.com
By #Sally Diandra
Di
kerajaan Mewar, Raja Maldev Ji (kakek Phool) datang ke kerajaan Mewar,
keluarga Raja Uday Singh menyambutnya dgn penuh kegembiraan, Ratu Uma
Devi (nenek Phool) memberikan penyambutan utk suaminya dgn melakukan
aarti “Aku telah begitu lama tdak melihatmu” ujar Ratu Uma Devi “Dimana
anakku?” tiba-tiba Phool berteriak dari dalam istana sambil menghambur
keluar memeluk kakeknya “Kakek!” Raja Maldev Ji membalas pelukkan
cucunya “Bagaimana kabarmu, sayang?”, “Kakek kelihatan sangat tua sekali
sekarang” Raja Maldev hanya tersenyum “Dimana Pangeran Pratap?” Phool
merasa penasaran ketika tdak dilihatnya Pangeran Pratap dimana mana
“Kakek
benar benar tdak percaya kalau kau sudah besar sekarang” pada saat yg
bersamaan Ajabde menghampiri mereka “Sahabatmu juga ada disini rupanya”
ujar Maldev Ji “Ajabde, bawa ini semua ke kamarnya” Ratu Jaywanta segera
menghentikan perintah Ratu Uma Devi “Biarkan pelayan yg melakukannya”,
“Iyaa karena Ajabde akan membantu aku utk membuka semua hadiah hadiah
ini” ujar Phool sambil menyeringai senang, pada saat yg bersamaan
Pangeran Pratap menghampiri mereka setelah bepergian dari luar istana,
Raja Maldev Ji memeluk Pangeran Pratap erat “Pangeran Pratap, kau benar
benar berfikir ini sebuah impian yg besar & setelah menikah nanti,
kau akan mendapatkan impianmu” Pangeran Pratap hanya diam saja ketika
Raja Maldev merasa senang “Pangeran Pratap, kau kelihatannya tdak
bahagia setelah mendapatkan restu dari Raja Maldev Ji” Ratu Uma Devi
merasa aneh melihat tingkah Pangeran Pratap “Saat ini, aku tdak bisa
melihat sebuah impian” ujar Pangeran Pratap sambil tersenyum masam
kemudian pamit utk masuk ke dalam kamarnya, ketika berpapasan dgn
Ajabde, sejenak Pangeran Pratap berhenti & melihat Ajabde sekilas,
Ajabde pun membalas tatapan Pangeran Pratap dgn tatapan gelisah,
sedangkan dari tempatnya berdiri Raja Maldev Ji bisa melihat ketika
Pangeran Pratap & Ajabde saling memandang satu sama lain “Ajabde,
kenapa kau begitu tegang kalau bertemu dgn Pangeran Pratap?" ujar Phool
heran, Ajabde hanya terdiam tdak menjawab apapun, tak lama kemudian Raja
Maldev Ji memanggil Phool & berkata “Phool, jangan bagikan apapun
dgn Ajabde, kalau tdak kau bisa bisa harus berbagi perasaan cintamu
dgnnya”, “Tapi aku selalu berbagi apapun dgn Ajabde, kakek”
Di
kamar Bhatyani, saat itu Ratu Uma Devi sedang ngobrol dgn Bhatyani “Aku
tdak tahu apa yg akan dilakukan oleh Pangeran Pratap pada Raja Maldev
Ji, sehingga mereka bisa menerima hubungan ini” pada saat yg bersamaan
Ratu Jaywanta ikut bergabung dgn mereka & mengundang Ratu Uma Devi
menghadiri Mahila Sangeet
Ratu
Jaywanta, Ratu Sajja Bai, Phool & Ajabde meminta Pangeran Pratap
agar mau bermain sandiwara, awalnya Pangeran Pratap tdak mau tapi
kemudian akhirnya menyerah & mau ikut ambil bagian dalam sandiwara
Di
Agra, Jalal sedang membuat rencana dgn Bhairam Khan utk menyerang Ajmer,
salah satu prajuritnya mengabarkan ke Jalal kalau prajurit Haji Khan
telah melarikan diri “Tdak ada seorangpun yg akan menghentikan dia! Mata
mataku akan menghentikan mereka di Mewar!” ujar Jalal geram
Di
kerajaan Mewar, Pangeran Pratap, Phool & Ajabde mulai bersandiwara,
semua raja & ratu menonton sandiwara itu dgn perasaan senang &
semuanya berjalan lancar selama mereka melakukan sandiwara itu, hingga
akhirnya ketika adegan Pangeran Pratap & Ajabde, tiba-tiba Pangeran
Pratap melakukan dialog di luar dari skenario “Ajabde, apa yg akan kau
dapatkan dari semua ini, kau juga telah melakukan banyak pengorbanan!”
Ajabde hanya terdiam ketika Pangeran Pratap mengutarakan perasaannya
sambil berlinang airmata, Pangeran Pratap sedih, semua orang yg melihat
sandiwara itu mulai tegang “Aku tdak akan mundur dgn hubungan ini,
kalian tetap akan mendapatkan kesempatan kedua” Raja Maldev Ji mulai
melihat ada yg tdak beres dgn hubungan Pangeran Pratap & Phool,
sementara Phool yg mendengar dari balik panggung terheran heran begitu
mendengar ucapan Pangeran Pratap, Phool menangis tersedu sedu.
Di
dalam kamar Phool, Phool sedang menangis meratapi nasibnya, Phool
teringat ucapan Pangeran Pratap, Phool baru menyadari kalau Pangeran
Pratap tdak pernah mencintainya tapi mencintai Ajabde, Phool teringat
semua kejadian ketika Pangeran Pratap begitu peduli terhadap Ajabde,
ketika Pangeran Pratap menggandeng tangan Ajabde setelah mereka di
serang oleh pasukan Afghanistan, lalu ketika Pangeran Pratap membantu
Ajabde memanggul ember juga kejadian kejadian yg lain, saat itu Ajabde
menghampiri Phool seraya berkata “Phool, kau benar benar tetap akan
menikah dgn Pangeran Pratap! Bertengkarlah dgnku tapi jangan marah
padaku” pinta Ajabde sambil menangis, Phool teringat ucapan kakeknya
“Aku telah melakukan kesalahan! Aku seharusnya tdak membagikan
perasaanku dgn anak seorang menteri!” ujar Phool sambil menangis, ketika
Ajabde hendak memegang bahu Phool, Phool langsung berteriak “Berhenti!
Aku tdak mau lagi melihat wajahmu!” ujar Phool lantang sambil tdak
melihat ke arah Ajabde, Ajabde merasa terluka sambil menangis
sesenggukkan kemudian berbalik meninggalkan Phool sambil berjalan
perlahan lahan, Phool teringat bagaimana dulu dirinya berteman sangat
akrab dgn Ajabde, melakukan semuanya bersama sama, bahkan Phool juga
menganggap Ajabde sebagai sahabat yg sangat baik tapi saat ini semuanya
telah musnah, setelah Phool tahu bagaimana perasaan Pangeran Pratap yg
sebenarnya.
Sambil
terus menangis Ajabde meninggalkan Phool yg saat itu juga sedang
menangis, di koridor istana ketika Ajabde keluar dari kamar Phool,
Ajabde bertemu dgn Pangeran Pratap di sana, Ajabde merasa tegang, mereka
saling terdiam ketika berpapasan satu sama lain namun tak lama Pangeran
Pratap menghentikan langkah Ajabde “Ajabde, berhenti!” Ajabde menuruti
perintah Pangeran Pratap & berkata “Phool, sedang berada di
kamarnya” ujar Ajabde kemudian bergegas pergi meninggalkan Pangeran
Pratap, tak lama kemudian ketika Pangeran Pratap sedang berada di
halaman istana, Pangeran Pratap bertemu dgn Phool & mencoba utk
menghiburnya, tak lama setelah Pangeran Pratap meninggalkannya, salah
seorang pelayan mengabarkan pada Phool kalau kakek & neneknya
memanggilnya
Di
kamar Raja Maldev, Raja Maldev Ji, kakek Phool sangat marah pada
Pangeran Pratap seraya berkata “Raja Uday Singh & Ratu Jaywanta
telah memohon di hadapanku utk hubungan ini akan tetapi ternyata
Pangeran Pratap mencintai orang lain” ujar Raja Maldev Ji dgn nada marah
“Tenang, tenang, sabar” Ratu Uma Devi berusaha menenangkan suaminya
“Mereka telah melukai perasaan cucu kesayanganku, dia menangis sejadi
jadinya” ujar Raja Maldev lagi “Kalian tahu kan kalau aku selalu
mendapatkan apapun yg aku inginkan, aku masih ingin menikah dgn Pangeran
Pratap, kakek!” ujar Phool dgn gayanya yg manja “Phool, sekali lagi
nenek tegaskan padamu, kau harus memilih diantara mereka berdua, Ajabde
atau Pangeran Pratap!” pada saat yg bersamaan Raja Maldev Ji mendapat
kabar kalau ayah & ibunya Phool telah datang & menunggu mereka
di luar halaman istana Mewar, Phool sangat senang
Di
luar halaman istana Mewar, Raja Ram Singh Ji sangat berterima kasih pada
Raja Uday Singh utk penyambutan mereka, sementara itu salah satu
menteri Haji Khan bertanya pada salah satu warga penduduk tentang
benteng Chittor.
Sedangkan
Ajabde nampak sedang berdoa pada Dewa Khrisna, tak lama kemudian
Pangeran Pratap menemuinya disana & berkata “Ajabde, aku minta maaf,
aku telah melakukan kesalahan” pinta Pangeran Pratap dgn mengiba “Aku
tdak akan melihat wajahmu, paling tdak sampai kau menikah dgn Phool,
& lagi aku akan segera pergi dari sini’ ujar Ajabde sambil
membelakangi Pangeran Pratap, tepat pada saat itu Ratu Bhatyani juga
menghampiri mereka & mengabarkan kalau kedua orang tua Phool telah
datang di istana Mewar, saat itu Ajabde mau meninggalkan kuil tersebut
namun Ratu Bhatyani mencegatnya “Kalau begitu aku akan menemui mereka”
ujar Pangeran Pratap sambil meninggalkan mereka, kemudian Ratu Bhatyani
mencoba mengintimidasi Ajabde dgn kata katanya yg pedas
Di
halaman istana Mewar, Phool langsung berlari menyambut ke dua orang
tuanya, Phool sangat senang bisa melihat ayah & ibunya, setelah
meminta restu, Phool langsung menangis di pelukkan ibunya, ayah Phool
heran & bertanya tanya, Raja Uday Singh & Ratu Jaywanta merasa
tdak enak melihat situasi seperti ini, kemudian Raja Uday Singh &
Ratu Jaywanta mengajak tamu tamunya masuk ke dalam ruang keluarga,
sesampainya disana “Kau selalu bersama sama dgn Ajabde kan, Phool? Kau
kelihatannya sangat kecewa, iyaa ayah tahu kenapa kau sangat kecewa,
ayooo ceritakan pada ayah bagaimana keadaan Ajabde?” Phool hanya terdiam
sambil terus menangis, tak lama kemudian Pangeran Pratap menghampiri
mereka & meminta restu dari Raja Ram Singh, Raja Ram Singh memeluk
Pangeran Pratap, Pangeran Pratap meminta restu pada ibunya Phool,
kemudian Raja Ram Singh bertanya tentang Ajabde pada Pangeran Pratap,
belum juga Pangeran Pratap menjawab pertanyaan Raja Ram Singh, Raja
Maldev menghampiri mereka seraya berkata “Teman teman Pangeran Pratap
tdak akan berada di pesta itu besok” Pangeran Pratap kemudian pamit utk
memanggil teman temannya, sepeninggal Pangeran Pratap, Raja Maldev
meminta pada semua orang yg hadir disana “Kita seharusnya mengirimkan
Ajabde pulang ke rumahnya!” semua orang terkejut mendengarnya.